Studi Keragaman Media Pertumbuhan Kebun Bibit Rakyat: Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Terhadap Pertumbuhan bibit Sengon (Paraserianthes falcataria), Jabon (Anthocephalus cadamba), dan Gmelina (Gmel

Kebun bibit rakyat merupakan kebun persemaian yang membudidaykan tanaman hutan, dikelolah oleh kelompok tani yang didanai oleh pemerintah. tanaman Sengon (Paraserianthes falcataria), Jabon (Anthocephalus cadamba), dan Gmelina (Gmelina arborea) merupakan bibit yang diminati oleh kelompok KBR tahun 2013 untuk dibudidayakan. Bibit berkualitas dapat dihasilkan dari media tanam yang juga berkualitas. Pemerintah melalui Peraturan Menteri Kehutanan P.17/Menhut-II/2012 tentang pedoman teknis kebun bibit rakyatpesemaian KBR mencantumkan mengenai media tanam yang digunakan berupa campuran tanah/sabut kelapa/gambut/sekam, pasir dan pupuk organik (pupuk kandang/kompos/bokasi) dan/atau pupuk anorganik (N, P, K dll) yang diisikan ke dalam polybag/kantong/wadah lainnya. Media tanam juga sebagai tempat untuk mewadahi berbagai proses kegiatan tanaman, baik kegiatan kimia, fisik. Tujuan penelitian ini adalah: (1)Mengevaluasi keragaman media tanam terhadap karagaman pertumbuhan bibit pertumbuhan bibit tanaman sengon, gmelinadan jabon(2) Menganalisis hubungan sifat fisik tanah (bobot isi, berat jenis, porositas, tanah, ketahanan penetrasi akar dan kemampuan penyedia air) terhadap pertumbuhan bibit sengon, gmelinadan jabon.(3)Menganalisis ketersediaan unsur hara (N, P, K dan C-organik) terhadap pertumbuhan bibit sengon, gmelinadan jabon. Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja BPDAS Brantas yang meliputi kabupaten yaitu Malang, Blitar, kediri, Tulungagung, Jombang dan Trenggalek. dilaksanakan bulan Desember 2013 sampai dengan bulan Februari 2014. Pengolahan data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif, dilanjutkan standar deviasi untuk mengetahui keseragaman bibit Hasil penelitian menunjukkan pada media tanam KBR. Pertumbuhan bibit sengon terbaik terdapat pada lokasi 1 di desa Kanigoro, media tanam yang memberikan pertumbuhan bibit yang relatif seragam berupa campuran topsoil, pupuk kandang, dan lumpur, dengan karakteristik tekstur lempung berdebu, penetrasi akar tanah (2,67 Mpa), air tersedia (19,22%) porositas (55,95%), BI (1,02 g/cm3), pH 7, N-total dan C-organik (0,09) dan (0,10%), P dan K tanah (26 ppm) dan (0,3 me/100g), dan nilai C/N rasio (0,97). Pertumbuhan bibit jabon terbaik terdapat pada lokasi 5 di desa Ngepoh dengan media tanam topsoil dan kompos, dengan karakteristik tekstur lempung berdebu, ait tersedia (22,80%), porositas (58,14%), BI (0,77 g/cm3), penetrasi (1,33 Mpa), pH (7,5), Nitrogen (0,12%), P dan K tanah (65,8 ppm) dan (2,12 me/100g), C-organik (1,14%), dan nilai C/N rasio (9,8). Pertumbuhan bibit gmelina terdapat pada lokasi 3 di desa Bandungrejo, dengan media tanam topsoil, pupuk kandang, dan kompos, dengan tekstur lempung berdebu, penetrasi (0,80 Mpa), BI (1,18 g/cm3), porositas (63,14%), dan ketersediaan air yang tinggi (17,78%), pH (7,2), Nitrogen (0,05%), P tanah (110ppm), K tanah (0,12 me/100g), C-organik (0,40%), dan nilai c/n rasio (7,15)