Rejuvenasi Dan Karakterisasi Morfologi Plasma Nutfah Bunga Matahari (Helianthus Annuus L.

Bunga matahari merupakan tanaman penghasil minyak makan (edible oil) penting dunia dan menempati posisi terbesar keempat dunia setelah minyak rapa (rapeseed), kedelai dan kelapa sawit (Gandhi, Heesacker, Freeman, Argyris, Bradford, dan Napp, 2005). Tanaman bunga matahari berpotensi sebagai tanaman budidaya yang menghasilkan minyak dengan asam lemak tak jenuh yang tinggi dan protein yang tinggi, serta juga dapat untuk dijadikan bahan makanan seperti snack, biscuit, cereal¸ dan karena keindahan bunganya dapat juga dijadikan sebagai tanaman hias. Upaya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman bunga matahari diperlukan suplai benih unggul bermutu ditinjau dari segi aspek fisik, fisiologis, dan genetik. Dalam rangka menghasilkan varietas unggul baru yang memiliki produktivitas dan stabilitas tinggi, dibutuhkan sumber-sumber gen dari sifat-sifat tanaman yang mendukung tujuan tersebut. Sumber-sumber gen dari sifat-sifat tersebut perlu diidentifikasi dan ditemukan pada plasma nutfah melalui kegiatan karakterisasi untuk mendapatkan informasi terkait plasma nutfah dan kegiatan rejuvenasi sebagai upaya pelestarian plasma nutfah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merejuvenasi dan mengkarakterisasi aksesi bunga matahari sebagai upaya untuk menjaga kelestarian aksesi dan mendapatkan informasi karakter aksesi yang dikoleksi, serta untuk mengetahui potensi dari masing-masing aksesi tanaman bunga matahari. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat perbedaan karakteristik morfologi diantara aksesi bunga matahari yang diamati. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Agustus 2015 di kelurahan Dadaprejo, kecamatan Junrejo, Kota Batu dengan ketinggian tempat ± 560 mdpl dan suhu minimum 22oC dan suhu maksimum 30oC. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan digital, bak semai, handsprayer, meteran, jangka sorong, label nama, ember, cangkul, cetok, gembor, karung, kantong plastik, kantong kertas, gunting, alat tulis, kamera digital, RHS color chart, dan Panduan Karakterisasi Bunga Matahari (Sunflower Descriptor) (Anonimousa, 2012). Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah 29 aksesi bunga matahari koleksi BALITTAS dan Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang, air, kompos Brawijaya, bio-insektisida dengan bahan aktif jamur Beauveria bassiana dan jamur Trichoderma sp. dan pupuk kandang kotoran kambing. 29 aksesi tanaman bunga matahari yang direjuvenasi dan karakterisasi adalah: HA 1, HA 5, HA 6, HA 7, HA 8, HA 9, HA 10, HA 11, HA 12, HA 18, HA 21, HA 22, HA 24, HA 25, HA 26, HA 27, HA 28, HA 30, HA 36, HA 39, HA 40, HA 42, HA 43, HA 44, HA 45, HA 46, HA 47, HA 48, dan HA 50. Metode penelitian yang digunakan adalah metode single plot (tanpa ulangan). Setiap aksesi ditanam pada plot yang berbeda dengan aksesi yang lain. Jumlah tanaman setiap aksesi adalah 10 tanaman dan total seluruh tanaman dari 29 aksesi adalah 290 tanaman. ii Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan karakter kuantitatif dan pengamatan karakter kualitatif. Karakter kuantitatif yang diamati antara lain; umur berkecambah (hari), tinggi tanaman (cm), jumlah helai daun (satuan), panjang dan lebar daun terbesar (cm), diameter batang (cm), umur inisasi bunga (hari setelah semai), umur setelah bunga pertama mekar penuh, diameter bunga pita dan bunga tabung (cm), jumlah kuntum bunga (satuan), bobot total biji pertanaman (gram), jumlah biji pertanaman, persentase biji bernas pertanaman, dan persentase biji hampa pertanaman. Karakter kualitatif yang diamati antara lain; warna antosianin pada hipokotil, bentuk kotiledon, bentuk batang tanaman dewasa, buluh batang tanaman dewasa, bentuk daun, bentuk tepi daun, bentuk ujung daun, bentuk telinga daun, bentuk sayap daun, sudut dari tulang daun lateral terbawah, tinggi ujung helai daun dibandingkan dengan tangkai daun, warna daun tanaman dewasa, bentuk ray floret, pewarnaan antosianin dari kepala putik, bentuk kelopak bunga, bentuk / tipe percabangan, sikap kepala bunga, bentuk permukaan bunga, bentuk permukaan kulit biji, tekstur kulit biji, warna garis pada biji, warna utama biji, dan bentuk biji. Data kuantitatif dianalisis secara deskriptif pada setiap aksesi dengan menghitung nilai koefisien keragaman. Sementara itu, hasil pengamatan data kualitatif dianalisis menggunakan metode deskriptif yang disajikan dalam bentuk deskripsi dan gambar. Kegiatan rejuvenasi terhadap 29 populasi aksesi plasma nutfah bunga matahari telah menghasilkan benih antara 73 – 469 gram per populasi aksesi. Karakter morfologi plasma nutfah bunga matahari yang dikarakterisasi memperlihatkan keragaman tinggi pada diameter bunga tabung, jumlah biji pertanaman, bobot total biji pertanaman, bobot 100 biji pertanaman, jumlah biji bernas pertanaman, dan jumlah biji hampa pertanaman. Terdapat 3 potensi utama aksesi tanaman bunga matahari berdasarkan keberagaman sifat morfologinya; a) potensi aksesi bunga matahari tipe oilseed terdapat pada aksesi HA 10 dan HA 11, b) potensi aksesi bunga matahari tipe non-oilseed (confectionery) terdapat pada aksesi HA 12, HA 25, HA 28, HA 44, dan HA 46, c) potensi aksesi bunga matahari tipe ornamental (tanaman hias) terdapat pada aksesi HA 5, HA 9, HA 18, HA 36, dan HA 42