Analisis Marjin Pemasaran pada Saluran Distribusi Benih Padi di Desa Clumprit, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang

Benih Berperan Penting Dalam Usahatani Padi. Siregar (1981) Menjelaskan Bahwa Penggunaan Benih Yang Belum Terjamin Kualitasnya Akan Menyebabkan Potensi Produksi Tidak Dapat Dipastikan. Saluran Distribusi Penting Untuk Pemenuhan Benih Bagi Petani Karena Anggota Yang Ada Dalam Saluran Distribusi Berperan Menjembatani Perbedaan Kepemilikan, Waktu, Dan Tempat Sehingga Dapat Mempertemukan Barang Serta Nilai Yang Ditambahkan Dengan Konsumen (Kotler Dan Armstrong, 2008). Sehubungan Dengan Nilai Tambah Akan Ada Peningkatan Harga, Tetapi Petani Mengharapkan Sistem Pemasaran Dengan Marjin Sekecil Mungkin. Dengan Penelusuran Saluran Distribusi Benih Non-Subsidi Akan Didapati Lembaga Pemasaran Yang Menyalurkan Benih, Sementara Untuk Benih Bersubsidi Diharapkan Dapat Diketahui Lembaga Yang Berperan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Benih Bersubsidi Di Desa Clumprit. Dengan Demikian Penelitian Ini Dirasa Penting Untuk Dilaksanakan Dengan Tiga Tujuan Yaitu: 1) Mengidentifikasi Lembaga Yang Terlibat Dalam Saluran Produksi Dan Penyebaran Benih Padi, 2) Menganalisis Fungsi Pemasaran Yang Dijalankan Dari Setiap Lembaga Pemasaran, 3) Menganalisis Marjin Pemasaran Yang Dihasilkan Dari Setiap Lembaga Pemasaran Di Desa Clumprit Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang. Penelitian Ini Dilaksanakan Di Desa Clumprit Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang. Desa Ini Memiliki Empat Kelompok Tani, Yaitu: 1) Dewi Sri I, 2) Dewi Sri II, 3) Sejahtera I, Dan 4) Sejahtera Abadi. Pemilihan Lokasi Penelitian Ini Dilakukan Secara Purposive Dengan Pertimbangan Kelompok Tani Dewi Sri II Menjadi Penerima Subsidi Benih Varietas Ciherang Dengan Jumlah Terbanyak Untuk Kabupaten Malang Pada Tahun 2014. Pemilihan Responden Kelompok Tani Dipilih Dengan Metode Simple Random Sampling. Responden Untuk Lembaga Saluran Ditentukan Dengan Metode Snowball Sampling Dari Konsumen Sampai Kepada Produsen Benih. Melalui Metode Ini Ditemukan Bahwa Ada Tiga Responden Pengecer, Satu Responden Pedagang Besar, Dan Tiga Produsen. Ada Tiga Produsen Benih Dalam Penelitian Ini, Yaitu PT. Pertani Dan UD Viva Tani Yang Memproduksi Benih Non Subsidi Dan PT. Sang Hyang Seri Yang Memproduksi Benih Bersubsidi. Ada Empat Lembaga Yang Menyalurkan Benih Yaitu Toko Abadi, Toko Tani Sejahtera, Dan Toko Tani Makmur Sebagai Pengecer Serta Toko Tani Sejati Sebagai Pedagang Besar. Ada Empat Saluran Yang Terbentuk Dalam Distribusi Benih Padi Yang Terdiri Dari Satu Saluran Distribusi Benih Bersubsidi Dan Tiga Saluran Distribusi Benih Non Subsidi. Saluran Distribusi Terpendek Adalah Saluran Distribusi Benih Bersubsidi Yang Didistribusikan Tanpa Lembaga Pemasaran. Saluran Kedua Memiliki Satu Lembaga Pemasaran Saja Dan Dua Saluran Lainnya Memiliki Dua Lembaga Dalam Satu Saluran. Perbedaan Ini Disebabkan Oleh Benih Bersubsidi Yang Penyalurannya Diatur Oleh Dinas Pertanian, Sementara Pada Saluran Kedua Dengan Ketiga Dan Keempat Disebabkan Pada Saluran Kedua Toko Pengecer Telah Terdaftar Menjadi Penyalur Sementara Tidak Pada Saluran Ketiga Dan Keempat. Baik Produsen Dan Lembaga Pemasaran Dalam Penelitian Ini Menjalankan Fungsi Pertukaran, Fungsi Fisik, Dan Fungsi Fasilitas Namun Masing-Masing Lembaga Memiliki Jumlah Kegiatan Yang Berbeda Untuk Menyediakan Ketiga Fungsi Ini. Dalam Fungsi Pertukaran Di Tingkat Produsen PT. Pertani UPB Lumajang Hanya Melakukan Kegiatan Mutasi Dan Pemasaran Ditangani Oleh Unit Pemasaran Tujuan Mutasi. UD Viva Tani Melakukan Penjualan Kepada Penyalur Tanpa Ada Mutasi Karena Tidak Ada Cabang Di Lokasi Lain. Sedangkan PT. SHS Melakukan Kegiatan Penjualan Sesuai Permintaan Dari Pemerintah Setempat Untuk Memenuhi Permintaan Benih Bersubsidi Di Daerah Yang Telah Ditentukan. Untuk Fungsi Fisik Perbedaan Pada Tngkat Produsen Ada Pada Kegiatan Transportasi Yang Mana Biaya Pengiriman Benih Bersubsidi Oleh PT. SHS Ditanggung Oleh Pemerintah. Pada Kegiatan Penyimpanan Hanya PT. Pertani Saja Yang Menyewa Gudang. Pada Tingkat Pengecer Dan Pedagang Besar Kegiatan Pembelian Dari Produsen Hanya Dilakukan Oleh Toko Tani Sejati Dan Toko Abadi. Untuk Penjualan Hanya Toko Tani Sejati Yang Menjual Lagi Kepada Toko Pengecer. Dalam Kegiatan Transportasi Hanya Toko Tani Sejati Yang Mengirimkan Produk Dan Toko Tani Sejahtera Yang Mengangkut Dari Pedagang Besar. Benih Dengan Kelas ES Sulit Dijumpai Di Pasar Dikarenakan Konsumen Lebih Tertarik Dengan Benih Kelas SS Sehingga Penyalur Harus Merespon Permintaan Konsumen Dengan Melakukan Kegiatan Pengumpulan Benih Kelas SS. Prosentase Share Harga Produsen Terhadap Harga Benih Non Subsidi Di Tingkat Konsumen Akhir Terbesar Adalah Pada Saluran Kedua, Yakni Saluran Dengan PT. Pertani Sebagai Produsennya. Biaya Pemasaran Terbesar Ada Pada Saluran Ketiga Yakni Dari UD Viva Tani Ke Tani Sejati Kemudian Ke Tani Sejahtera Dan Berakhir Di Konsumen Dengan Biaya Total Rp 374,- Per Kilogramnya. Untuk Keuntungan Terbesar Ada Pada Saluran Keempat Dengan Keuntungan Total Sebesar Rp 1154,- Per Kilogramnya. Prosentase Marjin Total Terbesar Ada Pada Saluran Ketiga Dan Keempat Yakni 13,15% Dari Harga Beli Di Tingkat Konsumen Akhir. Sedangkan Prosentase Marjin Total Terkecil Ada Pada Saluran Kedua Yakni 10,52% Dari Harga Beli Di Tingkat Konsumen Akhir. Marjin Pemasaran Terbesar Adalah Pada Semua Toko Pengecer Yang Sebesar Rp 1000,- Per Kilogram. Marjin Terkecil Ada Pada Toko Tani Sejati Dengan Nilai Rp 250,- Per Kilogram . Dari Hasil Penelitian Tentang Saluran Distribusi Beserta Marjinnya Disarankan Agar UD Viva Tani Memperbanyak Daftar Penyalur Untuk Memperpendek Saluran Serta Memperkecil Marjin Total. Berdasarkan Fungsi Pembelian, Toko Abadi Sebaiknya Memperkirakan Dengan Lebih Matang Agar Tidak Terjadi Kelebihan Persediaan