Perubahan Sosial Akibat Perkembangan Usahatani Tebu (Studi Kasus Di Dusun Sumbul Desa Klampok Kecamatan Singosari Kabupaten Malang)

Kondisi pertanian di Dusun Sumbul mengalami perubahan ketika tebu mulai dikembangkan pada awal tahun 1980an. Petani di Dusun Sumbul banyak yang tertarik dan mencoba untuk ikut berusahatani tebu. Semakin tahun mulai banyak petani yang ikut berusahatani tebu, mulai dari petani yang awalnya berusahatani tanaman jagung dan hortikultura maupun warga yang sebelumnya bekerja pada bidang lain. Diharapkan dari penelitian yang dilakukan akan memberikan gambaran mengenai suatu fenomena perubahan sosial yang terjadi pada suatu masyarakat yang diakibatkan oleh perkembangan usahatani suatu komoditas, juga diketahui apa saja faktor yang perlu diperbaiki agar semakin mengarahkan perubahan ke arah yang lebih baik bagi petani. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan awal mula pertanian tebu dikembangkan di Dusun Sumbul, mendeskripsikan dampak dan arah perubahan struktur pemilikan lahan yang terjadi setelah petani beralih ke usahatani tebu, mendeskripsikan dampak dan arah perubahan sistem ketenagakerjaan yang terjadi setelah petani beralih ke usahatani tebu dan mendeskripsikan dampak dan arah perubahan jaringan sosial setelah petani beralih ke usahatani tebu. Lokasi penelitian dipilih secara purposive di Dusun Sumbul Desa Klampok Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode analisis data menggunakan model Miles and Hubberman dan penghitungan indeks gini. Metode penggumpulan data yang dilakukan antara lain adalah dengan melakukan observasi , melakukan wawancara, mengumpukan dokumen dan melakukan dokumentasi. Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan antara lain : (1) Usahatani tebu di Dusun Sumbul pada awal mulanya dikembangkan oleh pengusaha dari luar Dusun Sumbul yang bekerjasama dengan penduduk asli Dusun Sumbul dengan cara menyewa lahan milik warga yang kemudian ditanami tanaman tebu pada tahun 1980. Setelah sebagian penduduk dipekerjakan untuk membantu mengelolah lahan pertanian tebu, mulailah timbul keinginan dari penduduk Dusun Sumbul untuk ikut bertani tebu pada lahan mereka sendiri. (2) Perubahan struktur pemilikan lahan pertanian berdasarkan penghitungan indeks gini mengalami penurunan setelah tebu mulai dikembangkan di Dusun Sumbul. Penurunan nilai indeks gini mengalami penurunan secara bertahap yang disebabkan oleh faktor jual beli lahan yang dilakukan petani. Hal ini disebabkan semakin banyak petani yang memiliki modal lebih dari hasil bertani tebu yang sengaja dikumpulkan untuk membeli lahan baru untuk memperluas pemilikan lahan tebu mereka.(3) Perubahan Sistem Ketenagakerjaan Pertanian yang terjadi pada masyarakat di Dusun Sumbul pada umumnya cenderung mengarah pada kemajuan. Petani dari semua golongan menyesuaikan sistem yang mereka terapkan dengan kemampuan yang mereka miliki. (4) Perubahan jaringan sosial yang terjadi pada petani di Dusun Sumbul setelah dikembangkan usahatani tebu cenderung mengarah pada kemajuan. Petani pada masing-masing golongan menyesuaikan jaringan yang meraka pilih untuk memudahkan dalam bertani tebu. Peluang, alternatif pilihan, dan modal yang mereka miliki mempengaruhi bentuk penyesuaian yang dilakukan oleh masing-masing golongan petani