Analisis Distribusi Pangan di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang mana dalam rangka pembangunan daerah Kabupaten Sidoarjo banyak mengembangkan kawasan industri yang pada akhirnya menuntut kebutuhan akan lahan. Lahan yang tersedia semula didominasi oleh lahan pertanian tetapi saat ini berubah menjadi lahan non pertanian yang menyebabkan penurunan luas lahan pertanian. Penurunan luas lahan pertanian ini berakibat produksi domestik Kabupaten Sidoarjo yang agak rawan pangan, hal ini disebabkan ketersediaan pangan domestik yang tidak cukup merata di seluruh wilayah Kabupaten Sidoarjo. Pemerataan pangan di berbagai daerah diperlukan dalam rangka memenuhi konsumsi pangan masyarakat sehingga peran distribusi dalam kegiatan menyalurkan bahan pangan dari petani produsen sampai kepada konsumen akhir sangatlah penting. Pola distribusi pangan perlu dibuat secara baik untuk menjamin seluruh rumah tangga dapat memperoleh pangan dalam jumlah yang cukup sepanjang waktu dengan harga yang terjangkau. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Menganalisis perkembangan harga komoditi beras, gula dan bandeng selama 4 tahun terakhir di Kabupaten Sidoarjo. 2) Menganalisis saluran distribusi pangan pada komoditi beras, gula, dan bandeng di Kabupaten Sidoarjo. 3) Menganalisis fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran di Kabupaten Sidoarjo. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah 1) Diduga perkembangan harga tiap komoditi semakin meningkat tiap tahunnya. 2) Diduga saluran pemasaran beras dan gula di tempat penelitian pendek, sedangkan saluran pemasaran bandeng panjang. Metode penelitian yang digunakan analisis deskriptif yaitu menganalisis perkembangan harga beras, gula, bandeng di tingkat produsen dan konsumen mulai tahun 2010 hingga 2013, menganalisis lembaga pemasaran yang telibat dalam pemasaran komoditi beras, gula, dan bandeng, dan menganalisis mengenai fungsi pemasaran yang dilakukan lembaga pemasaran yang terlibat pada tiap komoditi. Analisis kuantitatif dalam penelitian ini diantaranya yaitu analisa perkembangan harga dengan menghitung rata-rata harga jual, analisa pertumbuhan harga dengan menghitung CPI (Consumer Index Price), dan untuk menganalisis stabilitas harga dengan menghitung koefisien variasinya. Hasil penelitian ini adalah 1) Perkembangan harga jual rata-rata pada tingkat produsen dan konsumen baik komoditas beras, gula, dan bandeng tiap tahunnya semakin naik, akan tetapi stabilitas harga perbulannya pada tahun 2010 hingga 2013 cenderung stabil dikarenakan nilai koefisien variasi yang kurang dari 25%. 2) Saluran pemasaran pada komoditi beras di Kabupaten Sidoarjo terdapat 2 saluran pemasaran, Saluran pemasaran pada komoditi gula di Kabupaten Sidoarjo terdapat 1 saluran pemasaran saja. Saluran pemasaran pada komoditi bandeng di Kabupaten Sidoarjo terdapat 6 saluran pemasaran. 3) Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan lembaga pemasaran di Kabupaten Sidoarjo diantaranya yaitu: fungsi pembelian, fungsi penjualan, fungsi pengangkutan, fungsi penyimpanan,fungsi resiko fisik yang mana terjadi jika adanya kerusakan atau penyusutan komoditi, fungsi pengolahan dilakukan oleh penggilingan beras yaitu mengubah gabah menjadi beras, fungsi pengolahan yang dilakukan oleh pabrik gula yaitu mengubah tebu menjadi gula, fungsi standarisasi yang dilakukan pabrik gula agar gula yang dihasilkan seragam, fungsi standarisasi pada lembaga pemasaran bandeng dilakukan untuk memisahkan bandeng sesuai dengan size, fungsi pengemasan dan fungsi pengetahuan pasar yaitu mengenai informasi harga. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini diantaranya yaitu 1) Mengingat produksi beras di Sidoarjo masih defisit maka sebaiknya pemasaran beras lebih diarahkan kepada saluran pemasaran yang melibatkan lebih banyak lembaga pemasaran, yaitu saluran pemasaran I: Petani – Penebas – Penggilingan Beras – Agen – Pedagang Pengecer – Konsumen agar jangkauan pendistribusian beras lebih luas. Mengingat produksi bandeng di Kabupaten Sidoarjo yang defisit maka sebaiknya saluran pemasaran bandeng lebih diarahkan pada saluran pemasaran I: petani – Pasar Ikan Depo – Pedagang Besar – Pedagang Pengecer – Konsumen yang melibatkan banyak lembaga pemasaran sehingga jangkauan pendistribusian akan lebih luas. 2) Berdasarkan pada hasil penelitian diketahui bahwa petani hanya melakukan fungsi pertukaran saja maka disarankan sebaiknya petani melakukan fungsi pengetahuan pasar juga yaitu mengenai informasi teknologi dan informasi harga agar dapat membantu petani dalam meningkatkan produksi dan posisi tawarnya. 3) Mengingat peran Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) yang belum mampu membantu anggotanya dalam mendistribusikan produk dan mengolah hasil produksi pangannya disaat mengahadapi panen raya dan paceklik maka diperlukan pelaksanaan kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) dengan pemberian penyuluhan dan pemberian dana bantuan sosial untuk membentuk unit distribusi atau pemasaran, dan produksi yang mendukung bagi petani. 4) Mengingat penyediaan data atau informasi mengenai pasokan, harga panel pangan masih lemah maka diperlukan peningkatan koordinasi antar lembaga pemasaran (Produsen – Pedagang Besar – Pedagang Pengecer) dengan instansi pemerintah terkait (Dinas Pertanian, Perkebunan, Perikanan, dan Perdagangan)