Analisis Perkembangan Harga dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fluktuasi Harga Bawang Merah (Allium cape L) di Jawa Tengah.

Pertanian Merupakan Salah Sektor Terpenting Dalam Perekonomian Nasional. Pertanian Dapat Membantu Meningkatkan Perekonomian Nasional Dengan Cara Meningkatkan Nilai Ekonomis Pada Masing-Masing Komoditas Pertanian. Salah Satu Komoditas Yang Memiliki Nilai Ekonomis Tinggi Yang Dapat Dibudidayakan Oleh Banyak Petani Adalah Komoditas Bawang Merah (Bank Indonesia, 2013). Bawang Merah (Alium Cape L) Merupakan Salah Satu Tanaman Yang Ketersediaannya Sangat Dibutuhkan Bagi Setiap Rumah Tangga. Bawang Merah Digunakan Pada Hampir Setiap Masakan Sebagai Bahan Bumbu Atau Pelengkap Utama Dalam Setiap Masakan. Selain Itu, Bawang Merah Juga Dapat Dimanfaatkan Sebagai Obat-Obatan Tradisonal, Seperti Mengobati Luka, Pereda Demam, Masuk Angin, Dan Lain Sebagainya, (Rahayu Dan Berlian, 1994) Jawa Tengah Merupakan Sentra Utama Produsen Bawang Merah, Namun Ketersediaan Bawang Merah Setiap Bulannya Masih Belum Stabil. Sedangkan Bawang Merah Merupakan Salah Satu Komoditas Yang Ketersediaannya Harus Selalu Terjaga. Kondisi Yang Dihadapi Adalah Tanaman Bawang Merah Termasuk Dalam Tanaman Musiman Sehingga Ketersediaannya Di Pasaran Berfluktuasi Sesuai Dengan Siklus Masa Panen. Selain Itu, Konsumsi Bawang Merah Pada Waktu-Waktu Tertentu Mengalami Peningkatan Dibandingkan Dengan Hari Normal. Kondisi Tersebutlah Salah Satu Pemicu Terjadinya Ketidak Stabilnya Atau Terjadi Fluktuasi Harga Bawang Merah Di Pasaran. Penelitian Ini Memilki Tujuan Untuk Mengetahui Perkembangan Harga Bawang Merah Dan Menganalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fluktuasi Harga Bawang Merah Di Jawa Tengah, Sehingga Dapat Menjadi Bahan Pertimbangan Dan Evaluasi Pemerintah Dalam Mengendalikan Harga Bawang Merah Di Pasaran Jawa Tengah Dan Informasi Pasar Bagi Petani Bawang Merah Di Jawa Tengah. Penentuan Lokasi Ditentukan Secara Purposive Di Provinsi Jawa Tengah. Dengan Pertimbangan Provinsi Jawa Tengah Merupakan Sentra Produksi Utama Bawang Merah Menurut Badan Pusat Statistik (2013). Data Yang Digunakan Dalam Penelitian Ini Adalah Data Sekunder Dalam Bentuk Time Series (Data Deret Waktu) Bulanan Pada Periode Tahun 2010-2014. Variabel Yang Digunakan Adalah Produksi, Konsumsi, Harga, Dan Hari Besar Agama. Analisis Deskriptif Digunakan Untuk Menganalisis Perkembangan Harga Bawang Merah, Sedangkan Analisis Regresi Linear Berganda Atau Ordinary Least Square (OLS) Dengan Aplikasi SPSS 16.0 Digunakan Untuk Menganalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Harga. Berdasarkan Dari Analisis Perkembangan Harga Bawang Merah Di Jawa Tengah Periode 2010-2014 Diketahui Bahwa Harga Bawang Merah Pada Periode Tersebut Mengalami Fluktuasi Harga. Rata-Rata Harga Bawang Merah Di Jawa Tengah Tahun 2010-2014 Tiap Tahunnya Sebesar Rp 12.117/Kg, Rp 13.222/Kg, Rp 9.643/Kg, Rp 25.980/Kg, Dan Rp 15.766/Kg. Kenaikan Rata-Rata Harga Bawang Merah Mencapai 1,09% Pada Tahun 2011, Terjadi Penurunan Pada Tahun 2012 Sebesar 0,73%, Terjadi Kenaikan Pada Tahun 2013 Sebesar 2,69%, Terjadi Penurunan Pada Tahun 2014 Sebesar 0,61%. Harga Bawang Merah Tertinggi Terjadi Pada Bulan Agustus 2013, Harga Bawang Merah Mencapai Rp 39.533/Kg, Harga Tersebut Merupakan Harga Yang Cukup Tinggi Karena Harga Bawang Merah Berkisar Rp 15.346/Kg. Sedangkan Harga Terendah Bawang Merah Terjadi Pada Bulan Januari 2012, Harga Bawang Merah Hanya Sebesar Rp 6.418/Kg. Diketahui Pula Bahwa Terdapat Kondisi Dimana Harga Mengalami Puncak Harga Tertinggi, Yaitu Pada Bulan-Bulan Juni Dan Juli, Sedangkan Pada Bulan April Dan September Harga Bawang Merah Mengalami Penurunan. Sedangkan Hasil Dari Analisis Faktor-Faktor, Dari Keempat Variabel Yang Digunakan, Hanya Variabel Konsumsi Bawang Merah Dan Harga Bawang Merah Sebelumnya (Lag Harga) Yang Berpengaruh Nyata Terhadap Terjadinya Fluktuasi Harga Bawang Merah Di Jawa Tengah Pada Periode 2010-2014. Sedangkan Variabel Lainnya (Produksi Bawang Merah Dan Dummy Hari Besar Agama) Tidak Memberikan Pengaruh Secara Nyata Terhadap Terjadinya Fluktuasi Harga Bawang Merah Di Jawa Tengah Pada Periode 2010-2014. Ketidak Signifikannya Variabel Yang Lainnya Seperti Produksi Bawang Merah Karena Untuk Memenuhi Permintaan Bawang Merah Di Jawa Tengah, Tidak Hanya Menggunakan Variabel Produksi Saja, Namun Terdapat Variabel Impor Yang Diduga Juga Memberikan Pengaruh Terhadap Penawaran. Sedangkan Untuk Variabel Hari Besar Agama Diduga Pada Sebagian Besar Bulan Yang Terdapat Hari Besar Agama, Stok Bawang Merah Di Pasaran Dapat Mencukupi. Implikasi Kebijakan Sebagai Upaya Stabilisasi Harga Bawang Merah Di Jawa Tengah Dilakukan Melalui Penyelesaian Masalah Dari Hulu Hingga Hilir. Dari Hulu, Upaya Dapat Dilakukan Melaui Mengoptimalkan Aplikasi Kalender Tanam (Katam) Sehingga Dapat Meminimalkan Terjadinya Gagal Panen. Sedangkan Dari Hilir, Dapat Dilakukan Melalui Kebijakan Prognosa Kebutuhan Dan Ketersediaan Pangan. Kebijakan Ini Memberikan Pengaruh Yang Cepat Terhadap Stabilisasi Harga Bawang Merah Di Pasaran. Jika Harga Bawang Merah Di Pasaran Telah Stabil Karena Adanya Keseimbangan Antara Penawaran (Produksi) Dengan Permintaan (Konsumsi), Maka Selisih Lag Harga Bawang Merah Tiap Bulannya Menjadi Kecil. Hal Tersebut Menjadikan Petani Untuk Tetap Membudidayakan Bawang Merah Karena Tidak Adanya Kekhawatiran Petani Akan Perubahan Harga Yang Drastis, Sehingga Produksi Bawang Merah Juga Akan Tetap Stabil Karena Tidak Adanya Pergerakan Naik Turunnya Jumlah Petani Yang Membudidayakannya