Analisis Bioekonomi Model Gordon – Schaefer Sumberdaya Ikan Lemuru (Sardinella lemuru) di Perairan Selat Bali.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa status pemanfaatan sumberdaya ikan lemuru di Wilayah Perairan Selat Bali, menghitung keuntungan yang diterima nelayan pada tingkat MSY ( Manajemen Sustainable Yield ), MEY ( Manajemen Economic Yield ) di Perairan Selat Bali wilayah BALI, menentukan tingkat kelayakan usaha penangkapan ikan lemuru di Perairan Selat Bali serta menentukan alternatif kebijakan yang dapat ditempuh pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya ikan lemuru di Perairan Selat Bali. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan untuk pengumpulan data serta cara memperoleh informasi yang digunakan adalah tehnik survey. Sedangkan untuk pengambilan sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sample atau sampel bertujuan. Dan untuk analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis terhadap parameter biologi, parameter ekonomi dan analisis kelayakan usaha. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai RFP ( Relative fishing power ) yaitu kemampuan relatif alat tangkap dengan nilai sama dengan 1 adalah alat tangkap purse seine. Alat tangkap yang mempunyai nilai RFP =1 digunakan sebagai standar, dalam hal ini alat tangkap purse seine , sehingga satu unit alat tangkap standart dihitung sebagai 1 effort standar. Dari hasil perhitungan, didapatkan keuntungan pada tingkat MSY sebesar Rp 50.820.403.034,68, dan keuntungan pada tingkat MEY yaitu sebesar Rp.52.293.132.565,6. Sedangkan untuk optimalisasi ekonomi, diperoleh nilai E MEY sebesar 36 unit dan nilai CMEY sebesar 58.624 ton. Nilai ini lebih kecil jika dibandingkan dengan MSY, yaitu EMSY = 42 unit dan CMSY = 59.791,74 ton/tahun. Status perikanan yang ada di Perairan Selat Bali Wilayah Bali secara ekonomi dapat dikatakan economic overfishing hal ini dapat dilihat dari jumlah alat tangkap purse seine yang ada di Wilayah Bali pada tahun 2006 yaitu sebesar 76 unit jumlahnya lebih besar jika dibandingkan dengan hasil perhitungan Gordon – Schaefer Eoptimum sebesar 42 unit. Dimana faktor input ( effort ) perikanan yang digunakan melebihi kapasitasnya untuk memanen stok ikan yang sedikit. Untuk menerapkan pengelolaan sumberdaya selanjutnya harus mengetahui status perikanan suatu perairan sehingga dapat merumuskan suatu kebijakan yang bertanggung jawab. Maka, dapat dikemukakan beberapa alternatif tindakan yang dapat ditempuh oleh nelayan purse seine dan pemerintah antara lain : Mengurangi biaya operasional dengan memberikan harga solar (bahan bakar) bersubsidi untuk nelayan, sehingga dapat menekan biaya operasional yang dikeluarkan dan menambah pendapatan nelayan purse seine dan menurunkan/mengurangi jumlah armada purse seine yang beroperasi di Selat Bali Wilayah Bali sampai titik effort MEY, Meningkatkan mutu hasil tangkapan sehingga dapat menaikkan permintaan dan memperbaiki harga ikan, dan Merevisi kembali SKB (Surat Keputusan Bersama) antara Gubernur Jawa Timur dan Gubernur Bali tentang kuota purse seine untuk masing-masing propinsi Jawa Timur dan Propinsi Bali yang beroperasi di Perairan Selat Bali. Pada satu unit usaha penangkapan ikan lemuru ( Sardinelle lemuru ) menggunakan alat tangkap standart purse seine didapatkan keuntungan dalam 1 tahun Rp. 348.701.028,5,- ; Rentabilitas Usaha 81 %; NPV Rp. 2.091.823.736 > 1 ; Net B/C 7,5 > 1 ; IRR 144,11 % > tingkat suku bunga BANK ; dan payback periode 5,1 tahun. Maka dapat disimpulkan usaha ini layak untuk dikembangkan. Saran Bagi pemilik usaha penangkapan ikan lemuru (nelayan purse seine ) hendaknya melakukan pencatatan secara baik mengenai pemasukan dan pengeluaran usaha, serta mengetahui cara penanganan yang baik terhadap ikan hasil tangkapan. Dilakukan pengujian kevalidan data skunder yang terkadang tidak sesuai dengan keadaan lapang