Distribusi Isolat Jamur Dari Rizosfir Cabai, Jeruk, Tomat Dan Uji Patogenisitas Terhadap Tenebrio Molitor (Coleoptera: Tenebrionidae)

Rizosfir berperan sebagai habitat yang menyediakan sumber air, udara, nutrisi untuk mendukung kehidupan mikroorganisme tanah serta jamur patogen serangga. Isolat dari rizosfir jeruk mampu menghasilkan mortalitas tinggi serangga uji tungau Polyphagotarsonemus latus (Acari: Tarsonemidae) hingga 100% (Rohman, 2015). Mortalitas P. latus hingga 100% oleh isolat virulen dari rizosfir jeruk menunjukkan bahwa rizosfir berperan sebagai habitat jamur patogen serangga. Jamur pada tanah di hutan alami (natural forests) tidak hanya patogen tetapi juga oportunis dan koloniser sekunder (Sun dan Liu, 2008). Sementara penelitian Anggarini (2015), Arisona (2015) dan Rohman (2015) 14 isolat jamur dari rizosfir cabai, jeruk dan tomat semuanya disebut sebagai patogen serangga. Penelitian distribusi jamur pernah dilakukan pada tanah di hutan alami (natural forests) (Sun dan Liu, 2008) dan rizosfir tetapi pada berbagai tanaman sayuran (tomat, kubis bunga, sawi dan wortel) (Trizelia et al., 2015) sedangkan pada tanaman cabai, jeruk dan tomat belum diketahui. Penelitian ini dilaksanakan di sub Laboratorium Nematologi dan Virologi, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang mulai bulan Februari sampai September 2015. Rancangan penelitian pada uji patogenisitas adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan teknik inokulasi celup 14 isolat ke dalam suspensi 107 konidia/ml selama 5 (lima) detik dengan 3 (tiga) kali ulangan. Setiap isolat diinokulasikan 15 larva instar 10-11. Parameter pengamatan meliputi mortalitas larva Tenebrio molitor (Coleoptera: Tenebrionidae), waktu pengamatan dan larva T. molitor yang mati. Data mortalitas larva T. molitor dianalisis dengan menggunakan ANOVA, apabila hasil menunjukkan berbeda nyata, maka dilakukan uji Duncan pada taraf 5 %. Pengelompokan isolat jamur menjadi 3 (tiga) kelompok ditujukan untuk isolat jamur yang belum diketahui atau dilaporkan sebagai patogen serangga sebelumnya sehingga perlu diketahui asosiasinya berdasarkan mortalitas. Dari 14 isolat jamur terbagi 10 isolat oportunis dan 4 (empat) koloniser sekunder. Virulensi isolat jamur ditentukan oleh kerapatan dan viabilitas konidia jamur. Isolat jamur berturut-turut terdistribusi di rizosfir jeruk 8 (delapan) sedangkan di cabai 5 (lima) dan di tomat hanya 1 (satu) isolat. Dari 10 oportunis, terdistribusi di cabai 4 (empat) dan jeruk 6 (enam) isolat sedangkan 4 (empat) koloniser sekunder terdistribusi di cabai 1 (satu), jeruk 2 (dua) dan tomat 1 (satu) isolat