Efisiensi Penggunaan Pupuk NPK Melalui Aplikasi Kompos Sampah Organik Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Var. Kutilang.

Kompos sampah organik ialah sebuah sumber bahan organik yang jika diberikan dalam tanah akan dapat membantu memperbaiki kualitas tanah. Kompos sampah organik mengandung unsur hara yang diperlukan oleh tanaman misalnya nitrogen, fosfor dan kalium (Suntari dan Syekhfani, 2003). Kandungan nitrogen pada kompos sampah organik ialah 1,2%, sedangkan fosfat dan kalium sebesar 1,4% dan 0,9%. Penggunaan pupuk kompos sampah sebagai bahan organik dapat memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah sehingga meningkatkan kemampuan tanah dalam menyediakan air dan unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan tanaman (Sugito dan Warsiati, 2004). Pupuk NPK ialah sebuah contoh pupuk majemuk berbentuk pelet. Pupuk majemuk berbentuk pelet diyakini dapat meningkatkan efektivitas penggunaan pupuk karena dapat menekan kehilangan unsur hara akibat penguapan (Rusnadi dan Candra, 2003). Pemberian pupuk anorganik NPK terutama dalam upaya penyediaan hara makro N, P dan K sangat dibutuhkan oleh tanaman kacang hijau. Peningkatan produksi kacang hijau dapat ditempuh melalui penggunaan pupuk, baik pupuk organik maupun pupuk anorganik. Pemberian pupuk organik pada tanah diharapkan dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik, tanpa mengurangi produksi. Kacang hijau ialah suatu tanaman leguminosae yang cukup penting di Indonesia. Kacang hijau termasuk tanaman multiguna, ialah sebagai bahan pangan, pakan ternak, dan pupuk hijau. Kebutuhan konsumsi kacang hijau yang masih dicukupi melalui impor dari luar negeri mengakibatkan produksi kacang hijau sampai sekarang belum mampu mengimbangi permintaan kacang hijau dari dalam negeri. Permintaan kacang hijau di Indonesia mencapai 335.123 ton pada tahun 2011. Walaupun, produksi kacang hijau dari tahun 2004-2009 terus mengalami peningkatan. Namun, produksi kacang hijau diperkirakan pada tahun 2011 hanya sebesar 131.000 ton. Perkiraan produksi ini masih lebih rendah jika dibandingkan dengan produksi kacang hijau tahun 2010 yang sebesar 314.400 ton (Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Tanaman Pangan, 2010). Sehingga belum mampu mencukupi kebutuhan konsumsi kacang hijau. Tujuan penelitian ini ialah untuk mempelajari efisiensi penggunaan pupuk anorganik (NPK) melalui pemanfaatan kompos sampah organik pada pertumbuhan dan hasil kacang hijau. Hipotesis yang diajukan ialah 1) Efisiensi pupuk majemuk NPK dapat ditingkatkan dengan penggunaan kompos sampah organik, 2) Kombinasi antara pupuk anorganik NPK 120 kg ha -1 dengan kompos sampah organik 2,6 ton ha -1 akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal dan hasil yang tinggi dari tanaman kacang hijau. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan UB, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang yang terletak pada ketinggian tempat 303 m dpl, curah hujan 100 mm/bln, suhu rata-rata harian 24-30 o C dan jenis tanah Alfisol dengan pH 6-6,2. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Mei 2011. Alat yang digunakan ialah cangkul, meteran, penggaris, alat tugal, timbangan analitik, Leaf Area Meter (LAM) dan oven. Bahan yang digunakan ialah benih kacang hijau var. Kutilang, kompos sampah organik, pupuk NPK, insektisida Decis 25 EC 20 ml l -1 dan fungisida Dithane 80 WP 2 g l -1 . Penelitian menggunakan percobaan faktorial yang dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), meliputi 2 faktor yang diulang 3 kali. Dosis pupuk NPK sebagai faktor pertama yang terdiri dari 3 level, ialah (P o ) 100% dosis pupuk NPK (240 kg ha -1 ), (P 1 ) 75% dosis pupuk NPK (180 kg ha -1 ), (P 2 ) 50% dosis pupuk NPK (120 kg ha -1 ). v Sedangkan pemberian kompos sampah organik sebagai faktor kedua yang terdiri dari 3 level, ialah: (K 0 ) tanpa pemberian kompos sampah organik, (K 1 ) kompos sampah organik 2,6 ton ha AMILY: Times New Roman; FONT-SIZE: xx-sma