Evaluasi Pelaksanaan Program Ketahanan Pangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (Krpl) Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Tani (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Mayangsari Di Desa Pucangsar

Ketersediaan jenis pangan dan rempah yang beraneka ragam dapat tumbuh dan berkambang dengan mudah di Indonesia, akan tetapi konsumsi masyarakat masih dibawah anjuran pemenuhan gizi. Salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan dan gizi keluarga harus dimulai dari pemanfaatan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui pemanfaatan pekarangan yang dikelola oleh rumah tangga. Pekarangan merupakan sebidang tanah di sekitar rumah yang mudah diusahakan secara sambilan. Walaupun pemilik lahan pekarangan tiap rumah tangga tidak luas, tetapi dapat dimanfaatkan untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari, antara lain dengan menanam tanaman temu-temuan sebagai sumber obat-obatan tradisional tanpa mengabaikan segi keindahan pekarangan. Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) merupakan konsep kebijakan pemerintah yang memanfaatkan pekarangan rumah untuk dijadikan penyedia bahan pangan yang berkualitas dan beragam secara kesinambungan dengan melibatkan masyarakat serta sebagai peningkatan pendapatan rumah tangga. Prinsip dasar Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) antara lain yaitu memanfaatkan pekarangan untuk solusi ketahanan pangan dan kemandirian pangan dengan berbasis ramah lingkungan, diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia, konservasi terhadap sumberdaya genetik pangan dan menjaga kelestarian sekitar lingkungan rumah serta sebagai peningkatan pendapatan rumah tangga (Litbang, 2012). Penelitian ini bertujuan (1) Mendeskripsikan pelaksanaan program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), (2) Mendeskripsikan tingkat partisipasi petani pada program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), (3) Menganalisis kontribusi program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) terhadap pendapatan rumah tangga tani. Metode penentuan lokasi penelitian yang digunakan adalah sengaja (purposive) dengan lokasi yang dipilih adalah di Kelompok Wanita Tani Mayangsari. Informasi tentang kegiatan program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) ditempat penelitian ini diperoleh melalui wawancara yang mendalam. Teknik yang digunakan dalam pengambilan responden ini menggunakan sensus. Metode analisis data yang digunakan adalah (1) Analisis deskriptif dengan alat 2 bantu likert, (2) Analisis kuantitatif meliputi skoring, analisis usahatani, dan analisis kontribusi pendapatan yang digunakan untuk menganalisis kontribusi program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) terhadap pendapatan rumah tangga tani. Hasil Penelitian Pelaksanaan program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Desa Pucangsari pada Penyelenggaraan Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Desa Pucangsari Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan termasuk dalam kategori sesuai dengan persentase sebesar 70,53%. Hal ini dikarenakan kegiatan pada tahap perencanaan dan evaluasi masih banyak yang kurang sesuai dengan prosedur penyelenggaraan program KRPL. Tingkat partisipasi KWT Mayangsari dalam pelaksanaan program KRPL termasuk dalam kategori sedang dengan persentase sebesar 74,02%. Hal ini dikarenakan anggota Kelompok Wanita Tani Mayangsari masih kurang dalam mengikuti seluruh kegiatan yang ada pada program KRPL untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga tani serta pemenuhan gizi keluarga tani. Kontribusi yang diberikan Program KRPL terhadap pendapatan rumah tangga tani Kelompok Wanita Tani Mayangsari termasuk dalam kategori rendah. Pada Kelompok Wanita Tani Mayangsari I adalah sebesar 6,29% dengan rata-rata pendapatan dari Program KRPL sebesar Rp. 98.760,- dan rata-rata pendapatan diluar Program KRPL sebesar Rp. 1.471.053,-. Sedangkan kontribusi yang diberikan Program KRPL terhadap Kelompok Wanita Tani Mayangsari kelompok II sebesar 8,24% dengan rata-rata pendapatan dari Program KRPL sebesar Rp. 143.700,- dan rata-rata pendapatan diluar Program KRPL sebesar Rp. 1.600.000,-. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kontribusi yang diperoleh Kelompok Wanita Tani Mayangsari termasuk dalam kategori rendah. Akan tetapi program KRPL mampu menekan pengeluaran belanja sayur-sayuran perbulan yang bisa dibeli dan dengan program KRPL Kelompok Wanita Tani Mayangsari dapat mengambil langsung di pekarangan rumah dan mengkonsumsinya setiap hari dengan mudah dijangkau serta Kelompok Wanita Tani Mayangsari dapat mengkonsumsi sayuran setiap harinya. Saran untuk penelitian ini yaitu (1) Dalam penyelenggaraan program KRPL di Desa Pucangsari perlu adanya pendampingan yang lebih sering lagi oleh penyuluh kepada petani supaya petani dapat melaksanakan program KRPL sesuai dengan prosedur pelaksanaan program KRPL, (2) Diharapkan pada tahap evaluasi melibatkan anggota Kelompok Wanita Tani Mayangsari sehingga anggota dapat mengetahui kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan program KRPL di Desa Pucangsari, (3) Dalam pemanfaatan pekarangan sebaiknya komoditi yang dibudidayakan oleh Kelompok Wanita Tani Mayangsari lebih fariatif tidak hanya sayuran saja, akan tetapi bias berupa umbi-umbian dan tanaman toga