Analisis Keunggulan Komparatif Komoditas Padi Organik di Kabupaten Malang (Studi Kasus di Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang)

Kemampuan wilayah untuk bersaing menciptakan produk secara lebih efisien, terspesialisasi, berbiaya produksi rendah, dan didukung kelimpahan sumberdaya menciptakan ciri-ciri produk dengan keunggulan komparatif yang dapat diperdagangkan di pasar internasional (Asian Development Bank, 1992). Produk pertanian organik merupakan salah satu produk unggulan wilayah yang diproduksi menggunakan sumberdaya lokal yang bersifat organik. Padi organik merupakan produk pangan yang dihasilkan dari sistem pertanian organik dengan memanfaatkan bahan-bahan alami untuk menghasilkan produk organik yang memiliki kualitas dan mutu terbaik (Sutanto, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keunggulan komparatif komoditas padi organik di Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Mang, serta menganalisis keunggulan komparatif komoditas padi organik jika terjadi penurunan produktivitas dan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika. Metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui keunggulan komparatif komoditas padi organik adalah analisis DRC (Domestic Resource Cost). DRC digunakan untuk mengetahui seberapa banyak sumberdaya domestik (Rp) yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang/jasa, mengetahui devisa ($) yang didapat jika barang/jasa tersebut dijual di dalam negeri sebagai subsitusi impor. Metode analisis kedua adalah analisis sensitivitas dengan mengubah hasil output yang dihasilkan di lokasi penelitian. Analisis sensitivitas digunakan untuk mengetahui keunggulan komparatif komoditas padi organik jika terjadi penurunan produktivitas dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika. Hasil penelitian antara lain: (1) Komoditas padi organik di Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang memiliki keunggulan komparatif dengan nilai DRCR (Domestic Resource Cost Ratio) < 1 sebesar 0,42. Hal ini berarti komoditas padi organik efisien diproduksi di dalam negeri dan layak untuk dikembangkan sebagai subsidi impor. (2) Berdasarkan hasil analisis sensitivitas diperoleh: (a) Penurunan produktivitas padi organik sebesar 15 persen dan 30 persen dapat menurunkan keunggulan komparatif padi organik di lokasi penelitian sebesar 0,42 menjadi sebesar 0,50 dan 0,62. Nilai DRCR < 1, berarti Keunggulan komparatif masih tetap dimiliki di Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang walaupun terjadi penurunan produktivitas sebesar 6.025 kg/ha menjadi 5.121 kg/ha dan 4.217 kg/ha, (b) Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika yang melemah sebesar 10 persen dan 25 persen dapat meningkatkan keunggulan komparatif padi organik sebesar 0,62 sebesar 0,38 dan 0,33. Peningkatan nilai DRCR padi organik di Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang karena penggunaan faktor produksi domestik lebih besar, maka nilai tukar harga bayangan terhadap Dollar Amerika mengalami perubahan. Saat nilai tukar Rupiah ii melemah terhadap Dollar Amerika, artinya US $1 jika dikurskan dalam Rupiah, nilainya akan lebih mahal dari nilai awal sebesar Rp 11.706 mengalami peningkatan sebesar Rp. 12.876 dan Rp. 14.634, (c) Penurunan produktivitas Padi organik sebesar 30 persen dan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika sebesar 10 persen yang terjadi bersamaan dapat menurunkan keunggulan komparatif padi organik di Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang sebesar 0,42 menjadi 0,56. Hal ini terjadi karena penurunan produktivitas padi organik yang lebih tinggi dibandingkan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dan output padi organik yang diperoleh lebih kecil dibandingkan biaya yang harus dikorbankan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang diajukan adalah sebagai berikut: (1) Komoditas padi organik di Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang harus dikembangkan dan diproduksi di dalam negeri karena komoditas padi organik memiliki keunggulan komparatif dengan menggunakan sumberdaya domestik. (2) Pemerintah harus melakukan upaya pengembangan produksi padi organik sesuai kebijakan Go Organic yang telah terealisasi dengan memperhatikan dan melindungi sumberdaya yang digunakan dalam pengembangan usahatani padi organik untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan produktivitas dari hasil pertanian organik. (3) Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai keunggulan komparatif pada komoditas organik dengan lebih menekan input domestik untuk mengetahui adanya perubahan harga pada sumberdaya yang digunakan agar lebih efisien lagi