Kajian Residu Biochar Sekam Padi, Kayu Dan Tempurung Kelapa Terhadap Ketersediaan Air Pada Tanah Lempung Berliat Di Jatikerto Malang

Kadar air pada lahan di Jatikerto adalah 32,02% (Widowati dkk., 2014), hal ini didukung dengan tekstur tanah lempung berliat yang mampu menyerap air lebih banyak, namun air dalam tanah tersebut belum tentu dapat tersedia bagi tanaman. Salah satu upaya dalam menjaga ketersediaan air tanah dapat dilakukan dengan pemberian bahan pembenah tanah seperti biochar. Penambahan biochar akan meningkatkan kapasitas tanah menahan air, biochar memiliki kapasitas yang tinggi untuk mempertahankan air karena tingginya jumlah pori mikro. Tujuan dari penelitian ini (1) untuk mengetahui pengaruh biochar sekam padi, kayu dan tempurung kelapa terhadap peningkatan air tersedia pada tanah lempung berliat di Jatikerto Malang, (2) untuk mengetahui pengaruh dosis biochar 15 t ha-1, 30 t ha-1 dan 45 t ha-1 terhadap peningkatan air tersedia pada tanah lempung berliat di Jatikerto Malang, (3) untuk mengetahui pengaruh biochar sekam padi, kayu dan tempurung kelapa terhadap peningkatan air tersedia pada kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm pada tanah lempung berliat di Jatikerto Malang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2015, pada kebun percobaan Universitas Brawijaya, di Desa Jatikerto Kecamatan Kromengan Malang. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 jenis biochar yaitu sekam padi, tempurung kelapa, dan kayu dengan masing-masing terdapat dosis (15,30 dan 45 t ha-1). Penelitian ini menggunakan 10 perlakuan dengan 2 faktor yaitu jenis dan dosis biochar. Pengambilan contoh tanah untuk analisa beberapa sifat fisik tanah dilakukan pada 450 hari setelah perlakuan atau pada masa tanam ke2. Titik pengambilan sampel tanah dilakukan pada larikan dan antar larikan pada setiap petak perlakuan. Setiap petak dilakukan pengambilan 2 titik pada larikan dan antar larikan. Pengambilan contoh tanah dilakukan pada kedalaman tanah 0–20 cm dan 20–40 cm. Variabel penelitian yang diukur adalah tekstur tanah, berat isi tanah (BI), berat jenis tanah (BJ), porositas tanah, distribusi ruang pori antara lain pori drainase cepat, pori drainase lambat dan pori air tersedia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian jenis dan dosisbiochar tidak merubah tekstur tanah. Berat isi tanah tertinggi terdapat pada jenis biochar kayu dosis 30 t ha-1 (1,20 g cm-3), sedangkan untuk berat jenis tanah tidak berpengaruh nyata akibat pemberian biochar. Rata-rata nilai porositas terendah terjadi pada jenis biochar kayu dosis 15 t ha-1(47,54% vol). Pori drainase cepat tertinggi terdapat pada jenis biochar tempurung kelapa dosis 30 t ha-1 (20,80% vol), sedangkan untuk pori air tersedia tertinggi pada jenis biochar tempurung kelapa dosis 45 t ha-1(21,55% vol), untuk pori drainase lambat tertinggi pada jenis biocharkayu dosis 30 t ha-1 (29,03% vol). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pemberian biochar mampu meningkatkan ketersediaan air dalam tanah