Respon Pembungaan Tiga Varietas Bawang Merah (Allium ascalonicum L.

Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran dari jenis umbi-umbian yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan masakan dan juga dimanfaatkan untuk kesehatan. Peningkatan kebutuhan masyarakat akan komoditas bawang merah belum diimbangi dengan peningkatan produksinya. Salah satu upaya peningkatan produksi bawang merah yaitu dengan penggunaan TSS (True Shallot Seed) dan perbaikan varietas bawang merah. Akan tetapi, upaya peningkatan produksi bawang merah masih terdapat beberapa kendala yang salah satunya yaitu tingkat pembungaan bawang merah yang rendah. Hal ini dikarenakan lingkungan di Indonesia tidak mendukung proses inisiasi pembungaan tanaman bawang merah. Menurut Permadi dalam Rosliani et al. (2005), bawang merah di Indonesia memiliki kemampuan untuk berbunga, namun pembungaan bawang merah tidak serempak dan masih rendah, oleh karena itu diperlukannya suatu upaya untuk menstimulasi pembungaan pada tanaman bawang merah. Salah satunya yaitu dengan pemberian hormon pengatur tumbuh atau yang biasa disebut dengan zat pengatur tumbuh, seperti BAP dan GA3. Penelitian ini bertujuan untuk melihat respon pembungaan pada masing-masing varietas bawang merah dengan pemberian dua jenis dan aplikasi ZPT yang berbeda. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari–Juni 2016 di Desa Punten, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Jawa Timur. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan 3 faktor yaitu Varietas Bawang Merah sebagai faktor pertama; jenis ZPT sebagai faktor kedua dan cara aplikasi ZPT sebagai faktor ketiga. Varietas bawang merah sebagai faktor pertama terdiri dari 3 taraf yaitu Varietas Sumenep (V1), Varietas Nganjuk-1 (V2), Varietas Nganjuk-2 (V3). Jenis ZPT sebagai faktor kedua terdiri dari 2 taraf yaitu ZPT jenis BAP (Z1) dan ZPT jenis GA3 (Z2). Cara Aplikasi ZPT sebagai faktor ketiga terdiri dari 2 taraf yaitu perendaman (A1) dan perendaman+penyemprotan saat 3 dan 5 MST (A2), sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan dengan 3 kali ulangan. Parameter pengamatan meliputi panjang tanaman, jumlah anakan, umur awal berbunga, persentase tanaman berbunga per petak, jumlah umbel per tanaman, panjang tangkai umbel, diameter tangkai umbel, jumlah umbi per tanaman, bobot umbi per tanaman. Data telah dianalisis menggunakan analisis ragam ANOVA dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) (α = 5%) untuk melihat beda nyata antar perlakuan. ii Hasil dari penelitian diantaranya adalah terdapat perbedaan pada panjang tanaman dan bobot umbi per tanaman yang disebabkan pengaruh utama varietas dan jenis ZPT; perbedaan pada jumlah anakan (2 MST), dan jumlah umbel per tanaman disebabkan oleh pengaruh interaksi antara varietas dan jenis ZPT; perbedaan pada jumlah anakan (4, 6 dan 8 MST), jumlah umbel per tanaman dan diameter tangkai umbel disebabkan oleh pengaruh interaksi antara jenis dan aplikasi ZPT; perbedaan pada umur awal berbunga, persentase tanaman berbunga per petak, panjang tangkai umbel dan diameter tangkai umbel disebabkan oleh pengaruh interaksi varietas, jenis ZPT dengan aplikasi ZPT. Kesimpulan yang diperoleh diantaranya adalah pemberian ZPT jenis BAP dan GA3 dengan cara aplikasi perendaman dan perendaman+penyemprotan tidak mampu menstimulasi pembungaan pada varietas sumenep (V1), respon pembungaan varietas nganjuk-1 (V2) yang paling efektif yaitu pada pemberian ZPT jenis BAP dengan cara aplikasi perendaman, dan respon pembungaan varietas nganjuk-2 (V3) yang paling efektif yaitu pada pemberian ZPT jenis BAP dengan cara aplikasi perendaman+penyemprotan saat 3 dan 5 MST