Analisis Nilai Tambah Dan Strategi Pengembangan Agroindustri Penyulingan Nilam : Studi Kasus di Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk

Salah satu sektor yang potensial dan berperan penting dalam Pembangunan adalah sektor pertanian, untuk mengembangkan sektor pertanian yang memiliki potensi besar maka sektor industri diharapkan bisa meningkatkan peranannya menjadi salah satu bidang yang dapat menggerakkan pembangunan dengan landasan pertanian yang tangguh. Pengembangan tersebut dilakukan dengan sistem pertanian yang memperhatikan dari hulu hingga hilir (dari proses tanam hingga proses pasca panen). Industri pertanian (Agroindustri) adalah suatu industri yang menangani proses pasca panen, sehingga dapat menambah nilai ekonomis dari produk primer. Nilai tambah adalah salah satu faktor penting sebagai bahan pertimbangan pengembangan Agroindustri dalam lingkungan internal perusahaan. Adanya nilai tambah yang potensial menyebabkan produk primer tersebut layak untuk dikembangkan. Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu daerah penghasil minyak atsiri bagi Jawa Timur. Minyak atsiri di Kabupaten Nganjuk merupakan hasil sulingan dari salah satu tanaman perdu yaitu tanaman Nilam. Agroindustri Penyulingan Nilam merupakan salah satu agroindustri yang memiliki potensi untuk dikembangkan di Kabupaten Nganjuk. Namun, agroindustri tersebut ternyata belum mampu manjalankan usahanya secara maksimal. Hal ini dikarenakan pengembangan agroindustri masih dihadapkan pada beberapa kendala, seperti terbatasnya pemasaran, manajemen, keterbatasan modal, dan lain - lain. Selain kendala–kendala yang telah di jelaskan sebelumnya, ancaman lain adalah bermunculannya agroindustri–agroindustri lain sehingga menimbulkan situasi pasar yang kompetitif untuk wilayah Jawa Timur khususnya Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk. Oleh karena itu diperlukan adanya strategi yang tepat dalam upaya menghadapi persaingan pasar dan dalam mengembangkan usaha. Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis seberapa besar nilai tambah agroindustri penyulingan nilam sebagai agroindustri skala rumah tangga. (2) Menganalisis kondisi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang dihadapi agroindustri penyulingan nilam. (3) Menyusun strategi pengembangan yang tepat berdasarkan kondisi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang ada. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yakni pada Agroindustri Penyulingan Nilam di Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan jumlah agroindustri penyulingan nilam yang terdapat di Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk diketahui sebanyak 25 agroindustri. Populasi pada penelitian ini bersifat Homogen, dikarenakan seluruh agroindustri tersebut merupakan agroindustri berskala Industri kecil, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 5 – 19 orang, kesamaan jenis usaha, peralatan yang digunakan. Penentuan responden pada penelitian ini ditentukan secara sensus, dimana seluruh populasi dijadikan sebagai responden pada penelitian ini. Menurut pertimbangan waktu, biaya, tenaga dan dikarenakan populasi kurang dari 100 maka semua penyuling diambil sebagai responden. Metode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari analisis nilai tambah, analisis matrik SWOT, serta analisis grand strategi. Hasil pengolahan data primer didapatkan hasil : nilai tambah (21,84 %.) tergolong sedang, dan rata – rata keuntungan yang diberikan Rp 109.685,71,- per kilo gram produksi atau sebesar 15,56 %. Hal ini dikarenakan pada saat penelitian dilaksanakan harga minyak atsiri sedang turun (350.000/kg), sedangkan harga normal minyak atsiri adalah 650.000 – 700.000/kg. Melihat hasil perhitungan nilai tambah dan keuntungan yang diberikan, maka agroindustri penyulingan nilam di Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk layak untuk diusahakan. Dari analisis lingkungan internal perusahaan diperoleh hasilsebagai berikut; faktor kekuatan : Modal untuk menjalankan usaha (finansial), daya tahan produk, kapasitas produksi tinggi, pengalaman pemilik usaha, tenaga kerja trampil, nilai tambah produk tinggi, sarana transportasi yang memadai, tergabung dalam kelompok tani. Kelemahan : Teknologi pengeringan bahan baku (teknologi), pengadaan bahan baku (produksi), pengetahuan pekerja (SDM), kemampuan memasarkan produk (pemasaran), pembukuan kurang diperhatikan, pemilik kurang inovatif. Dari lingkungan eksternal meliputi peluang : Permintaan produk tinggi, lokasi bahan baku yang mudah dijangkau, kontinuitas bahan baku (sepanjang tahun), ketersediaan TK yang banyak dan murah, tidak adanya produk subtitusi, ancaman : fluktuasi harga produk di luar negeri, persaingan antar agroindustri (kompetitor), tingginya bunga pinjaman, cuaca (musim hujan), panjangnya jalur pemasaran. Berdasar posisi agroindustri pada matrik grand strategy yang terletak pada kuadran I strategi yang tepat untuk pengembangan agroindustri penyulingan nilam di Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk menurut matrik SWOT adalah strategi SO. Karena pada kuadran I menggambarkan kekuatan dan peluang yang lebih besar daripada kelemahan dan ancaman, maka dengan menerapkan strategi SO diharapkan agroindustri dapat memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya untuk mencapai peluang yang ada sehingga usaha ini dapat lebih berkembang. Alternatif strategi tersebut antara lain Mencari peluang daerah pemasaran baru, Difersivikasi / inovasi peralatan produksi, Meningkatkan volume produksi, Meningkatkan kualitas dan kontinuitas produk di pasar, Penguasaan pasar