Pendugaan Kawasan Rawan Longsor Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.

Tanah longsor merupakan peristiwa penghancuran, pengangkutan dan pengendapan material tanah, batuan dan regolit dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah secara tiba-tiba dengan volume yang besar. Peristiwa tanah longsor dapat terjadi bila minimal 3 keadaan yang mempengaruhi terjadinya tanah longsor terpenuhi, diantaranya kelerengan lahan yang cukup curam, terdapatnya bidang peluncur kedap air dibawah permukaan tanah dan terdapat cukup air dalam tanah pada bagian atas lapisan kedap air sehingga tanah cenderung jenuh air. Kecamatan Pacet merupakan salah satu wilayah yang berada di Kabupaten Mojokerto yang sering terjadi longsor. Secara umum wilayah ini berada di lereng Gunung Welirang dan Gunung Anjasmoro sehingga sebagian besar wilayahnya masuk kedalam kriteria lereng terjal. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. Pengolahan dan analisis data dilakukan di Laboratorium Sistem Informasi Geografis, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Februari sampai Mei 2016. Jumlah titik pengamatan sebanyak 16 titik untuk pengambilan data parameter penilaian. Tahap terakhir yang dilakukan adalah analisis tingkat kerawanan longsor menggunakan parametar pengharkatan (skoring) Menteri Pekerjaan Umum No.22/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor. Hasil pemodelan yang dilakukan menunjukkan sebaran kawasan rawan longsor yang berada di Kecamatan Pacet masuk kedalam Zona A (>40%) dengan tingkat kerawanan sedang seluas ± 4263 Ha atau 43%, Zona B (21-40%) dengan tingkat kerawanan rendah dan sedang seluas masing-masing ± 1045 Ha dan ± 246 Ha, dan Zona C (0-20%) dengan tingkat kerawanan rendah dan sedang seluas masing-masing ± 3124 Ha dan ± 1239 Ha