Analisis Keunggulan Komparatif Usahatani Apel di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.

Perdagangan internasional merupakan perdagangan yang dilakukan oleh satu negara dengan negara lain guna memenuhi kebutuhan yang tidak dapat diproduksi oleh negara sendiri atas dasar kesepakatan antar pihak yang bersangkutan. Adanya perdagangan internasional, memberikan peluang dan tantangan bagi seluruh negara di dunia. Dalam hal ini, produk Indonesia dituntut untuk mampu bersaing dengan produk sejenis termasuk produk pertanian. Salah satu produk pertanian yang mampu berdaya saing adalah produk dari subsektor hortikultura. Tanaman apel merupakan salah satu komoditas unggulan pertanian dari sektor tanaman hortikultura. Salah satu daerah di Jawa Timur yang menjadi sentra apel adalah Kota Batu. Salah satu produsen apel di Kota Batu adalah Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis usahatani apel dan menganalisis keunggulan komparatif usahatani apel di Desa Tulungrejo. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis perubahan keunggulan komparatif usahatani apel di Desa Tulungrejo apabila terjadi perubahan harga output, kenaikan sewa lahan dan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Penentuan lokasi dipilih dengan pertimbangan bahwa Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu karena memiliki potensi sumberdaya alam yang potensial untuk pengembangan komoditas apel dan merupakan daerah peringkat tertinggi pertama di Kecamatan Bumiaji dalam memproduksi apel. Penentuan responden dalam penelitian ini menggunakan metode probability sampling dengan teknik acak sederhana (simple random sampling) dimana setiap satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel, sedangkan penentuan besarnya sampel yang akan dijadikan responden dihitung menggunakan rumus slovin. Berdasarkan jumlah populasi dan rumus penentuan sampel slovin yang digunakan, maka diperoleh sampel petani yang dijadikan responden di Desa Tulungrejo sebanyak 32 petani. Analisis ekonomi digunakan untuk mengetahui total biaya yang dikeluarkan, total penerimaan dan keuntungan yang diperoleh 32 petani responden dalam kegiatan usahatani apel. Pada analisis ekonomi, perhitungan biaya input tradable dan non tradable, hingga output menggunakan harga bayangan. Input tradable meliputi pupuk anorganik (TSP, SP36, NPK, ZA dan Phonska), pestisida dan peralatan pertanian. Sedangkan, yang termasuk dalam input non tradable yaitu bibit apel, pupuk organik, lahan, tenaga kerja dan biaya tataniaga. Hasil rata-rata per hektar penerimaan usahatani apel pertahun adalah adalah Rp 171.061.349,27 dengan keuntungan usahatani apel per tahun sebesar Rp 118.578.381,20. Biaya tersebut terdiri dari input tradable yaitu sebesar Rp 12.412.986,00 dan input non tradable sebesar Rp 40.069.081,00. Usahatani apel yang dilakukan oleh petani di Desa Tulungrejo didukung dengan sumberdaya domestik yang ada di dalam negeri. Untuk mengetahui tingkat keunggulan komparatif usahatani apel di Desa Tulungrejo dengan melihat efisisensi penggunaan sumberdaya domestiknya menggunakan DRC (Domestic Resource ii Cost). Kriteria DRCR menurut Dwiastuti et al (2014) yaitu DRCR < 1 menyatakan bahwa aktivitas ekonomi yang dilakukan mempunyai keunggulan komparatif dan dalam pemanfaatan sumberdaya domestiknya efisien, sehingga mampu menghemat devisa negara. Melalui hasil perhitungan analisis keunggulan komparatif usahatani apel diperoleh nilai DRC (Domestic Resource Cost) sebesar 3.381,78 dengan DRCR sebesar 0,25 yang berarti bahwa usahatani apel di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu memiliki keunggulan komparatif. Pada penelitian ini, analisis sensistivitas digunakan untuk mengetahui perubahan tingkat keunggulan komparatif apabila terjadinya perubahan variabelvariabel yang dapat diukur seperti harga input dan output usahatani apel. Adanya penurunan harga output buah apel sebesar 22% menyebabkan DRCR mengalami perubahan dari 0,25 menjadi 0,33 (DRCR<1). Hal ini tidak menghilangkan keunggulan komparatif. Kedua adanya kenaikan biaya sewa lahan di Desa Tulungrejo. Hal ini mempengaruhi nilai DRCR yang dihasilkan. Nilai DRCR menurun sebesar 8% dari 0,25 menjadi 0,27. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa meskipun terjadi perubahan kenaikan harga sewa lahan yang mengakibatkan penurunan nilai DRCR, akan tetapi masih menunjukkan bahwa usahatani apel di Desa Tulungrejo memiliki keunggulan komparatif. Ketiga yaitu terjadi depresiasi nilai tukar rupiah. Diperoleh nilai DRCR usahatani apel sebelum mengalami nilai tukar yaitu sebesar 0,25 dan setelah terjadi perubahan yaitu sebesar 0,20. Keempat yaitu untuk mengetahui perubahan tingkat keunggulan komparatif usahatani apel ketika terjadi perubahan harga output, sewa lahan dan nilai tukar rupiah secara bersama-sama. Perubahan ini, mempengaruh nilai DRCR yang dihasilkan yaitu dari 0,25 menjadi 0,26. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa meskipun terjadi perubahan harga output, kenaikan harga sewa lahan dan melemahnya nilai tukar rupiah yang mengakibatkan penurunan nilai DRCR, akan tetapi masih menunjukkan bahwa usahatani apel di Desa Tulungrejo memiliki keunggulan komparatif. Berdasarkan hasil penelitian ini, adapun saran yang diberikan adalah usahatani apel dapat dikembangkan sebaik mungkin karena menguntungkan sacara ekonomi, dengan pengoptimalan penggunaan input tradable dan non tradable serta perlu dilakukan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan dampak kebijakan pemerintah untuk melihat keuntungan yang diperoleh dengan kebijakan yang berlaku