Analisis Perencanaan Produksi dengan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Teh di PTPN XII (Persero) Kebun Bantaran Kabupaten Blitar Jawa Timur

Kebijakan perusahaan untuk menyimpan barang dalam jumlah yang besar atau alternatifnya dalam jumlah yang kecil mempunyai untung dan ruginya. Jika perusahaan menyimpan barang dalam jumlah besar, perusahaan dapat memenuhi pesanan pelanggan, dan menghindarkan kehabisan barang. Tetapi menyimpan barang berarti perusahaan akan menanggung biaya penyimpanannya. Dengan demikian terdapat pertimbangan untung rugi antara menyimpan persediaan dalam jumlah besar dan kecil. Sehingga diperlukan tingkat persediaan barang yang optimal. Penentuan jumlah persediaan bahan baku yang tepat merupakan usaha yang penting dalam pengadaan bahan baku. Perusahaan harus mengetahui kapan melakukan pemesanan dan jumlah bahan baku yang harus dipesan, jumlah pembelian bahan baku yang paling ekonomis serta penentuan waktu kapan dilakukan pemesanan kembali. Masalah optimalisasi pengadaan bahan baku merupakan hal yang penting dalam suatu perusahaan, sehingga masalah ini terus dipelajari dan dikembangkan. Sejauh ini PTPN XII (Persero) Kebun Bantaran belum menerapkan metode EOQ dalam merencanakan produksi dan mengendalikan persediaan bahan baku teh. Perencanaan dan pengendalian bahan baku menggunakan pengalaman masa lalu dan jumlah pesanan produk tiap periode dalam memenuhi kebutuhan bahan baku tehnya. Bahan baku teh yang dilakukan dalam pembelian atau pemesanan oleh PTPN XII (Persero) Kebun Bantaran tidak memenuhi target yang sudah direncanakan oleh pihak perusahaan sehingga target produksi teh CTC tidak tercapai, hal ini dikarenakan belum ada perencanaan produksi dan pengendalian persediaan bahan baku yang belum efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui model pengendalian persediaan bahan baku Teh di PTPN XII (Persero) Kebun Bantaran dan menganalisis tingkat efisiensi di perusahaan sebelum dan sesudah menggunakan metode EOQ dalam perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku. Jenis metode penelitian yang dilakukan adalah analisis kualitatif dengan pendekatan Deskriptif di mana akan digambarkan bagaimana penerapan model pengendalian persediaan bahan baku teh di PTPN XII Kebun Bantaran Blitar. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara serta dokumentasi. Dari hasil analisa melalui perencanaan produksi dan pengendalian persediaan di PTPN XII Kebun Bantaran Blitar maka diperoleh hasil Penerapan pengendalian persediaan bahan baku teh di PTPN XII Kebun Bantaran Blitar menggunakan model pengawasan dengan menggunakan metode EOQ yaitu Jumlah pemesanan yang ekonomis untuk bahan baku teh di Kebun Bantaran sebanyak 7.363 Kg dan di Kebun Kulon Bambang sebanyak 3.254 Kg. Frekwensi serta interval pembelian bahan baku teh adalah 236 kali dengan jarak waktu 1 hari. Total biaya persediaan bahan baku yaitu Rp 3.342.944.145. Sedangkan menurut data perusahaan jumlah perpesanan untuk bahan baku teh di Kebun Bantaran sebanyak 6.305 Kg dan di Kebun Kulon Bambang sebanyak 1.030 Kg serta frekewensi serta interval pembelian teh adalah 267 kali/tahun dengan jarak waktu 1 hari. Total biaya persediaan bahan baku yaitu Rp. 3.488.199.540. Dengan menerapkan metode EOQ dalam perhitungan biaya bahan baku (pemesanan dan penyimpanan) akan memunculkan biaya total bahan (persediaan) yang lebih rendah (efisien) dibandingkan dengan data biaya yang diperoleh dari perusahaan sebelumnya tanpa menggunakan EOQ. Dimana efisiensi bahan baku (persediaan) senilai 4,2 persen. Penggunaan metode EOQ (Economic Order Quatity) dalam pengendalian persediaan akan sangat membantu kelancaran proses produksi pada PTPN XII (Persero) Kebun Bantaran yang dapat memberikan pertimbangan atau acuan bagi manajemen perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Perhatian terhadap tingkat permintaan, jumlah pemesanan yang paling ekonomis dan waktu pemesanan yang paling ekonomis, dan waktu pemesanan bahan baku yang tepat hendaknya terus diupayakan oleh PTPN XII (Persero) Kebun Bantaran