Persepsi Petani Terhadap Pendangkalan Danau Dan Hubungannya Terhadap Produktivitas Lahan Pertanian (Studi Kasus Pendangkalan Danau Ranupani, Desa Ranupani, Kec.Senduro, Kab.Lumajang)

Sistem pertanian dataran tinggi dalam usaha tani tanaman holtikultura masih menerapkan sistem pertanian konvensional yang mana dalam praktik budidaya seringkali menyalahi dan bersebrangan dengan kaidah-kaidah konservasi terkait pemanfaatan lahan. Letak dan lokasi Desa Ranupani pada ketinggian 2100 Mdpl berdampak pada cuaca yang ekstrem, dimana mendorong kondisi pertanian di daerah dataran tinggi untuk penggunaan bahan kimia yang tinggi pada kegiatan usaha tani demi tercapainya hasil produktif untuk usaha tani. Penggunaan lahan pertanian pada kemiringan lereng yang curam, serta tanpa adanya teknik pengolahan lahan pertanian secara vegetative atupun fisik menambah panjang daftar sistem pertanian konsevional pada dataran tinggi, yang mana bersebrangan dengan kaidah-kaidah konservasi. Pengelolaan sistem pertanian didataran tinggi yang masih menerapkan sistem pertanian yang konvensional tersebut,berdampak pada terancamnya sumber daya lingkungan (degradasi) lingkungan serta kondisi sosial masyarkat desa atas tingginya biaya produksi untuk kegiatan usaha tani yang tidak seimbang dengan penerimaan atas kegiatan usaha tani yang dikerjakan. Ancaman yang nyata pada aspek lingkungan akibat pertanian konvensional yakni, penyusutan luasan ukuran Danau Ranu Pani serta blooming Tumbuhan Salvinia Sp di sekitar Danau Ranu Pani, sehingga mengancam keberadaan Danau Ranu Pani juga mereduksi nilai estetika danau. Pendangkalan serta penyusutan ukuran luasan Danau Ranu Pani diakibatkan oleh tingginya laju sedimentasi di sektor hulu(usaha tani) yang bermuara disektor hilir (danau ranupani) sertahilang dan berpindahnya lapisan tanah (erosi). Sedimentasi yang tinggi akibat pengolahan lahan pertanian searah lereng yang menjadi penyebab endapan-endapan tanah di dalam danau yang mana endapan tersebut mengakibatkan berkurangnya kedalaman danau atau dengan kata lain mengalami pendangkalan danau. Tanah yang mengandung unsur hara serta bahan bahan kimia bermuara ke Danau Ranu Pani yang menyebabkan tumbuhnya tanaman gulma Salvini Sp diperairan danau. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive, yaitu di salah satu desa yang terletak di wilayah Resort Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Desa Ranu Pani, Kabupaten Lumajang. Desa enclave yang mengalami permasalahan pendangkalan danau akibat perubahan penggunaan lahan pada kawasan pelestarian Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer yang didapat dari informan kunci dan data sekunder dari data yang telah ada sebelumnya melalui.Dalam bentuk statistik, peta, persepsi dan perilaku masyarakat terkait pendangkalan danau serta produktifitas lahan pertanian.Teknik survei yang digunakan yaitu melalui teknik wawancara, teknik survei primer (menggunakan instrumen penelitian dalam bentuk pedoman wawancara) dan teknik survei sekunder (kunjungan instansional) yang ditempuh lewat kunjungan ke beberapa instansi terkait di Kabupaten Lumajang. Setiap data yang digunakan memiliki manfaat di dalam studi, yaitu memberikan gambaran naratif/ deskriptif tentang kondisi fisik, sosial, dan ekonomi wilayah penelitian (peta wilayah studi dan uraiannya), dasar perhitungan sampling, dan manfaat data untuk analisis persepsi dan produktivitas lahan melalui usaha tani masyarakat desa. Sebelum terjadi pendangkalan danau, masyarakat merasakan akan fungsi Danau Ranupani terhadap Desa Ranu Pani, yakni diantaranya untuk (1) Kebutuhan air bersih masyarakat desa, (2) Sarana wisata masyarakat desa serta, (3) Brand Identity Desa Ranu Pani. Bahkan bagi petani setempat, kejernihan air danau sebelum terjadi pendangkalan danau memiliki fungsi yang signifikan di lahan tegalan milik petani, yakni untuk kebutuhan irigasi lahan pertanian.Namun, atas perubahan yang telah terjadi terhadap Danau Ranupani terkait pencemaran air bersih akibat aktivitas pertanian masyarakat desa, juga termasuk pendangkalan danau, berdampak padapergeseran fungsi Danau Ranu Pani yang mana pada saat ini, kualitas air danau tidak lagi dimanfaatkan petani untuk keperluan irigasi, juga tidak mampu dimanfaatkan masyarakat atas kebutuhan air bersih seperti sedia dulu kala . Dalam perubahan-perubahan yang terjadi kasus pendangkalan Danau Ranupani secara tidak langsung memiliki pengaruh di kehidupan ekonomi masyarakat desa, khususnya petani Desa Ranupani.Pengaruh secara ekonomi ditunjukkan oleh penurunan atas produktivitas hasil panen (ton/ha) usaha tani holtikultura dan semakin tingginya biaya produksi untuk sarana produksi atas kebutuhan usaha tani milik petani setempat.Hal ini berdasarkan tanggapantanggapan yang diberikan informan mengenai tingginya kebutuhan sarana produksi seperti penggunaan bahan-bahan kimia untuk kebutuhan budidaya saat ini, yang berbeda pada tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, hasil panen yang diperoleh petani yang mana tiap tahunnya cenderung menurun, sementara kebutuhan sarana produksi untuk bahan-bahan kimia pada usaha tani cenderung tinggi. Secara keilmuan dijelaskan bahwasannya, penggunaan lahanyang tidak konservatif menyebabkan tingginya laju erosi dari lahan pertanian masyarakat desa berbanding lurus dengan unsur hara yang hilang terhanyut terbawa air hujan , sehingga kebutuhan untuk sarana produksi semakin tinggi pula mengingat bahan-bahan kimia sintetik mampu memberikan unsur hara yang hilang dalam waktu yang relatif singkat. Disamping itu, penurunan produktivitas hasil panen, didasari oleh erosi tanah yang mana lapisan-lapisan tanah atas telah hilang terbawa air hujan menjaddi sedimentasi sehingga keutuhan tanah dalam asupan unsur hara tanah semakin berkurang, juga resistensi tanaman akibat penggunaan bahan-bahan kimia atas kebutuhan usaha tani milik petani setempat