Analisis Kepuasan Konsumen DalamPembelian Produk Bakpia Patuk 75 Yogyakarta

Yogyakarta merupakan salah satu kota budaya dan pendidikan di Indonesia, oleh karena itu banyak pelajar dan mahasiswa yang datang dari berbagai daerah untuk menuntut ilmu. Selain itu Yogyakarta dengan segala ciri khasnya mampu menarik wisatawan domestik serta manca negara untuk berkunjung, sehingga menjadikan Yogyakarta sebagai salah satu daerah pariwisata potensial di Indonesia. Salah satu daya tarik pariwisata dari kota Yogyakarta adalah ragam seni kulinernya, diantaranya “Bakpia Pathuk”. Dinamakan pathuk karena bakpia tersebut diproduksi di Kampung Pathuk Yogyakarta sejak sekitar tahun 1948. Sedangkan kue bakpia sendiri sebenarnya berasal dari Cina dengan nama Tou Luk Pia, yang artinya adalah kue (pia) kacang hijau (Bakpia Pathuk, 2005). Seiring dengan bertambahnya jumlah wisatawan yang berkunjung di Yogyakarta, maka jumlah permintaan kue bakpia sebagai makanan khas juga meningkat. Semakin meningkatnya permintaan konsumen mendorong tumbuhnya industri serupa, hal ini terbukti dengan banyaknya perusahaan-perusahaan bakpia baru yang muncul. Banyaknya perusahaan produsen bakpia dengan sendirinya akan mempertajam persaingan antar perusahaan. Untuk dapat bertahan dalam persaingan pada umumnya perusahaan menerapkan strategi bisnis kombinasi antara strategi ofensif dan defensif (Fornell, 1992 dalam Tjiptono, 1997). Strategi ofensif terutama ditujukan untuk mendapatkan pelanggan yang baru. Penerapan strategi ini pada umumnya menyebabkan memfokuskan upaya perusahaan meningkatkan pasar, penjualan serta pelanggan dan mengabaikan selera dan kepuasan pelanggan. Hal ini memperbesar peluang berpindahnya pelanggan pada perusahaan lain. Sebaliknya strategi bisnis defensif ditujukan untuk mempertahankan pasar yang sudah ada, untuk itu perusahaan sangat berkepentingan terhadap perkembangan selera dan kepuasan pelanggan