Efektivitas Penyelenggaraan Program Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi (Kkp-E) Di Malang Raya

Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Kegiatan usahatani membutuhkan beberapa input yang dapat meningkatkan produksi, input tersebut antara lain lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk, dan modal. Modal merupakan salah satu input yang sangat penting bagi petani. Ketersediaan program kredit bagi sektor pertanian sangat diperlukan agar memudahkan petani dalam penyediaan modal untuk meningkatkan produktivitas usahataninya. Program kredit ini juga ikut berperan dalam pembangunan pertanian. Salah satu program kredit yang diberikan subsidi oleh pemerintah adalah KKP-E (Kredit Ketahanan Pangan dan Energi). Kredit Ketahanan Pangan dan Energi adalah kredit investasi dan atau modal kerja yang diberikan dalam rangka mendukung pelaksanaan Program Ketahanan Pangan dan Program Pengembangan Bahan Baku Bahan Bakar Nabati. Tujuan dari penelitian ini antara lain (1) mengidentifikasi peran lembaga yang terkait dalam penyelenggaraan program Kredit Ketahanan Pangan dan Energi kepada petani tebu dan petani kentang, (2) mendeskripsikan implementasi penyelenggaraan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi di Cabang BRI Kawi Malang kepada petani tebu dan petani kentang, (3) mendeskripsikan faktor-faktor yang berkaitan dengan penyelenggaraan program Kredit Ketahanan Pangan dan Energi kepada petani tebu dan petani kentang, (4) menganalisis efektivitas program Kredit Ketahanan Pangan dan Energi yang diberikan oleh Cabang BRI Kawi Malang kepada petani tebu dan petani kentang, serta (5) menganalisis dampak sosial ekonomi bagi petani tebu dan petani kentang dengan adanya program Kredit Ketahanan Pangan dan Energi. Jenis penelitian yaitu mix method research yang merupakan gabungan dari metode kuantitaif dan kualitatif. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Penelitian dilakukan di Kantor Cabang BRI Kawi Malang. Penentuan responden penelitian dilakukan secara snowball sampling. Key informant dalam penelitian ini adalah Account Officer (AO) Program Cabang BRI Kawi Malang. Terdapat dua jenis data dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan responden dan observasi Data sekunder diperoleh dari buku-buku literature, internet, maupun data dari lokasi penelitian. Hasil dari penelitian ini yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan program KKP-E adalah pihak pemerintah dan non pemerintah. Pihak pemerintah terdiri dari Dinas Teknis dan BRI sebagai Bank pelaksana. Pihak non pemerintah terdiri dari Swasta dan Kelompok Tani. Pada petani tebu pihak yang paling terlibat adalah pihak non pemerintah yaitu swasta. Sedangkan pada petani kentang pihak yang paling terlibat adalah dari pihak pemerintah yaitu BRI. Kegiatan implementasi terdiri dari tahap sosialisasi, realisasi, serta pembinaan dan monitoring. Pada petani tebu, kegiatan implementasi pada setiap ii tahap termasuk dalam kategori tinggi. Sedangkan pada petani kentang, hanya tahap sosialisasi dan realisasi yang termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini dikarenakan kegiatan monitoring pada petani tebu rutin dilakukan oleh petugas pabrik maupun koperasi dan juga pihak BRI. Kegiatan monitoring pada petani kentang hanya dilakukan oleh pihak BRI. Faktor-faktor yang berkaitan dengan penyelenggaraan program KKP-E terdiri dari faktor internal yaitu sumber informasi dan regulasi serta faktor eksternal yaitu manajemen kinerja dan proses pendampingan. Baik pada petani tebu maupun petani kentang faktor internal yang memiliki nialai presentase tinggi dan termasuk dalam kategori tinggi adalah regulasi. Sedangkan untuk faktor eksternal dengan presentase tertinggi adalah proses pendampingan yang termasuk dalam kategori sedang. Efektivitas penyelenggaraan program KKP-E diukur menggunakan 4 (empat) indikator yaitu ketepatan sasaran program, sosialisasi program, tujuan program, dan pemantauan program. Dari pengukuran keempat indikator tersebut maka diperoleh hasil bahwa tingkat efektivitas program KKP-E pada petani tebu adalah tinggi sedangkan petani kentang sedang. Dampak yang mengalami peningkatan baik pada petani tebu dan kentang karena adanya KKP-E adalah kerukunan petani, produksi, dan pendapatan. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini yaitu (1) perlu adanya peningkatan keterlibatan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan KKP-E, (2) meningkatkan kegiatan monitoring kepada petani kentang yang berkaitan dengan pemanfaatan dana yang dipinjamkan, dan (3) meningkatkan kegiatan sosialisasi kepada petani mengenai KKP-E