Strategi Petani Tebu Dalam Menghadapi Kelangkaan Tenaga Kerja (Studi Kasus Di Desa Putat Lor, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang)

Swasembada gula dapat terpenuhi jika produksi tebu di Indonesia dapat memenuhi kebutuhan konsumsi akan gula. Produksi tebu akan tinggi jika permasalahan usaha tani dapat diatasi dengan baik, yakni tersedianya luas lahan tebu, tersedianya modal dalam usahatani tebu untuk pembelian bibit unggul, dan saprodi yang berkualitas, sumberdaya manusia yang berkualitas sebagai manajer dan juga tenagakerja. Tenaga kerja berpengaruh langsung terhadap jumlah produksi tebu karena tenaga kerja merupakan pengelola usahatani yang melakukan penanaman, perawatan, dan juga pemanenan. Tanpa adanya tenaga kerja yang cukup maka usahatani tidak akan dapat berjalan dengan baik karena akan terjadi ketimpangan lahan dan jumlah tenaga kerja yang tidak memadai. Adapun permasalahannya adalah: 1. Apa saja jenis kebutuhan penggunaan tenaga kerja dalam usahatani tebu di Desa Putat Lor? 2. Bagaimana strategi petani di Desa Putat Lor dalam menghadapi kelangkaan tenaga kerja pada usahatani tebu? 3. Bagaimana dampak pemilihan strategi pengadaan tenaga kerja terhadap penerapan usahatani tebu menurut stabilitas produksi usahatani tebu di Desa Putat Lor? Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis-jenis kebutuhan tenaga kerja dalam usahatani tebu di Desa Putat Lor, Mendeskripsikan strategi petani di Desa Putat Lor dalam menghadapi kelangkaan tenaga kerja usahatani tebu dan juga mendeskripsikan dampak pemilihan strategi pengadaan tenaga kerja terhadap stabilitas produksi usahatani tebu di Desa Putat Lor. Desa Putat Lor, Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang dipilih secara purposive , karena desa tersebut mengalami kelangkaan tenaga kerja disektor pertanian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara kepada petani tebu dan juga buruh tani tebu. Data diolah dengan menggunakan model Miles dan Hubberman . Berdasakan hasil analisa data dan pembahasan, hasil penelitian dikemukakan sebagai berikut: 1. Jenis-jenis kebutuhan tenaga kerja dalam usahatani dilihat dari jenis kegiatan dan jenis kelamin . kebutuhan tenaga kerja dari jenis kegiatan antara lain: keprasan, pengolahan lahan, penyulaman, penyiangan gulma, pemupukan, penutupan tanah, pembubunan, pengelentekan daun kering, dan panen. Kebutuhan tenaga kerja menurut jenis kelamin adalah tenaga kerja laki-laki dan perempuan. 2. Strategi petani dalam mengatasi kelangkaan tenaga kerja dilihat dari perbedaan kepemilikan luas lahan garap mulai dari petani luas lahan sempit, sedang dan luas. Dari beberapa strategi yang digunakan dapat dibagi menjadi tiga strategi utama yang digunakan oleh petani yakni strategi intensif, strategi teknis dan juga strategi hubungan sosial kekeluargaan. 3. Dampak dari pemilihan strategi pengadaan tenaga kerja dalam stabilitas produksi dibagi menjadi tiga indikator yaitu ketepatan masa tanam, ketepatan perawatan, dan ketepatan masa panen. Diharapkan petani selalu menggunakan stategi strategi yang efektif dalam mengatasi kelangkaan tenaga kerja, agar petani terus mendapatkan tenaga kerja sehingga dapat melaksanakan kegiatan usahatani tebu dengan baik dan lancar. Penggunaan strategi efektif yaitu dengan menggunakan bantuan alat dan mesin sebagai pengganti tenaga kerja sehingga tanpa membutuhkan banyak tenaga kerja kegiatan usahatani tebu masih tetap dapat dilaksanakan dengan baik sehingga produkis tebu dapat tetap stabil bahkan meningkat. Dibutuhkan adanya mekanisasi pertanian seperti mesin tebang agar kegiatan dalam usaha tani dapat tetap melaksanakan kegiatan usaha tani tebu