Pengaruh Pemberian Biochar Serasah Tebu, Pupuk Kandang Sapi Dan Kompos Terhadap Populasi Mikoriza Serta Pertumbuhan Awal Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L).

Limbah-limbah tersebut masih dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi produk baru yang dapat menambah produktivitas pertanian. Bahan limbah atau sisa dari budidaya tebu dapat dimanfaatkan sebagai kompos ataupun bahan untuk menjadi biochar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan biochar serasah tebu dan bahan pembenah tanah lainnya terhadap pertumbuhan awal tanaman tebu. Mengetahui pengaruh penambahan biochar serasah tebu dan bahan pembenah tanah lainnya terhadap perkembangan mikoriza dan ketersediaan unsur hara fosfor. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (BALITTAS), Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Februari 2014. Parameter pengamatan meliputi tinggi tanaman tebu (pengukuran tinggi tanaman dilakukan dari permukaan tanah sampai cincin daun teratas), jumlah tunas, jumlah Bobot kering tanaman tebu, bobot kering batang pada umur 4 bulan, kadar P tanah dilakukan pada umur 4 bulan dan spora mikoriza dilakukan pada umur 1, 3, dan 6 (Minggu Setelah Tanam). Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan 3 ulangan B0 (kontrol), B1(biochar serasah tebu), B2 (pupuk kandang), B3 (kompos), B4 (biochar serasah tebu dan pupuk kandang), dan B5 (biochar serasah tebu dan kompos serasah tebu). Data yang diperoleh dilakukan pengujian menggunakan analisis ragam. Hasil pengujian dengan pengaruh yang nyata, dilanjutkan dengan uji perbandingan antar perlakuan dengan uji BNJ (Beda Nyata Jujur) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi bahan pembenah tanah pada parameter jumlah mikoriza minggu 1 tidak berpengaruh nyata pada berbagai umur pengamatan. Sedangkan jumlah spora mikoriza pada minggu 3 perlakuan B5 (biochar serasah tebu 10 ton ha-1) tidak berbeda nyata dengan perlakuan B0 (kontrol) tetapi berbeda nyata dengan perlakuan B1 (biochar 9 serasah tebu 10 ton ha-1), B2 (pupuk kandang 10 ton ha-1), B3 (kompos serasah tebu 10 ton ha-1), B4 (biochar serasah tebu 5 ton ha-1 dan pupuk kandang 5 ton ha-1). Perlakuan B0 (kontrol) memiliki jumlah spora mikoriza paling tinggi daripada perlakuan lainnya. Pada jumlah mikoriza minggu 6 perlakuan B1 (biochar serasah tebu 10 ton ha-1) dan B4 (biochar serasah tebu 5 ton ha-1 dan pupuk kandang 5 ton ha-1) berbeda nyata dengan perlakuan B0 (kontrol) dan B5 (biochar serasah tebu 10 ton ha-1) tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan B2 (pupuk kandang 10 ton ha-1) dan B3 (kompos serasah tebu 10 ton ha-1). Jumlah mikoriza paling tinggi yaitu pada perlakuan B0 (kontrol). Pada parameter tinggi tanaman, jumlah tunas dan jumlah daun. Parameter tinggi tanaman minggu 1 dengan perlakuan B0 (kontrol) memiliki nilai tertinggi yaitu 26,67. Pada parameter pengamatan bobot kering tanaman dan bobot kering batang perlakuan B1 : Biochar serasah tebu 10 ton/ha mempunyai nilai yang paling tinggi daripada perlakuan B0 : Kontrol, B2: Pupuk kandang 10 ton ha-1, B3: Kompos serasah tebu 10 ton ha-1, B4: Biochar serasah tebu 5 ton ha-1 +pupuk kandang 5 ton ha-1, B5: Biochar serasah tebu 5 ton ha-1 + kompos serasah tebu 5 ton ha-1. Perlakuan biochar serasah tebu pada bobot kering tanaman tebu dan bobot kering batang menghasilkan nilai yang paling tinggi menggunakan perlakuan biochar serasah tebu daripada perlakuan yang lain. Sedangkan pada P olsen perlakuan biochar serasah tebu ditambah dengan pupuk kandang menghasilkan nilai yang lebih tinggi