Pengaturan Teknik Aplikasi Berbagai Sumber Bahan Organik pada Budidaya Mentimun (Cucumis sativus L.).

Lahan kering merupakan sebidang lahan yang dapat digunakan untuk usaha pertanian dengan menggunakan air secara terbatas dan biasanya bergantung pada air hujan. Kegiatan budidaya di lahan kering umumnya ditentukan dengan memilih tanaman yang sesuai dengan karakteristik lahan, terutama penggunaan tanaman yang relatif tahan kekeringan. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan jenis sayuran buah yang cukup adaptif, dan memiliki banyak manfaat. Strategi budidaya lahan kering selain pemilihan jenis tanaman yang sesuai juga perlu menerapkan teknologi yang dapat mengkonservasi air tanah untuk mempertahankan kadar air tanah sehingga dapat mendukung kelangsungan pertumbuhan tanaman. Bahan organik merupakan salah satu alternatif yang dapat dapat digunakan dalam menghadapi kondisi air minimum. Penelitian ini bertujuan mendapatkan teknik aplikasi dari berbagai sumber bahan organik yang mampu mempertahankan kandungan air tanah sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan produksi mentimun. Hipotesis penelitian ialah aplikasi pupuk kandang sapi yang dicampur dengan tanah mampu mempertahankan kandungan air tanah sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan produksi mentimun. Penelitian dilaksanakan di rumah plastik menggunakan polibag dimulai bulan Januari 2013 hingga Maret 2013 di Desa Kepung, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri pada ketinggian 132 m diatas permukaan laut dengan jenis tanah regosol. Alat yang digunakan pada penelitian ini ialah cangkul, sabit, ajir, meteran, penggaris, tali rafia, timbangan analitik, digital thermohygrometer, dan kamera. Bahan yang digunakan ialah benih timun Varietas Harmony, polibag, pupuk kandang sapi, ampas tebu, sekam padi, sekam bakar, jerami padi, Urea, SP36, KCl, insektisida dan bakterisida. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 10 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu, P1 (Pupuk kandang sapi yang diaplikasikan dengan cara ditebar), P2 (Pupuk kandang sapi yang diaplikasikan dicampur dengan tanah), P3 (Ampas tebu yang diaplikasikan dengan cara ditebar), P4 (Ampas tebu yang diaplikasikan dicampur dengan tanah), P5 (Sekam padi yang diaplikasikan dengan cara ditebar), P6 (Sekam padi yang diaplikasikan dicampur dengan tanah); P7 (Sekam bakar yang diaplikasikan dengan cara ditebar), P8 (Sekam bakar yang diaplikasikan dicampur dengan tanah), P9 (Jerami padi yang diaplikasikan dengan cara ditebar), P10 (Jerami padi yang diaplikasikan dicampur dengan tanah). Pengamatan pertumbuhan yaitu pengamatan non destruktif, pengamatan panen serta pengamatan lingkungan. Pengamatan non destruktif meliputi: panjang tanaman (cm), jumlah daun (helai), umur berbunga (hst), umur berbuah (hst), (%), umur panen pertama kali (hst), fruitset (%). Pengamatan panen meliputi: panjang buah (cm), diameter buah (cm), jumlah buah panen per tanaman (buah/tan), dan bobot buah segar (g/tan). Pengamatan lingkungan meliputi: suhu tanah, kelembaban tanah dan bahan organik. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji F dengan taraf 5%. Apabila terdapat data berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa teknik aplikasi berbagai sumber bahan organik pupuk kandang sapi, ampas tebu, sekam padi, sekam bakar dan jerami padi yang diaplikasikan dengan cara ditebar maupun dicampur dengan tanah memiliki kemampuan mempertahankan kandungan air tanah yang sama pada budidaya mentimun, terbukti dari kelembaban tanah yang relatif stabi