Hubungan Lingkungan Internal Dan Eksternal Mikro Dengan Kinerja Usaha Mikro Keripik Ketela Desa Candiwatu, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.

Masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) hadir sebagai topik yang penting dan menarik. Kompetisi antar negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia membawa berbagai spekaluasi dalam tahap persiapan untuk mampu berkompetisi, mengingat MEA adalah pasar bebas barang dan jasa. Salah satu persiapan yang dilakukan adalah dengan pergerakan jalur bawah melalui sektor usaha mikro, kecil dan menengah dalam berbagai bidang di Indonesia. Usaha mikro di Indonesia berjumlah sangat banyak dalam bidang yang bervariasi pula, dari lingkup skala besar maupun skala kecil. Hal ini yang membuat pemerintah berinisiatif untuk memberdayakan usaha mikro, kecil, maupun menengah karena secara perlahan ekonomi negara bisa dibentuk. Faktor lingkungan berasal dari internal dan eksternal mikro suatu usaha. Tujuan penelitian antara lain (1) Menganalisis lingkungan internal usaha mikro keripik ketela di desa Candiwatu, kecamatan Pacet, kabupaten Mojokerto, (2) Menganalisis lingkungan eksternal mikro usaha mikro keripik ketela di desa Candiwatu, kecamatan Pacet, kabupaten Mojokerto, (3) Menganalisis hubungan lingkungan internal dan eksternal mikro usaha dengan kinerja usaha mikro keripik ketela di desa Candiwatu, kecamatan Pacet, kabupaten Mojokerto. Penelitian ini dilakukan di desa Candiwatu kecamatan Pacet yang merupakan suatu desa dengan potensi usaha kripik ketela yang berbeda. Dalam penelitian ini, menggunakan analisis korelasi Rank Spearman dengan metode rangking data berdasarkan skala data ordinal yang dilakukan. Hasil dari penelitian antara lain lingkungan internal usaha desa Candiwatu bersifat rendah dengan hasil per masing-masing variabel antara lain visi misi dengan presentase 59,26%, ekuitas merek dengan presentase 37,04%, dan sumber daya manusia dengan presentase 40,74%. Secara total untuk lingkungan internal mencapai nilai 72 dengan presentase 44,44%. Sedangkan untuk lingkungan eksternal mikro memiliki kategori sedang dengan nilai masing-masing variabel antara lain pemasok 61,11%, pelanggan 66,67% dan perantara pemasaran 50,00%. Secara keseluruhan untuk lingkungan eksternal mikro mencapai nilai 109 dengan presentase sebesar 67,28%. Antara lingkungan internal dan eksternal mikro memiliki hubungan yang berbeda dengan kinerja usaha. Di desa Candiwatu, lingkungan internal memiliki hubungan sedang dengan nilai rs 0,59. Nilai t hitung < t tabel (1,94 < 2,262). Pada lingkungan eksternal mikro memiliki hubungan yang sangat rendah dengan nilai rs sebesar 0,07. Nilai t hitung yang diperoleh lebih kecil dari t tabel (1,85 < 2,262). Keadaan usaha kripik ketela di desa Candiwatu masih memiliki kinreja yang rendah. Dengan adanya hal ini, kurangnya kemampuan untuk berkembang membuat usaha yang dijalankan hanya berfokus pada keadaan masa sekarang. Pada waktu yang akan datang, pelaku usaha mikro keripik ketela lebih memperhatikan lingkungan internal dan eksternal mikro usaha. Sistem operasional usaha diorientasikan pada masa depan, dan pelaku usaha lebihproduktif lagi dalam bidang pengembangan usaha. Salah satu cara adalah dengan mengikuti sosialisasi atau peminatan terhadap kumpulan usaha. Hal ini dilakukan dalam usaha untuk meningkatkan usaha lebih baik dan melebarkan pasar serta pengembangan usaha yang lebih maju lagi