Pengaruh Kualitas Jasa Pelayanan Pt. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kawi Malang Terhadap Kepuasan Petani Di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Dalam Penggunaan Kkp-E (Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi)

Petani di wilayah Kecamatan Bumiaji, Batu yang sudah atau masih menggunakan KKP-E sudah tidak dapat melakukan pengambilan kredit kembali. Berhentinya program kredit KKP-E ini dan digantikan menjadi program lain yang dikucurkan oleh pemerintah menjadi beberapa pertanyaan yang timbul dari berbagai pihak. Program baru tersebut memiliki peraturan dan syarat yang berbeda dengan program KKP-E. Perlunya dilakukan penelitian tentang tingkat kepuasan petani agar dapat dilakukan peningkatan mutu dan pelayanan yang dilakukan oleh Bank BRI bahkan dapat meningkatkan kualitas jenis program yang akan mendatang, sehingga dapat meningkatkan kepuasan petani terhadap layanan yang diberikan. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan penerapan kredit KKP-E, (2) menganalisis atribut-atribut yang menentukan tingkat kepuasan petani dalam pengambilan kredit KKP-E, (3) menganalisis tingkat kepentingan atribut yang menentukan kepuasan petani dalam pengambilan kredit KKP-E, dan (4) menganalisis kepuasan petani terhadap penggunaan kredit KKP-E di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Metode yang digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan petani adalah Importance and Perfomance Analysis (IPA). Analisis kepentingan dan kinerja (IPA) digunakan untuk mendapatkan tingkat kepuasan petani dengan cara mengukur tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan. Sedangkan Customer Satisfaction Index atau lebih dikenal dengan indek kepuasan konsumen merupakan metode yang menggunakan indek untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen berdasarkan atribut-atribut tertentu. Hasil yang diperoleh adalah penerapan kredit KKP-E (Kredit Ketahanan Pangan dan Energi) dapat diketahui dari jumlah debitur untuk wilayah Bumiaji berfluktuasi. Atribut-atribut yang menentukan kepuasan petani terdiri dari 18 atribut yaitu diantaranya adalah besar bunga, beban bunga, perbandingan dengan bank lain, kecepatan penanganan, nilai tanggap, pemberian solusi, keahlian pihak bank, beban persyaratan, waktu pengajuan, beban jangka waktu, beban jaminan, kemampuan debitur, keamanan jaminan, keamanan dalam pengkreditan, kepercayaan dalam memegang jaminan, privacy debitur, kualitas sistem pembayaran, dan kemudahan proses pembayaran. Pada kuadran I atau prioritas utama tidak terdapat varibel yang terletak pada kuadran tersebut. Pada kuadran II atau pertahankan prestasi terdapat enam variabel yaitu besar bunga, beban bunga, perbandingan dengan bank lain, keamanan dalam pengkreditan, kepercayaan dalam memegang jaminan dan privacy debitur. Pada kuadran III atau prioritas rendah terdapat tujuh varibel diantaranya adalah kecepatan penanganan, nilai tanggap, pemberian solusi, keahlian pihak bank, beban persyaratan, beban jaminan, dan kemampuan debitur. Sedangkan untuk kuadran IV atau berlebihan terdapat lima variabel yang iii diantaranya adalah waktu perjanjian, beban jangka waktu, keamanan jaminan, kualitas sistem pembayaran, dan kemudahan proses pembayaran. Dapat diketahui bahwa nilai indeks kepuasan keseluruhan pada penelitian ini yaitu 52,11 persen yang berada pada rentang 51,00 – 65,99 yang berarti bahwa indeks kepuasan keseluruhan konsumen yang dihitung berdasarkan atribut produk berada pada kriteria cukup puas. Atribut yang sangat perlu ditingkatkan yaitu yang terletak pada kuadran I, hal tersebut disebabkan pada kuadran I tingkat kepntingan menurut petani sangat tinggi namun hasil kinerja yang diberikan oleh BRI rendah. Dari hasil perhitungan tidak ada yang masuk ke dalam kuadran I, sehingga seluruh atribut pada kuadran II harus dipertahankan karena kinerja bank yang sudah tinggi dan sesuai harapan petani. Sehingga saran yang dapat diberikan adalah perlunya peningkatan kualitas pada kinerja Bank BRI agar meningkatkan kepuasan petani terhadap penggunaan kredit dan menjadi perbaikan kinerja untuk program kredit yang mendatang