Analisis Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pupuk Guano Fosfat Di Pt. Gemah Ripah Loh Jinawi Industri, Kabupaten Gresik, Jawa Timur

Perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa, baik perusahaan kecil maupun besar pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Mendapatkan keuntungan yang maksimal dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kelancaran produksi, pertimbangkan kualitas barang atau jasa, dan pertimbangkan harga barang itu sendiri, serta kecepatan pemenuhan barang terhadap permintaan pasar dengan kualitas produk dan harga yang bersaing. Sehingga mampu memberhentikan persaingan terhadap produk perusahaan lain. Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut dipengaruhi oleh ada atau tidaknya bahan baku yang akan diolah dalam produksi. Bahan baku yang dibutuhkan hendaknya cukup tersedia sehingga dapat menjamin kelancaran produksi. Akan tetapi kuantitas persediaan jangan terlalu besar agar modal yang tertanam dalam persediaan bahan baku dan biaya-biaya yang ditimbulkannya tidak terlalu besar dan jangan terlalu kecil karena dapat memperlambat proses produksi. Perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku perusahaan mempunyai tujuan untuk menekan biaya dan memaksimalkan keuntungan. Dalam perencanaan dan pengendalian bahan baku yang menjadi masalah adalah menyelenggarakan persediaan bahan baku yang paling tepat agar kegiatan produksi tidak terhenti dan biaya yang digunakan untuk persediaan bahan baku tidak berlebihan. Untuk menghindari dari keadaan kekurangan bahan baku perusahaan harus memasok bahan baku sesuai dengan kapasitas gudang penyimpanan. Sehingga persediaan bahan baku mampu digunakan dengan optimal dan tidak ada bahan baku yang rusak dan terbuang secara percuma. Kegiatan perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku merupakan kegiatan yang perlu dilakukan oleh perusahaan manufaktur. Salah satunya adalah PT. Gemah Ripah Loh Jinawi Industri yang membutuhkan ketersediaan bahan baku fosfat untuk menjaga keberlanjutan kegiatan produksi perusahaan. Pada PT. Gemah Ripah Loh Jinawi Industri dalam melakukan perencanaan dan pengendalian persediaan bahan bakunya masih belum tepat. Seperti menentukan jumlah bahan baku yang dibutuhkan, kapan dilakukan pemesanan, melakukan persediaan pengaman, mempertimbangkan biaya maksimum dan minimum, serta menghitung total biaya persediaan. Selama ini perusaahaan dalam melakukan perencanaan dan pengendalian persediaan, selalu memasok bahan baku fosfat dengan kadar 18% ke atas. Sehingga terjadi kelebihan kapasitas pada gudang penyimpanan. Hal ini akan mengeluarkan biaya dan resiko rusaknya bahan baku fosfat. Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti melakukan penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi sistem persediaan bahan baku fosfat yang diterapkan oleh PT. Gemah Ripah Loh Jinawi Industri, (2) Menganalisis peramalan kebutuhan bahan baku fosfat di PT. Gemah Ripah Loh Jinawi Industri pada bulan Januari 2016 sampai Desember 2017, (3) Menganalisis perencanaan dan ii pengendalian persediaan bahan baku fosfat di PT. Gemah Ripah Loh Jinawi Industri. Berdasarkan hasil wawancara dan keadaan di lapang, PT. Gemah Ripah Loh Jinawi Industri melakukan perencanaan dan pengendaliaan persediaan terhadap bahan baku dengan pemesanan bahan baku sebanyak 2 kali dalam satu minggu dengan siklus pemesanan selama 3 hari. Waktu tunggu dalam pemesanan bahan baku fosfat sampai pada perusahaan selama 2 hari. Jumlah kuantitas pemesanan bahan baku fosfat setiap bulannya adalah berkisar 200.000 kilogram sampai 880.000 kilogram. Serta total biaya persediaan sejumlah Rp. 2.749.252. Hasil analisis perencanaan persediaan bahan baku dapat dijadikan perusahaan sebagai pertimbangan dalam menentukan perencanaan persediaan. Analisis perencanaan kebutuhan bahan baku menggunakan Winters Method. Hasil tingkat kesalahan didasarkan pada nilai MAPE sebesar 3,67520, nilai MAD sebesar 1,34677, dan nilai MSD sebesar 2,69999. Dari hasil analisis peramalan tersebut diperoleh kebutuhan bahan baku fosfat rata-rata untuk masa yang akan datang yaitu sebesar 456.681,1667 kilogram per bulan. Berdasarkan hasil analisis EOQ (Economic Order Quantity), tingkat pemesanan ekonomis yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk meminimalisasikan biaya persediaan yaitu sebesar 136.344,92 kilogram. Frekuensi pemesanan sebanyak 3 kali per bulan dengan siklus pemesanan adalah 8 hari. Persediaan pengaman (Safety Stock) sebesar 79.569,66 kilogram dan titik pemesanan kembali (Reorder Point) sebesar 80.974,83 kilogram. Hal ini berarti pada saat bahan baku fosfat di gudang mencapai 80.974,83 kilogram maka pemesanan bahan baku harus dilakukan dengan jumlah maksimal 211.531,18 kilogram dan persediaan minimal sebesar 1.405,17 kilogram. Dengan adanya persediaan maksimal dan minimal maka dapat mengurangi resiko kekurangan maupun kelebihan persediaan bahan baku fosfat. hasil perhitungan EOQ didapatkan total biaya persediaan minimal pada kondisi persediaan bahan baku fosfat pada tingkat kuantitas ekonomis adalah sebesar Rp. 969.980 per bulan. Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa total biaya persediaan bahan baku dengan menggunakan EOQ (Economic Order Quantity) lebih efisien jika dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menggunakan metode EOQ. Dengan demikian penulis memberikan saran kepada PT. Gemah Ripah Loh Jinawi Industri untuk melakukan metode peramalan dan EOQ (Economic Order Quantity) dalam melakukan pengendalian persediaan bahan baku. Sehingga tidak terjadi kelebihan bahan baku dan juga biaya persediaan yang dikeluarkan efisien