Introduksi dan Persepsi Petani Tentang Karakteristik Varietas Unggul Kedelai Grobogan (Studi Kasus Sebuah Kelompok Tani di Desa Nglebur Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan)

Suatu inovasi yang menguntungkan terutama untuk mendukung kesejahteraan petani dan pembangunan daerah sudah sepatutnya dikembangkan. Pengembangan suatu inovasi berjalan dengan baik dapat berawal dari adanya dukungan masyarakat berupa penilaian dan kepercayaan terhadap suatu inovasi yang bernilai tinggi. Media komunikasi sebagai sarana penyalur inovasi kepada khalayak merupakan strategi yang baik untuk digunakan dalam pengembangan inovasi. Media komunikasi merupakan salah satu aspek komunikasi untuk mendukung dalam menghasilkan komunikasi secara efektif dan membantu menyalurkan inovasi atau teknologi baru, sehingga inovasi tersebut dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan introduksi varietas kedelai Grobogan, (2) mendeskripsikan peran penggunaan media komunikasi dalam introduksi varietas unggul kedelai Grobogan dan (3) mengetahui persepsi petani tentang karakteristik varietas kedelai Grobogan. Penelitian ini dilakukan di Desa Nglebur, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan pada bulan Mei-Juni 2016. Metode penentuan responden atau subjek penelitian dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Penelitian ini menggunakan key informan meliputi pemandu program, penasehat kelompok tani dan ketua kelompok tani. Penelitian ini menggunakan seluruh petani binaan Bank Indonesia sebanyak 15 petani sebagai subyek penelitian. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan media komunikasi yang berperan dalam memperkenalkan varietas kedelai Grobogan. Persepsi petani tentang karakteristik varietas tersebut dijabarkan menggunakan analisis deskriptif dengan bantuan alat kuantitatif melalui pemberian skor dengan skala semantic differential. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa introduksi varietas kedelai Grobogan dilakukan melalui kegiatan sosialisasi, pelatihan budidaya, pelaksanaan demonstrasi plot (Demplot) dan pelaksanaan Farmer Field Day (FFD). Berdasarkan introduksi tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan sosialisasi dilakukan untuk memilih anggota kelompok yang bersedia menjalankan program bersama Bank Indonesia, namun hanya satu kelompok tani saja yang bersedia yaitu Kelompok Tani Mekar Lestari I. Anjuran penanaman kedelai Grobogan yaitu dengan cara ditugal, pengaturan jarak tanam, pengolahan tanah dan penggunaan pupuk cair organik. Anjuran penanaman tersebut ternyata hanya dilakukan oleh salah satu petani binaan saja, sedangkan yang lainnya dilakukan dengan cara ditebar. Petani merasa bahwa cara tersebut tidak sesuai dengan kebiasaan petani, terlalu rumit dan memakan banyak waktu sehingga petani banyak yang menanam tidak sesuai anjuran. Beberapa media komunikasi yang digunakan dalam introduksi varietas kedelai Grobogan kepada petani yaitu media massa (banner), media interpersonal (tatap muka), media interaktif (HP), demplot dan FFD. Diantara media tersebut, media komunikasi yang berperan dan efektif bagi petani dalam memberikan informasi terkait varietas kedelai Grobogan yaitu media interpersonal berupa pertemuan kelompok dan percakapan petani serta demplot sebagai contoh penanaman kedelai Grobogan dan tempat diskusi petani dilahan. Media yang cukup efektif digunakan yaitu FFD. Media yang kurang efektif bagi petani yaitu media interaktif berupa HP dan media yang tidak efektif bagi petani yaitu media massa berupa banner. Persepsi petani secara umum tentang karakteristik varietas kedelai Grobogan masih tergolong sedang (60,06%). Persepsi petani terhadap karakteristik varietas kedelai Grobogan yang memiliki nilai paling rendah yaitu kompleksitas yang memiliki nilai persentase sebesar 28,25%. Hal tersebut dikarenakan petani menganggap bahwa teknik penanaman varietas kedelai Grobogan rumit untuk dilakukan. Rumitnya teknologi budidaya yang dipraktekkan petani dalam menanam kedelai Grobogan menjadi pertimbangan petani untuk tidak menggunakan varietas kedelai Grobogan