Analisis Kelayakan Finansial Dan Strategi Pengembangan Agroindustri Olahan Salak (Studi Kasus Kelompok Tani Ambudi Makmur Ii Di Desa Kramat, Kabupaten Bangkalan)

Pengembangan agroindustri merupakan suatu upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan, mengurangi jumlah pengangguran, serta dapat meningkatkan pendapatan para produsen (Soekartawi, 2001). Komoditas pertanian yang mempunyai potensi untuk dikembangkan dalam agroindustri adalah produk hortikultura. Jenis produk hortikultura yang harus mendapat perhatian dan mendapat nilai tambah adalah komoditas buah-buahan, karena produk hortikultura ini setelah dipanen akan mudah mengalami kerusakan yang menyebabkan kerugian bagi petani. Salah satu komoditas pertanian yang mempunyai potensi untuk dikembangkan adalah buah salak. Salah satu agroindustri yang telah mengolah komoditi salak menjadi produk olahan adalah agroindustri Kelompok Tani Ambudi Makmur II yang berada di desa Kramat, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan. Kemunculan agroindustri olahan salak Kelompok Tani Ambudi Makmur II karena jarak tempat produksi dengan pemasok bahan baku cukup dekat yaitu berada pada desa yang sama, yaitu di Desa Kramat yang merupakan sentra produksi buah salak. Sebagai agroindustri yang telah lama diusahakan, agroindustri ini masih bersifat usaha berskala rumah tangga. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan evaluasi yang lebih mendalam terhadap keadaan agroindustri olahan salak Kelompok Tani Ambudi Makmur II untuk mengembangkan skala usahanya yaitu berupa kelayakan finansial dan strategi pengembangan usaha. Kelayakan finansial adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha atau proyek (Ichasan,1998). Tujuan dari kelayakan finansial adalah untuk mengetahui tingkat keuntungan yang dapat dicapai melalui investasi dalam usaha; menghindari pemborosan sumber-sumber daya, yaitu menghindari pelaksanaan kegiatan yang tidak menguntungkan. Strategi adalah tindakan yang dilakukan secara terus menerus berdasarkan analisis terhadap lingkungan yang dihadapi untuk mencapai tujuan agroindustri olahan salak Kelompok Tani Ambudi Makmur II. Strategi untuk menghadapi lingkungan eksternal dapat ditetapkan dengan mengetahui apa yang menjadi ancaman (Threats) dan apa yang menjadi peluang (Opportunities) bagi agroindustri. Setelah mengetahui lingkungan eksternal yang dihadapi, maka analisis lingkungan internal perlu dilakukan guna mengetahui apa yang menjadi kekuatan (Strenghs) dan apa yang menjadi kelemahan (Weakness) dari agroindustri. Dengan demikian agroindustri selalu dapat beradaptasi dengan lingkungan sehingga upaya untuk mencapai tujuan agroindustri senantiasa akan dapat dicapai. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis tingkat kelayakan finansial usaha olahan salak dan Merumuskan strategi pengembangan agroindustri olahan salak Kelompok Tani Ambudi Makmur II di Desa Kramat. Penarikan responden dilakukan secara purposive pada pengurus agroindustri olahan salak dan pedagang perantara. Jumlah pengurus agroindustri olahan salak berjumlah 6 orang dan pedagang perantara berjumlah 6 orang dijadikan responden yang keseluruhannya diwawancarai sehingga data yang diperoleh lebih akurat. Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui kelayakan finansial salah satu produk agroindustri olahan salak seperti dodol salak yaitu analisis Biaya, Penerimaan, Pendapatan, R/C ratio, dan Break Even Point. Sedangkan untuk strategi pengembangan melalui analisis lingkungan internal dan eksternal, Matrik IE, Matrik Grand Strategi, analisis SWOT, dan penetuan strategi menggunakan QSPM. Hasil perhitungan analisis kelayakan finansial yang dilakukan pada salah satu produk olahan salak agroindustri Kelompok Tani Ambudi Makmur II yaitu pada produk dodol salak menunjukkan hasil biaya tetap sebesar Rp.39.224, biaya variabel Rp. 587.000, biaya total Rp. 626.224 , penerimaan Rp. 900.000, dan pendapatan sebesar Rp. 273.756. Untuk menilai agroindustri ini layak atau tidak untuk dikembangkan maka dilihat dari nilai R/C ratio dan Break Even Point. Nilai R/C ratio dodol salak diperoleh sebesar 1,4. Nilai R/C ratio dodol salak yang lebih dari satu, berarti produk dodol salak merupakan produk yang layak dan menguntungkan. Sedangkan hasil perhitungan Break Even Point (BEP) produksi dodol salak diperoleh nilai BEP unit sebesar 18,8 unit dengan produksi 30 kg salak dan BEP harga dodol salak Rp.654 dengan BEP penerimaan sebesar Rp. 98.060. Produksi dan penerimaan dodol salak telah melebihi titik impas, maka dodol salak berada pada posisi yang menguntungkan dan layak untuk dikembangkan. Sedangkan hasil analisis matrik IE, matrik Grand Strategy, dan Matriks SWOT, strategi yang dapat diterapkan pada agroindustri olahan salak Kelompok Tani Ambudi Makmur II adalah strategi pertumbuhan. Pada analisis matrik grand strategy menunjukkan bahwa agroindustri olahan salak berada pada kuadran I (posisi agresif), maka strategi yang dapat diterapkan adalah strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Berdasarkan hasil analisis SWOT dan QSPM diperoleh tiga strategi dalam strategi SO (Strenghs-Opportunities) yaitu (a) Memperluas jangkauan pemasaran; (b) Memanfaatkan kemudahan memperoleh bahan baku untuk meningkatkan jumlah produksi sehingga agroindustri dapat memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat; (c) Meningkatkan loyalitas/kepercayaan konsumen dengan citra positif yang telah terbangun dari adanya merk, label dan inovasi kemasa