Viabilitas Dan Aktivitas Enzim Fosfatase Serta Produksi Asam Organik Bakteri Pelarut Fosfat Pada Beberapa Suhu Simpan

Fosfat merupakan unsur esensial kedua setelah nitrogen yang memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Jumlahnya di dalam tanah sekitar 95-99%, namun sebagian besar terdapat dalam bentuk yang tidak larut. Pemberian pupuk hayati yang mengandung bakteri pelarut P merupakan salah satu cara pemenuhan kebutuhan tanaman. Akan tetapi penggunaannya seringkali tidak dapat digunakan secara efektif akibat tingginya suhu gudang simpan yang umumnya menurunkan viabilitas dan aktivitas enzim serta produksi asam organik mikroba pupuk hayati. Penelitian ini bertujuan untuk (a) mengetahui suhu optimum dan maksimum viabilitas bakteri pelarut fosfat, (b) mengetahui pengaruh suhu inkubasi terhadap populasi dan luas zona bening bakteri pelarut fosfat, (c) mengetahui aktivitas fosfatase yang dimiliki oleh bakteri pelarut fosfat yang diinkubasi pada suhu tinggi, (d) mengetahui produksi asam organik bakteri pelarut fosfat yang diinkubasi pada suhu tinggi. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi dan Kesehatan Tanah, Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Balai Penelitian Tanah serta di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Bogor, pada bulan Maret-Mei 2015. Penelitian menggunakan empat isolat bakteri pelarut fosfat JBNO6, KT6D, KT7D, dan EPS5 yang merupakan koleksi dari Laboratorium Biologi dan Kesehatan Tanah, Balai Penelitian Tanah. Suhu inkubasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah suhu ruang atau 28-30ºC, 37ºC, 44ºC, 51ºC, 58ºC, dan 58ºC yang dikembalikan pada suhu 30ºC. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keseluruhan isolat bakteri pelarut fosfat yang menjadi objek penelitian tumbuh optimum pada suhu 37ºC dan bersifat termofilik karena dapat bertahan hidup pada suhu 58ºC. Seluruh isolat bakteri pelarut fosfat mengalami penurunan jumlah populasi serta kemampuannya dalam melarutkan P sukar larut ketika diinkubasi pada suhu tinggi sebagai akibat adanya kerusakan pada enzim fosfatase. Enzim fosfatase yang dimiliki oleh isolat bakteri pelarut fosfat terbukti bersifat reversible. Enzim fosfatase yang mengalami kerusakan pada suhu inkubasi tinggi (58ºC) dan aktivitasnya akan kembali lagi jika disimpan dalam suhu ruang. Tidak semua isolat bakteri pelarut fosfat yang diinkubasi pada suhu tinggi kehilangan kemampuannya dalam menghasilkan asam organik. Isolat KT6D menghasilkan asam oksalat dan KT7D menghasilkan asam asetat pada suhu tinggi