Analisa Strategi Keunggulan Bersaing Pada Produk Sayuran Hidroponik (Studi Kasus Pada Pt. Kusumasatria Agrobio Tani Perkasa Kota Batu, Jawa Timur)

Hidroponik merupakan suatu inovasi sistem budidaya tanaman semusim tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam. Budidaya hidroponik menjadi salah satu solusi dari masalah berkurangnya lahan pertanian akibat alih fungsi lahan. Banyaknya perusahaan yang tertarik untuk mengembangkan bisnisnya dibidang pembudidayaan hidroponik, membuat persaingan menjadi cukup ketat. Keadaan tersebut membuat perusahaan harus sangat memperhatikan keberlangsungan hidupnya, selain tujuan untuk meningkatkan penjualan dan laba. Untuk dapat bertahan dalam kondisis persaingan tersebut perusahaan harus mampu mengembangkan kompetensi yang dimilikinya dan keunggulan khusus yang tidak mudah ditiru oleh pesainganya, dan menopang tercapainya keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Menformulasikan strategi menyangkut memilih strategi-strategi yang sudah dikenal ataupun menciptakan straegi-strategi baru. Formulasi strategi-strategi tersebut tidak lepas dari hasil pemantauan lingkungan yang dihadapi organisasi atau perusahaan, baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Analisis internal dan eksternal perusahaan sangat diperlukan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan dapat mengenali lingkungan yang memperngaruhi kinerja perusahaan. Setelah mengetahui apa saja yang menjadi keunggulan, kelemahan, peluang, serta ancaman yang ada, perusahaan dapat dengan mudah merumuskan strategi apa saja yang dapat dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lima kekuatan persaingan perusahaan sebagai faktor eksternal perusahaan, dan aktifitas primer dalam rantai nilai sebagai faktor internal perusahaan dalam merumuskan strategi keunggulan bersaing melalui kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman. Metode yang digunakan dalam merumuskan strategi keunggulan bersaing adalah dengan alat analisis EFE (External Factors Evaluation), IFE (Internal Factors Evaluation), analisis rantai nilai, matriks IE (Internal-External), matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat), dan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Analisis EFE dan IFE digunakan untuk menganalisis faktor eksternal dan internal perusahaan, untuk mengetahui peluang, ancaman dari faktor eksternal, dan kekuatan serta kelemahan dari faktor internal perusahaan. Analisis rantai nilai digunakan untuk mengetahui aktifitas manakah yang memberikan pengaruh besar terhadap penciptaan nilai untuk pelanggan. Matriks IE, digunakan untuk mengetahui posisi perusahaan dilihat dari 9 sel pada matriks tersebut. Matriks SWOT digunakan untuk merumuskan strategi-strategi ditinjau dari peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan perusahaan. QSPM digunakan untuk mengetahui strategi manakah yang menjadi prioritas perusahaan, sehingga strategi tersebut dapat dijalankan dengan baik. Hasil dari penelitian ini antara lain, dari hasil analisis EFE didapatkan peluang dan ancaman yang berada di lingkungan eksternal perusahaan. Peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan adalah tidak adanya ancaman dari perusahaan pendatang baru, dan konsumen tidak memiliki kekuatan dalam ii menentukan harga dan sulit berpindah ke perusahaan supplier lainnya. Ancaman yang perlu diperhatikan oleh perusahaan yaitu, adanya ancaman dari produk pengganti/substitusi, dan kekuatan pemasok dalam menentukan harga bahan baku. Dari perhitungan analsis EFE, diketahui nilai faktor eksternal perusahaan adalah sebesar 2,64. Dari analisis IFE didapatkan kekuatan perusahaan yaitu terdapatnya tenaga kerja ahli dalam proses pembudidayaan, produk tersedia sepanjang tahun tanpa terpengaruh oleh cuaca, masa panen lebih cepat, dan pelayanan yang baik terhadap konsumen. Kelemahan yang dimiliki perusahaan adalah penggunaan benih impor pada sayuran buah, produk tidak tahan lama dan mudah rusak, dan kendaraan tidak dilengkapi dengan pendingin. Total nilai IFE adalah sebesar 2,88. Analisis rantai nilai memperlihatkan bahwa aktifitas yang memiliki pengaruh besar terhadap penciptaan nilai kepada pelanggan adalah aktifitas operasi dengan nilai skor sebesar 0,71. Sedangkan aktifitas yang kurang memberikan pengaruh dalam pembentukan nilai bagi pelanggan adalah pada aktifttas logistik masuk dan logistik keluar dengan nilai skor sebesar 0,63. Setelah merumuskan strategi-strategi alternatif yang dapat dilakukan oleh perusahaan, didapatkan lima strategi prioritas dari perhitungan analisis QSPM. Lima strategi prioritas tersebut secara berurutan adalah, meningkatkan kualitas produk (6,73), meningkatkan produksi sayuran hidroponik (6,59), memperluas jangkuan pemasaran (6,57), menambah fasilitas pendingin pada kendaraaan pengantar produk (6,24), dan memperbaiki kemasan agar terlihat lebih menarik (6,20). Dari hasil penelitian tersebut, dapat diberikan saran kepada perusahaan sebegai berikut: 1) Terkait dengan penggunaan benih impor pada sayuran buah, perusahaan diharapkan dapat memaksimalkan penggunaan pembudidayaan metode vegetative dalam proses budidaya sehingga dapat mengurangi pembelian benih impor. 2) Perusahaan diharapkan dapat melakukan kegiatan pelayanan yang maksimal kepada konsumen secara konsisten, seperti pemenuhan permintaan konsumen dan menjaga kualitas produk selama pengiriman agar tidak terjadi kerusakan