Kajian Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Stek Tanaman Buah Naga (Hylocereus costaricensis).

Tanaman buah naga ( Hylocereus costaricensis) merupakan salah satu tanaman yang berasal dari family Cactaceae atau kaktus yang masih tergolong baru dimasyarakat Indonesia. Buah naga sendiri ada empat jenis yaitu buah naga daging merah, buah naga daging putih, buah naga daging super red , dan buah naga daging kuning (Sukardiman, 2006). Kebutuhan buah naga dan peluang ekspor di Indonesia cukup besar, namun kebutuhan tersebut belum mampu dipenuhi oleh produsen baik di dalam negeri maupun diluar negeri. Winarsih (2007) menyatakan bahwa kebutuhan buah naga di Indonesia masih mencapai 200 - 400 ton per tahun, namun kebutuhan buah naga yang dapat di penuhi masih kurang dari 50%. Salah satu upaya dalam meningkatkan jumlah bibit buah naga dapat dilakukan dengan perbanyakan secara vegetatif dan penambahan zat pengatur tumbuh (ZPT). Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya interaksi antar kombinasi perlakuan yang tepat dalam perbanyakan tanaman buah naga. Hipotesis yang dapat diajukan adalah 1) semakin tinggi konsentrasi ZPT semakin meningkatkan persentase keberhasilan perbanyakan tanaman buah naga, 2) semakin meningkat konsentrasi ZPT semakin meningkatkan pertumbuhan akar dan tunas stek tanaman buah naga. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2014 dalam green house Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) bedali, lawang, malang. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi cangkul, gunting pangkas, sekop, mistar, meteran, gelas ukur, polybag, sprayer, label, dan penunjang lainnya. Sedangkan bahan yang digunakan meliputi stek batang tanaman buah naga super red yang panjangnya 30 cm, zat pengatur tumbuh (ZPT) berupa Rootone F sebagai perlakuan, aquades, pupuk N,P,K majemuk, dan bakterisida. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan faktor 1 adalah bagian stek yaitu B1 batang bagian ujung dan B2 batang bagian bawah dan faktor 2 adalah konsentrasi ZPT sebagai perlakuan yang terdiri dari 7 perlakuan (1 kontrol dan 6 perlakuan) dan 3 ulangan, yaitu : N0 : Kontrol (Tanpa ZPT), N1 : 25 mg/10 ml, N2 : 50 mg/10 ml, N3 : 75 mg/10 ml, N4 : 100 mg/10 ml, N5 : 125 mg/10 ml, dan N6 : 150 mg/10 ml. Pengamatan yang dilakukan meliputi: saat muncul tunas (hst), panjang tunas (cm), jumlah tunas,dan persentase tanaman bertunas, panjang akar (cm), jumlah akar, persentase tanaman berakar, berat basah, dan persentase tanaman yang hidup. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam atau uji F dengan taraf 5%, apabila terdapat perbedaan dilanjutkan uji BNJ dan analisis korelasi untuk mengetahui interaksi antar faktor perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya interaksi nyata yang disebabkan kombinasi perlakuan bahan stek dengan konsentrasi ZPT terhadap pertumbuhan buah naga pada parameter pengamatan saat muncul tunas (hst), persentase tanaman berakar pada umur 20 hst, panjang akar pada umur 10 hst, 20 hst, 30 hst, dan 40 hst, Jumlah tunas dan panjang tunas pada umur 14 hst, 21 hst, 28 hst, 35 hst, 42 hst, 49 hst, 56 hst, 63 hst, 70 hst. Sedangkan untuk parameter pengamatan persentase tanaman hidup (%), persentase tanaman berakar, jumlah akar pada umur 10 hst, 20 hst, 30 hst,dan 40 hst, saat muncul tunas (hst), persentase tanaman bertunas pada umur 20 hst dan 40 hst, serta berat basah pada awal tanam dan pada umur 70 hst menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap perlakuan kombinasi bahan stek dan konsentrasi ZPT. Pada parameter pengamatan persentase tanaman hidup menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi N4B1, N5B1,N6B1,N1B2, N3B2,N4B2, dan N5B2 menunjukkan persentase tanaman hidup 100%, sedangkan untuk kombinasi N0B1 menunjukkan hasil persentase tanaman hidup terendah yaitu 85,67%