Sistem Upah dan Diferensiasi Gender Pekerja di Pabrik Gula Toelangan Kabupaten Sidoarjo

Sektor pertanian pada dekade 1960 menempati posisi teratas dalam penyerapan tenaga kerja perempuan, bahkan sebagian besar pekerjaan di sektor pertanian ini dikuasai oleh pekerja perempuan. Penelitian ini memiliki latar belakang pengaruh diferensiasi gender terhadap upah yang diberikan kepada pekerja. Selama dua dekade terakhir ini jumlah tenaga kerja perempuan terserap di sektor industri sebagai buruh mengalami kenaikan sekitar 4,3% setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan tenaga kerja perempuan dipandang lebih penurut dan murah sehingga secara ekonomis lebih menguntungkan bagi pengusaha. Oleh karena itu, kaum perempuan yang memiliki penghasilan rendah perlu dikembangkan potensinya melalui peningkatan kemampuan dan ketrampilan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menjelaskan faktor penentu upah. Untuk mengetahui alasan mengapa kaum perempuan bekerja. Dan untuk mengetahui mengapa perempuan menerima upah lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Lokasi penelitian ini di Pabrik Gula Toelangan Kabupaten Sidoarjo. Sampel yang digunakan berjumlah 57 reponden dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Probability Sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuisioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda dengan uji hipotesis F dan uji hipotesis t. Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor penentu upah terdiri dari jenis kelamin, umur, pendidikan, pengalaman kerja serta status tenaga kerja. Hasil analisis regresi linier berganda dapat diketahui bahwa variabel-variabel bebas meliputi jenis kelamin (X1), umur (X2), pendidikan (X3), serta status tenaga kerja (X5) berpengaruh terhadap upah pekerja (Y). Hal ini ditunjukkan dengan nilai F hitung sebesar 14,436. Besarnya kontribusi dari keempat variabel bebas tersebut terhadap Y adalah 58,6% dan sisanya 41,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini juga dapat diketahui bahwa kaum perempuan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mereka mau menerima gaji yang lebih rendah karena mereka tidak dapat kenaikan golongan sehingga upah yang diterima sesuai dengan UMK (upah minimum kabupaten). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan antara variabel yang meliputi meliputi jenis kelamin (X1), umur (X2), pendidikan (X3), serta status tenaga kerja (X5) terhadap Upah (Y). Saran yang diberikan dari peneliti, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam sistem pengupahan maupun pola pembagian kerja disesuaikan dengan kemampuan pekerja tanpa melihat perbedaan jenis kelamin