Evaluasi Toleransi Plasma Nutfah kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Terhadap Genangan

Pesatnya pembangunan menyebabkan bertambahnya kebutuhan hidup, termasuk kebutuhan akan sumberdaya lahan, sehingga terjadi perubahan alih fungsi lahan. Guna mendukung pengembangan kedelai di Indonesia dapat ditempuh melalui strategi peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam dan peningkatan efisiensi produksi. Lahan suboptimal dijadikan sebagai alternatif lahan produktif bagi tanaman kedelai. Berdasarkan potensi lahan dan iklim, maka sasaran pengembangan areal kedelai untuk peningkatan produksi diarahkan ke luar Jawa, di samping lahan sawah, lahan kering, dan lahan pasang surut. Peningkatan efisiensi produksi yang diperlukan pada lahan-lahan suboptimal adalah penggunaan varietas toleran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi toleransi plasma nutfah kedelai terhadap genangan. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (BALITKABI) Kendalpayak, Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2008 sampai bulan Maret 2009. Bahan-bahan yang digunakan adalah 30 genotip kedelai yang berasal dari koleksi plasma nutfah Balitkabi, 4 varietas pembanding, pot plastik hitam berdiameter 30 cm. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah jangka sorong, penggaris, timbangan analitik, klorofil meter Minolta SPAD 502. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi toleransi terhadap 30 genotip kedelai dengan 4 varietas pembanding dan rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan dua ulangan. Ketiga puluh empat genotip tersebut digenangi mulai 21 hari setelah tanam (HST) hingga panen. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, diameter batang, umur berbunga, umur masak, umur panen, jumlah bintil akar, berat kering akar adventif, jumlah akar adventif, kadar klorofil, jumlah polong isi, jumlah polong hampa, jumlah polong total, jumlah cabang, jumlah biji, bobot biji, jumlah buku subur, jumlah daun total, jumlah daun gugur, bobot 100 biji, stomata dan pengamatan visual terhadap gejala perlakuan genangan. Data dianalisis menggunakan ANOVA pada taraf 5%, apabila beda nyata diuji lanjut dengan analisis gerombol Scott-Knott. Hasil penelitian terhadap karakter-karakter yang diuji dengan Scott-Knott memperlihatkan perbedaan yang nyata pada pengamatan tinggi tanaman, akar adventif, berat kering akar adventif, jumlah daun, jumlah daun gugur, umur berbunga, umur masak, umur panen, jumlah polong isi, jumlah polong hampa, jumlah polong total, jumlah buku subur, diameter batang, kadar klorofil dan jumlah cabang, jumlah biji, hasil biji dan bobot 100 biji. Varietas Menyapa memperlihatkan nilai yang konsisten pada karakter jumlah polong isi, jumlah polong total, jumlah buku subur, diameter batang, kadar klorofil, berat kering akar adventif, jumlah biji dan hasil biji . Genotip MLGG 0133 yang memiliki nilai konsisten pada karakter jumlah buku subur, jumlah polong isi, jumlah polong total, jumlah biji, hasil biji, dan bobot 100 biji, meskipun tidak tinggi pada karakter kadar klorofil dan berat kering akar adventif seperti varietas Menyapa. Namun nilai–nilai tersebut tidak berbeda nyata jika dibandingkan dengan varietas Menyapa. Pada penelitian ini tidak ditemukan genotip yang lebih konsisten pada karakter–karakter tersebut seperti varietas Menyapa. Varietas Lawit yang diidentifikasikan sebagai varietas yang adaptif pada lahan pasang surut B dan C tidak menunjukkan angka yang tinggi seperti varietas Menyapa. Begitu juga pada varietas Sinabung dan Panderman yang adaptif pada lahan sawah yang menunjukkan konsistensi nilai pada komponen hasil dan hasil