Analisis Nilai Tambah Dan Kelayakan Usaha Agrowisata Bunga Krisan Berbasis Masyarakat (Studi Kasus Kelompok Tani Krisan Mulyo Joyo Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu)

Pasar domestik bunga potong berkembang sejalan dengan perkembangan perekonomian. Sejalan dengan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia saat ini, maka konsumsi bunga potong cenderung meningkat. Perkembangan produksi tanaman bunga potong khususnya krisan dalam kurun waktu 2010-2014 mengalami fluktuasi yang disebabkan oleh perubahan pola permintaan konsumen terhadap komoditi bunga potong. Jumlah produksi tanaman krisan merupakan jumlah produksi tertinggi jika dibandingkan dengan komoditi bunga potong lainnya. Berdasarkan data dari Kementrian Petanian (2015) total produksi bunga krisan pada ahun 2010 adalah sebesar 185.232.970 tangkai sedangkan pada tahun 2014 jumlahnya meningkat sebesar 425.855.467 tangkai bunga krisan. Jumlah produksi tanaman krisan yang terus meningkat setiap tahunnya menunjukkan bahwa keadaan pangsa pasar relatif terbuka. Terus meningkatnya permintaan pasar terhadap komoditi bunga krisan menjadikan petani di Kota Batu banyak yang memanfaatkan lahannya untuk budidaya bunga krisan. Terdapat banyaknya petani bunga krisan di Kota Batu menjadikan persaingan produk bunga krisan yang cukup ketat. Salah satu cara yang dikembangkan oleh petani bunga krisan di Kota Batu untuk mengatasi persaingan produk adalah dengan menerapkan sistem agrowisata bunga krisan pada lahan budidayanya. Agrowisata bunga krisan berbasis masyarakat memiliki peluang usaha yang cukup besar untuk dikembangkan di Kota Batu. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Menganalisis nilai tambah dari kegiatan agrowisata bunga potong di Kelompok Tani Bunga Krisan Mulyo Joyo Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu. (2) Menganalisis keuntungan yang diterima oleh petani anggota dalam pengembangan agrowisata bunga potong di Kelompok Tani Krisan Mulyo Joyo Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu. (3) Menganalisis tingkat kelayakan usaha agrowisata bunga potong di Kelompok Tani Mulyo Joyo Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Krisan Mulyo Joyo, Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu secara sengaja (Purposive). Penentuan responden pada penelitian ini dilakukan secara sensus artinya responden diambil secara keseluruhan dari populasi, yaitu 11 orang petani responden yang mengelola lahan budidaya krisannya sebagai agrowisata bunga krisan. Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama bulan juni hingga juli 2015. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. ii Analisis kuantitatif yang digunakan meliputi : analisis penerimaan dan keuntungan (analisis biaya), analisis nilai tambah dengan metode hayami, dan analisis kelayakan usaha (BEP rupiah, R/C Rasio). Hasil penelitian antara lain : (1) rata-rata nilai tambah yang didapatkan dari kegiatan agrowisata bunga krisan adalah sebesar Rp. 15.159,- atau sebesar 94% dari nilai produksi. Berdasarkan kriteria pengujian nilai tambah, rasio nilai tambah dari kegiatan agrowisata bunga krisan sebesar 94% dapat digolongkan sebagai rasio nilai tambah tinggi karena lebih dari 40%. Pendapatan bagi pekerja adalah sebesar Rp. 13.235,- untuk satu kali proses produksi. Sementara keuntungan yang didapatkan oleh pengelola agrowisata adalah sebesar Rp. 1.924,- atau sebesar 12% per satu kali proses produksi. (2) Jumlah produksi rata-rata dalam satu kali proses produksi adalah sebesar 29.091 bibit dengan rata-rata biaya total yang harus dikeluarkan oleh petani sebesar Rp. 6.738.759,- maka akan didapatkan penerimaan rata-rata dalam satu kali proses produksi yaitu sebesar Rp. 30.317.045,-. Sehingga keuntungan rata-rata yang diperoleh oleh petani responden sebesar Rp. 23. 578.286,- per proses produksi. (3) Nilai rata-rata R/C rasio agrowisata bunga krisan adalah sebesar 4,49, dari perhitungan hasil nilai R/C rasio tersebut dapat diketuhi bahwa agrowisata bunga krisan layak untuk diusahakan. Sedangkan berdasarkan rata-rata BEP diketahui titik impas agrowisata bunga krisan terdapat pada tingkat penerimaan Rp. 509.333 atau tingkat produksi sebanyak 586 tangkai bunga krisan, maka agrowisata bunga krisan tidak mendapatkan keuntungan dan tidak mengalami kerugian