Analisis Kelayakan Investasi Usahatani Kopi Arabika (Coffea Arabica) Organik Pada Perkebunan Rakyat Di Desa Kayumas, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur

Kopi arabika merupakan jenis tanaman kopi yang banyak dibudidayakan di pulau Jawa. Provinsi Jawa Timur memiliki sentra penghasil kopi arabika yang terletak di Desa Kayumas, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo. Usahatani kopi arabika di Desa Kayumas memiliki potensi untuk di ekspor namun usahatani kopi arabika menghadapi beberapa kendala seperti keterbatasan modal, penurunan hasil produksi dan penurunan harga kopi arabika dunia. Hal tersebut mengakibatkan pendapatan usahatani rendah dan menyebabkan jangka waktu pengembalian modal usahatani lebih lama. Sehingga diperlukan penelitian mengenai kelayakan investasi usahatani kopi arabika organik di Desa Kayumas, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo. Berdasarkan permasalahan yang terjadi di Desa Kayumas, maka tujuan dari penelitian yaitu (1) Menganalisis biaya total produksi, penerimaan, dan pendapatan yang diperoleh petani dalam luasan satu hektar pada usahatani kopi arabika organik. (2) Menganalisis kelayakan investasi usahatani kopi arabika organik. (3) Menganalisis tingkat sensitivitas usahatani kopi arabika organik. Metode yang digunakan untuk penentuan lokasi penelitian diambil secara purposive. Lokasi penelitian Desa Kayumas karena kopi arabika organik memiliki potensi untuk di ekspor. Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2015. Penentuan responden menggunakan metode stratified random sampling berdasarkan strata umur tanaman kopi arabika organik. Sedangkan metode analisis data menggunakan analisis cash flow, analisis kelayakan yang terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), dan analisis sensitivitas. Hasil penelitian antara lain (1) usahatani kopi arabika organik membutuhkan biaya total produksi sebesar Rp 5.585.771,-/hektar (ha)/tahun, dan penerimaan yang diperoleh petani sebesar Rp17.663.579,-/ha. Maka pendapatan yang diperoleh petani sebesar Rp 12.077.806,-/ha. (2) Usahatani kopi arabika di Desa Kayumas memiliki nilai NPV sebesar Rp 3.121.551,-, nilai Net B/C Ratio sebesar 1,86, dan nilai IRR sebesar 14 persen, sehingga usahatani layak untuk diinvestasikan. (3) Hasil analisis sensitivitas usahatani kopi arabika organik menunjukkan apabila terjadi peningkatkan biaya produksi 25 persen, penurunan jumlah produksi 13 persen, penurunan harga jual 20 persen, penurunan harga kopi arabika dunia 10 persen dan perubahan tingkat suku bunga 8 persen menunjukkan usahatani layak untuk diinvestasikan. Sedangkan hasil analisis sensitivitas berdasarkan trial and error, apabila terjadi peningkatan biaya produksi 38 persen, penurunan harga jual 28 persen, penurunan harga kopi arabika dunia 28 persen dan perubahan tingkat suku bunga 14,5 persen mengakibatkan usahatani kopi arabika organik tidak layak karena nilai IRR lebih kecil dibanding tingkat suku bunga sebesar 7,5 persen. Adapun saran yang diberikan agar usahatani kopi arabika organik tetap layak diinvestasikan antara lain (1) Petani perlu mempertahankan tingkat produksi ii kopi arabika organik untuk meningkatkan pendapatan dan mempertahankan kelayakan investasi usahatani. (2) Pemerintah perlu memfasilitasi pemberian modal kepada petani kopi arabika organik melalui kerjasama dengan lembaga permodalan, pasar modal yang mempertemukan calon pemodal dan supplier. (3) Peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya, sebaiknya menambah kriteria pada analisis investasi, yaitu menghitung profitability ratio