Intensitas Sugarcane Streak Mosaic Virus (Scsmv) Pada Tiga Varietas Tebu (Saccharum Officinarum L.) Di Lahan Sawah Dan Tegalan

Tanaman tebu banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku penghasil gula. Walaupun sebenarnya bukan tebu saja yang dapat menghasilkan gula, tetapi lebih dari separuh produksi gula dunia berasal dari tebu. Banyak faktor yang dapat membatasi dan mempengaruhi produksi gula, salah satunya adalah akibat out break penyakit streak mosaic di sebagian besar pertanaman tebu di Jawa. Penyebab penyakit tersebut adalah Sugarcane streak mosaic virus (SCSMV). Beberapa varietas tebu ada yang bersifat tahan, rentan dan moderat. Terdapat variasi terhadap tingkat serangan pada varietas yang berbeda dan perbedaan tingkat serangan pada lahan yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui intensitas serangan penyakit SCSMV pada tiga varietas tebu dan pengaruh perbedaan kondisi lahan terhadap serangan SCSMV. Penelitian telah dilaksanakan di wilayah kerja Pabrik Gula Kebon Agung Malang dari bulan Desember 2014 sampai Februari 2015. Lokasi pengamatan berada di wilayah Kecamatan Bululawang dan Wagir. Varietas yang diamati adalah varietas PS 881, BL dan PSJK 922 di lahan sawah dan tegalan. Pengambilan sampel menggunakan diagonal menyilang dengan menentukan lima kuadran di tiap lahan yang diamati. Analisis data menggunakan uji T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala SCSMV yang ditemukan pada lahan tebu PG Kebon Agung yaitu berupa garis-garis halus berwarna kuning kehijauan dengan warna dasar hijau daun. Varietas yang memiliki intensitas SCSMV paling rendah adalah PSJK 922 dan varietas yang memiliki intensitas SCSMV paling tinggi adalah varietas PS 881. Perbedaan tingkat serangan SCSMV yang signifikan hanya terdapat antara varietas PS 881 dan PSJK 922 di lahan tegalan. Serta untuk semua varietas intensitas serangan SCSMV pada lahan sawah lebih tinggi daripada lahan tegalan. Tetapi berdasarkan uji T intensitas serangan pada lahan sawah dan tegalan tidak berbeda signifikan