Isolasi dan Uji Antagonis Jamur Filoplen Terhadap Antraknosa (Colletotrichum sp.) pada Tanaman Anthurium Bunga (Anthurium andraeanum)

Tanaman hias menjadi kebutuhan dan gaya hidup di masyarakat sehingga muncul peminat pada tanaman hias tertentu. Tanaman hias yang sering dicari oleh peminatnya dan memiliki harga jual tinggi salah satunya adalah anthurium bunga (Anthurium andraeanum). Tanaman ini disukai konsumen karena keindahan warna, variasi bunga dan daun yang beragam. Apabila terdapat bagian tanaman yang terserang OPT maka nilai jual anthurium akan turun dikarenakan keindahan tanaman terganggu. Salah satu OPT yang sering menggangu tanaman anthurium adalah jamur Colletotrichum sp. yang dapat menyebabkan penyakit antraknosa pada daun anthurium. Pengendalian yang digunakan oleh petani maupun pecinta bunga umumnya menggunakan pestisida. Hal tersebut dikarenakan toleransi terhadap kerusakan yang ditimbulkan OPT sangat rendah. Penggunaan pestisida yang berlebihan dapat membunuh mikroorganisme nontarget seperti jamur antagonis. Jamur antagonis dapat ditemukan di sekitar perakaran (rhizosfer) maupun di area daun (filosfer). Beberapa penelitian membuktikan bahwa jamur antagonis dapat menekan pertumbuhan jamur patogen pada tanaman inang. Penelitian ini bertujuan untuk isolasi dan identifikasi jamur filoplen pada daun anthurium serta potensinya sebagai pengendali hayati penyakit antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum sp. pada tanaman anthurium. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat untuk mengetahui jamur antagonis yang paling efektif dalam menekan pertumbuhan penyakit antraknosa dan sebagai alternatif pengendalian hayati penyakit antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum sp. pada tanaman anthurium. Penelitian ini dilaksanakan secara in vitro di laboratorium Mikologi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya mulai dari bulan April-Oktober 2015. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 10 perlakuan dan 5 kali ulangan. Metode yang digunakan adalah kultur ganda. Parameter yang diukur adalah persentase penghambatan dan mekanisme antagonisme. Analisis data menggunakan ANOVA dan jika berbeda nyata diuji lanjutan dengan uji Duncan dengan taraf kesalahan 5%. Hasil dari penelitian ini didapatkan isolat patogen Colletotrichum sp. dari isolasi daun anthurium yang menunjukkan gejala antraknosa. Gejala penyakit pada uji Postulat Koch muncul pada hari ke-8 setelah inokulasi. Eksplorasi jamur filoplen pada daun anthurium didapatkan sembilan jenis jamur yaitu Aspergillus sp. isolat 1, Aspergillus sp. isolat 2, Aspergillus sp. isolat 3, Aspergillus sp. isolat 4, Curvularia sp., Fusarium sp., Mucor sp., Rhizoctonia sp., dan Trichoderma sp. Setelah dilakukan uji antagonis antara jamur patogen dengan jamur filoplen didapatkan hasil tertinggi pada jamur Trichoderma sp dengan persentase sebesar 91,83%. Kemudian diikuti oleh Aspergillus sp. isolat 1, Aspergillus sp. isolat 2, Mucor ii sp., Aspergillus sp. isolat 3, Rhizoctonia sp., Curvularia sp., Fusarium sp., dan Aspergillus sp. isolat 4, dengan daya hambat berturut-turut sebesar 72,21%; 67,27%; 41,12%; 38,89%; 38,65%; 18,06%; 13,54%; dan 8,80%. Hasil mekanisme antagonisme antara jamur Colletotrichum sp. dengan keempat isolat Aspergillus sp., Mucor sp., dan Rhizoctonia sp. adalah kompetisi, pada Curvularia sp. dan Fusarium sp. adalah antibiosis, serta pada Trichoderma sp. adalah kompetisi dan parasitisme