Analisis Efisiensi Pemasaran Buah Naga di Desa Purwodadi, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi

Buah naga merupakan salah satu komoditas buah-buahan pendatang baru yang yang layak dikembangkan di Indonesia. Selain memiliki berbagai khasiat untuk kesehatan, buah naga memiliki prospek yang cerah. Tercatat 70-80% konsumsi buah naga di Indonesia berasal dari impor sehingga saat ini produksi buah naga oleh petani dalam negeri hanya dapat memenuhi sekitar 20% kebutuhan buah naga di Indonesia. Kabupaten Banyuwangi merupakan sentra produksi buah naga, salah satunya adalah Desa Purwodadi dengan total produksi pada tahun 2013 mencapai 135 ton. Peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri harus diimbangi dengan kegiatan pemasaran yang baik. Jika pemasaran yang berjalan efisien maka akan menguntungkan di pihak petani maupun lembaga pemasaran yang terlibat. Kendala dalam pemasaran buah naga di Desa Purwodadi adalah terlibat dengan berbagai lembaga pemasaran dan harga buah naga yang berfluktuatif. Hal ini akan menekan harga di tingkat petani dan meningkatkan harga jual di tingkat konsumen. Oleh karena itu penting untuk dikaji penelitian mengenai efisiensi pemasaran buah naga di Desa Purwodadi. Penelitian ini bertujuan yang pertama untuk mengetahui saluran dan fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran buah naga, kedua untuk menganalisis efisiensi pemasaran berdasarkan nilai marjin pemasaran, farmer’s share dan rasio keuntungan biaya, ketiga untuk menganalisis tingkat efisiensi harga dan efisiensi operasional pemasaran buah naga. Penelitian dilakukan di Desa Purwodadi, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi dengan pemilihan lokasi berdasarkan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (purposive). Responden petani dipilih secara acak sederhana (simple random sampling) dan diperoleh 31 petani. Cara pengambilan sampel responden lembaga pemasaran dilakukan dengan teknik snowball sampling berdasarkan alur pemasaran buah naga dari petani hingga ke konsumen . Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif untuk mendeskripsikan lembaga pemasaran yang terlibat serta fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran buah naga. Analisis kuantitatif untuk menganalisis efisiensi pemasaran berdasarkan nilai marjin pemasaran, farmer’s share, rasio keuntungan biaya, efisiensi harga dan efisiensi operasional. Efisiensi operasional diukur dengan load factor efficiency pada fasilitas transportasi dan penyimpanan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan empat saluran pemasaran buah naga grade A, B dan C dengan saluran pemasaran terpanjang melibatkan petani, supplier , pengumpul luar desa, dan pedagang pengecer luar kota. Saluran pemasaran terpendek melibatkan petani dan pedagang pengecer lokal. Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan meliputi fungsi pembelian, penjualan, transportasi, bongkar muat, sortasi grading , pengemasan, informasi pasar dan retribusi. Saluran pemasaran IV merupakan saluran pemasaran terpendek dan paling efisien karena memiliki nilai marjin paling rendah yaitu Rp. 2.400,00/kg dan nilai share harga petani paling tinggi yaitu 78,95%. Nilai rasio keuntungan biaya sebesar 20,45 yang berarti kegiatan pemasaran yang dilakukan lembaga pemasaran adalah menguntungkan karena nilainya lebih dari 1, namun kelemahan pada saluran pemasaran ini adalah kapasitas penjualan yang terbatas karena pedagang pengecer hanya membeli buah naga dalam jumlah yang relatif sedikit. Saluran pemasaran II merupakan saluran pemasaran terpanjang dan tidak efisien karena memiliki nilai marjin yang tinggi sebesar Rp. 7.400,00/kg dan nilai share harga petani paling rendah yaitu 26,32%. Nilai rasio keuntungan dan biaya terendah pada saluran ini adalah 0,90 yang berarti terdapat lembaga pemasaran yang tidak mendapatkan keuntungan dari kegiatan fungsi pemasaran sehingga pemasaran tidak efisien