Pengaruh Mulsa dan Sumber Nitrogen yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium cepa L. Var. ascalonicum)

Tanaman Bawang Merah (Allium cepa L. var. ascalonicum) merupakan penyumbang nilai gizi yang signifikan terhadap pola makan manusia, memiliki sifat obat dan terutama untuk dikonsumsi karena rasanya yang dapat meningkatkan selera makan (Randle, 2000). Sehingga wajar jika jumlah permintaan bawang merah terus meningkat setiap tahunnya. Menurut (BPS, 2013), pada tahun 2013 jumlah produksi bawang merah di Indonesia mencapai 1.010.773 ton dan dari tahun 2010 sampai tahun 2013, Indonesia masih mengimpor bawang merah sebanyak 452,07 ribu ton, jadi dapat dikatakan bahwa produksi bawang merah di Indonesia belum bisa mencukupi kebutuhan di dalam negeri. Produksi bawang merah dapat ditingkatkan dengan adanya teknologi budidaya, salah satunya yaitu dengan penggunaan mulsa jerami dan pemilihan pupuk yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengaplikasian mulsa jerami dan sumber nitrogen yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil produksi bawang merah. Hipotesis dari penelitian ini adalah penggunaan mulsa jerami dan pemberian sumber nitrogen yang berbeda memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan hasil produksi yang berbeda. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 – Oktober 2016 di Desa Balonggebang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian adalah cangkul, bajak, tangki sprayer, kamera, gunting, meteran, penggaris, timbangan, papan label, tali/raffia serta alat tulis dan untuk bahannya adalah berupa benih bawang merah varietas Bauji sebanyak 5040 benih, pupuk N dengan dosis 200 kg.ha-1 (pupuk Urea, NPK, ZA, SP-36, KCL,) jerami padi, herbisida dan pestisida. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) kombinasi dengan 14 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan M0N1 ( Tanpa Mulsa + NPK 100%), M0N2 (Tanpa Mulsa + Urea 100%), M0N3 (Tanpa Mulsa + ZA 100%), M0N4 (Tanpa Mulsa + Urea 60% + ZA 40%), M0N5 (Tanpa Mulsa + Urea 40% + ZA 60%), M0N6 (Tanpa Mulsa + NPK 60% + ZA 40%), M0N7 (Tanpa Mulsa + NPK 40% + ZA 60%), M1N1 ( Menggunakan Mulsa + NPK 100%), M1N2 (Menggunakan Mulsa + Urea 100%), M1N3 (Menggunakan Mulsa + ZA 100%), M1N4 (Menggunakan Mulsa + Urea 60% + ZA 40%), M1N5 (Menggunakan Mulsa + Urea 40% + ZA 60%), M1N6 (Menggunakan Mulsa + NPK 60% + ZA 40%) dan M1N7 (Menggunakan Mulsa + NPK 40% + ZA 60%). Pengamatan dilakukan pada komponen pertumbuhan meliputi tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), jumlah anakan per rumpun (anakan) dan pengamatan panen dengan parameter yang diamati meliputi bobot segar total tanaman (g.tan-1) serta bobot segar umbi panen (g.tan-1 dan ton.ha-1). Data pengamatan yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (Uji F) pada taraf 5%. Apabila hasil uji diperoleh pengaruh perlakuan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan menggunakan mulsa dan kombinasi antara pupuk NPK dan ZA memberikan hasil pertumbuhan dan hasil panen tanaman bawang merah yang lebih baik. Berdasarkan hasil analisis usaha tani, hasil yang lebih efisien dari semua perlakuan adalah perlakuan M0N6 (Tanpa menggunakan mulsa jerami dan pupuk NPK 60% + ZA 40%), M0N7 (Tanpa menggunakan mulsa jerami dan pupuk NPK 40% + ZA 60%), M1N6 (Menggunakan mulsa jerami dan pupuk NPK 60% + ZA 40%) dan perlakuan M1N7 (Menggunakan mulsa jerami dan pupuk NPK 40% + ZA 60%), sedangkan untuk hasil yang paling efisien adalah perlakuan M1N6 dengan total biaya sebesar Rp. 88.221.122, total hasil Rp. 293.600.000 dan R/C ratio sebesar 3,3