Analisis Strategi SWOT Dalam Pengembangan Koperasi Agribisnis Dana Mulya Di Kabupaten Mojokerto

Peran koperasi sebagai pelaku ekonomi untuk ikut serta mewujudkan ekonomi nasional yang tangguh dan mandiri sangat diperlukan, dan koperasi bukan hanya unsur pelengkap diantara pelaku ekonomi, melainkan sebagai mitra sejajar bagi BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan swasta lainnya. Untuk itu koperasi sebagai badan usaha yang sekaligus merupakan gerakan ekonomi rakyat perlu terus ditingkatkan kualitas dan kemandiriannya serta lebih banyak bersikap proaktif agar dapat berpartisipasi secara lebih luas dalam proses pembangunan. Sehubungan dengan hal tersebut maka beberapa sasaran utama pengembangan koperasi yang hendak ditempuh pemerintah dalam era pembangunan jangka panjang adalah pengembangan usaha, pengembangan sumber daya manusia, peningkatan peran pemerintah dan kerjasama internasional (Baswir, 2000). Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas di Koperasi Agribisnis Dana Mulya dan (2) mengetahui faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal serta menentukan perencanaan strategi yang tepat dalam pengembangan Koperasi Agribisnis Dana Mulya. Metode analisis data yang digunakan, yaitu kuantitatif dengan analisis rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas. Data yang digunakan adalah laporan keuangan koperasi dari tahun 2011-2015. Sedangkan metode deskriptif untuk menganalisis SWOT yaitu dengan mendeskripsikan faktor internal dan eksternal koperasi menggunakan matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, matriks Grand Strategy, dan analisis QSPM. Dari hasil analisis rasio likuiditas didapat nilai rata-rata rasio lancar 127,58% dan rasio cepat 120% yang berarti bahwa Koperasi Agribisnis Dana Mulya dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dari hasil analisis rasio solvabilitas, didapat nilai rata-rata rasio modal sendiri dengan aktiva total 8,96%, modal sendiri dengan aktiva tetap 58,27%, aktiva tetap dengan hutang jangka panjang 108,28% yang berarti bahwa koperasi dapat memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Dari hasil analisis rasio rentabilitas didapat nilai rata-rata rasio perputaran total aktiva 2,05%, Return On Investment (ROI) 2,24%, Return On Equity (ROE) 25,3% yang berarti bahwa kemampuan koperasi untuk mendapatkan keuntungan sudah baik walaupun ada kendala pada volume penjualan susu sapi segar. Berdasarkan hasil perhitungan STAS (Sum Total Attractiveness Scores) rata-rata pada analisis QSPM maka prioritas strategi terbaik yang dilakukan saat ini adalah meningkatkan jumlah produksi dan kualitas susu sapi perah dengan nilai STAS rata-rata tertinggi sebesar 5,2735. Sedangkan nilai STAS kedua yaitu terdapat pada STAS 2 dengan jumlah sebesar 5,1602. Posisi keuangan Koperasi Agribisnis Dana Mulya dikategorikan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari hasil rasio keuangan yang menunjukkan nilai yang positif. Berdasarkan hasil analisis SWOT dipilih 2 (dua) strategi berdasarkan posisi Koperasi Agribisnis Dana Mulya pada matrik Grand Strategy yang terletak pada kuadran I, sehingga strategi yang sesuai digunakan untuk koperasi adalah strategi SO (Strenght Opprtunity). Strategi tersebut diurutkan dengan menggunakan matriks QSP (QSPM). Adapun urutan prioritas strategi yang dilaksanakan oleh pihak koperasi adalah (1) meningkatkan jumlah produksi dan kualitas susu sapi perah dan (2) membuka toko sendiri untuk menjual langsung susu sapi siap minum. Adapun saran yang dapat diberikan kepada Koperasi Agribisnis Dana Mulya, yaitu terkait dengan hasil pada rasio solvabilitas menunjukkan nilai yang terus menurun, koperasi perlu menambah modal sendiri misalnya dengan menambah iuran anggota koperasi setiap bulannya mengingat anggota koperasi yang ada pada saat ini mencapai 1387 orang. Koperasi Agribisnis Dana Mulya perlu mengoptimalkan program pendidikan dan pelatihan kepada peternak yang tergabung dalam anggota koperasi maupun non anggota koperasi. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan dan profesionalitas peternak dalam penggunaan teknologi sehingga adanya peningkatan terhadap kualitas SDM peternak. Koperasi perlu melakukan promosi yang lebih intensif tentang kegiatan mereka dan meningkatkan pelayanan usaha kepada anggota dan non anggota. Hal tersebut berguna untuk menarik calon anggota dan memerikan pelayan terbaik dari koperasi. Jika calon anggota bertambah, maka produksi susu dan keuntungan koperasi akan meningkat