Pengaruh Refugia pada Kelimpahan dan Keanekaragaman Arthropoda Predator di Sawah Padi PHT Desa Tejoasri, Laren, Lamongan.

Salah satu kendala dalam upaya peningkatan produksi tanaman padi adalah adanya gangguan spesies organisme pengganggu tanaman (OPT). Penggunaan pestisida kimia secara intensif untuk mengendalikan hama dapat mengakibatkan resurgensi, resistensi, musnahnya predator, serta pencemaran lingkungan. Mengingat dampak negatif dari penggunaan pestisida yang tidak terkendali, pemerintah kemudian menginstruksikan teknologi Pengendalian Hama Terpadu (HPT). Salah satu pendekatan dalam PHT adalah dengan memaksimumkan keefektifan peran musuh alami dengan mempertahankan keberadaan tumbuhan berbunga dan tumbuhan liar yang tumbuh pada pematang sawah untuk menarik arthropoda predator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan arthropoda predator di sawah PHT dan blok refugia pada setiap fase pertumbuhan padi, mengetahui keanekaragaman arthropoda di sawah PHT dan blok refugia, serta mengetahui pengaruh jarak blok refugia terhadap kelimpahan arthropoda predator di sawah PHT. Penelitian dilaksanakan di lahan budidaya padi PHT Desa Tejoasri, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur pada bulan Januari sampai dengan Mei 2015. Dalam penelitian dipadukan teknologi PHT dengan penanaman tanaman berbunga di salah satu sisi pematang dengan luas sawah 15 x 60 m. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksplorasi dengan mengadakan pengamatan terhadap 2 lokasi, yaitu sawah PHT dan blok refugia. Pengamatan arthropoda dilakukan dengan metode pengamatan langsung atau visual control dan metode relatif dengan menggunakan jaring ayun. Dalam penelitian ini terdapat dua pengamatan yaitu pengamatan terhadap kelimpahan dan keanekaragaman arthropoda di sawah dan blok refugia pada setiap fase pertumbuhan padi, dan pengamatan pengaruh blok refugia terhadap kelimpahan arthropoda predator di sawah PHT pada jarak 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, dan 48 m dari blok refugia. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada sawah ditemukan 40 spesies arthropoda predator yang terbagi kedalam 7 ordo dan 28 famili, sedangkan pada blok refugia ditemukan 29 spesies yang terbagi kedalam 6 ordo dan 18 famili. Pada sawah, kelimpahan individu serangga predator fase vegetatif I lebih rendah dibandingkan pada blok refugia, sedangkan pada fase vegetatif II, generatif I, dan generatif II, kelimpahan individu serangga predator lebih tinggi dibandingkan pada blok refugia. Kelimpahan individu laba-laba pada tiap fase pertumbuhan padi di sawah lebih tinggi dibandingkan pada blok refugia. Nilai indeks keanekaragaman arthropoda di sawah dan blok refugia pada tiap fase pertumbuhan padi berkisar antara 2,0 hingga 2,7 yang tergolong keanekaragaman sedang. Pengaruh jarak blok refugia menunjukkan hasil bahwa pada jarak 6 meter dari blok refugia, kelimpahan individu predator yang ditemukan di sawah lebih rendah dibandingkan pada jarak 12, 18, 24, 30, 36, 42 dan 48 m. Semakin dekat jarak dari blok refugia, kelimpahan individu predator yang ditemukan semakin rendah