Analisis Komoditas Pertanian Unggulan Di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur

Pembangunan di sektor pertanian merupakan salah satu bentuk dari usaha pembangunan atau pengembangan wilayah. Pembangunan di sektor pertanian tersebut bisa dilakukan dengan cara pengembangan komoditas unggulan yang menjadi komoditas unggul/basis di masing-masing wilayah tersebut. Pengembangan komoditas unggulan harus sesuai dengan jenis komoditas apa dan area rekomendasi pengembangannya yang tepat dimana. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menganalisis komoditas pertanian apa saja yang menjadi komoditas basis di tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Lumajang, menganalisis komoditas pertanian apa saja yang pertumbuhannya tergolong progresif di tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Lumajang, dan untuk menganalisis komoditas pertanian unggulan apa saja yang diprioritaskan berikut area rekomendasi pengembangannya di Kabupaten Lumajang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdapat 3 macam, yaitu metode Location Quotient (LQ), metode Shift-Share (SS) dan metode Tipologi Klassen/Daerah. Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data sekunder time series tahunan dari produksi komoditas pertanian di Kabupaten Lumajang dalam periode waktu 5 tahun (2009-2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis LQ, semua jenis komoditas yang diproduksi menjadi tergolong sebagai komoditas basis dan tersebar di masing-masing kecamatan di Kabupaten Lumajang. Berdasarkan analisis Shift-Share, komoditas pertanian yang pertumbuhannya tergolong progresif tersebar di masing-masing kecamatan di Kabupaten Lumajang. Pertama, dari subsektor tanaman pangan terdapat 10 jenis komoditas yaitu padi irigasi, jagung irigasi, jagung non irigasi, ubi kayu irigasi, ubi kayu non irigasi, ubi jalar irigasi, ubi jalar non irigasi, kacang tanah irigasi, kacang tanah non irigasi dan kedelai irigasi. Kedua, dari subsektor tanaman sayuran terdapat 16 jenis komoditas yaitu bawang daun, kentang, petsai, wortel, kacang panjang, cabe besar, cabe rawit, tomat, terong, buncis, ketimun, kangkung, bayam, sukun, melinjo dan petai. Ketiga, dari subsektor tanaman buah-buahan terdapat 15 jenis komoditas yaitu alpukat, belimbing, duku, durian, jambu biji, jeruk keprok, mangga, manggis, nangka, pepaya, pisang, salak, sawo, sirsak dan melon. Keempat, dari subsektor perkebunan terdapat 2 jenis komoditas yaitu tebu dan kopi. Dan kelima, dari subsektor peternakan terdapat 7 jenis komoditas yaitu sapi potong, sapi perah, kerbau, kuda, kambing, ayam ras petelur dan ayam ras pedaging. Selanjutnya berdasarkkan analisis Tipologi Klassen yang mengacu pada hasil analisis Location Quotient (LQ) dan Shift-Share (SS), komoditas pertanian yang perlu diprioritaskan pengembangannya antara lain: padi irigasi, pisang dan salak (Kecamatan Tempursari), cabe besar, sukun, melinjo, petai dan jambu biji (Kecamatan Pronojiwo), ubi kayu non irigasi, kacang panjang, cabe besar, tomat, ii buncis, ketimun, pepaya dan salak (Kecamatan Candipuro), jagung irigasi, kacang tanah irigasi, jambu biji, pepaya dan kerbau (Kecamatan Pasirian), jagung irigasi, kacang panjang, cabe besar, cabe rawit, tomat, terong, belimbing, jambu air, jeruk keprok, pepaya, sawo dan ayam ras pedaging (Kecamatan Tempeh), padi irigasi, kedelai irigasi, petsai, kangkung, bayam, sukun, mangga, sawo, sapi potong dan sapi perah (Kecamatan Lumajang), kacang panjang, cabe besar, tomat, terong, ketimun, kangkung, belimbing, pepaya, sawo dan ayam ras petelur (Kecamatan Sumbersuko), padi irigasi, jagung irigasi, kedelai irigasi, cabe besar, belimbing dan tebu (Kecamatan Tekung), jagung non irigasi, ubi kayu irigasi, cabe rawit, tomat, terong, ketimun, pepaya, sawo dan ayam ras pedaging (Kecamatan Kunir), padi irigasi, jagung irigasi, cabe besar, belimbing, jeruk keprok, nangka dan tebu. (Kecamatan Yosowilangun), padi irigasi, cabe besar, tomat, terong, jeruk keprok, mangga, melon dan kerbau (Kecamatan Rowokangkung), padi irigasi, terong, jeruk keprok, rambutan, tebu dan kerbau (Kecamatan Jatiroto), sirsak, tebu dan kerbau (Kecamatan Randuagung), padi irigasi, petsai, bayam dan jeruk keprok (Kecamatan Sukodono), padi irigasi, kacang tanah irigasi, terong, belimbing dan tebu (Kecamatan Padang), ubi kayu non irigasi, ketimun, pisang, pinang, kuda dan ayam ras petelur (Kecamatan Pasrujambe), padi non irigasi, bawang daun, kentang, petsai dan ayam ras pedaging (Kecamatan Senduro), pisang (Kecamatan Gucialit), belimbing, sirsak, tebu dan ayam ras pedaging (Kecamatan Kedungjajang), ubi kayu non irigasi, cabe rawit dan tebu (Kecamatan Klakah), serta jagung non irigasi, ubi kayu non irigasi, kacang tanah non irigasi, nangka, sawo dan sirsak (Kecamatan Ranuyoso). Saran yang bisa diberikan dari hasil penelitian ini ialah Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang perlu mengembangkan komoditas pertanian unggulan sesuai dengan potensi masing-masing kecamatan. Kabupaten Lumajang selama ini terkenal sebagai Kota Pisang, namun berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa komoditas pisang hanya unggul di 3 kecamatan saja yaitu Kecamatan Tempursari, Pasrujambe dan Kecamatan Gucialit. Oleh karena itu, pengembangan komoditas unggulan selain pisang perlu dilakukan seperti komoditas padi irigasi, cabe besar dan tebu yang banyak diusahakan di berbagai kecamatan di Kabupaten Lumajang