Variabilitas Hasil dan Komponen Hasil pada Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merill) Terhadap Cekaman Kekeringan

Kebutuhan akan kedelai untuk konsumsi di Indonesia mencapai 2 juta ton per tahun, sedangkan produksi dalam negeri hanya mencapai 966 ribu ton per tahun. Sehingga pemerintah mengimpor kedelai sebesar 6,7 % atau1 juta ton per tahun. Produktivitas kedelai di Indonesia masih relatif rendah hal ini diakibatkan oleh banyaknya lahan kering yang digunakan sebagai lahan tanam sedangkan varietas kedelai yang telah beredar belum mampu tumbuh dengan baik. Kekeringan merupakan salah satu faktor menurunnya produktivitas dari tanaman kedelai. Upaya yang dapat dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan kedelai untuk konsumsi dapat dilakukan dengan cara perakitan tanaman kedelai toleran terhadap cekaman kekeringan. Oleh karena itu upaya yang dapat dilakukan dengan mencari keragaman genetik tanaman kedelai. Genotipa-genotipa kedelai yang digunakan dalam penelitian ini juga merupakan salah satu sumber variabilitas yang dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk sifat toleransi kedelai terhadap cekaman kekeringan, informasi tersebut dapat dijadikan sebagai bahan seleksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabilitas dan nilai heritabilitas pada hasil dan komponen hasil untuk sifat toleran kekeringan pada tanaman kedelai (Glycine max L. Merill) serta untuk mendapatkan genotipa yang toleran terhadap cekaman kekeringan. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang pada bulan Juli 2009 – Oktober 2009. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 28 genotipa yang terdiri dari 22 genotipa hasil seleksi in vitro, 2 galur dan 4 varietas unggul. Pupuk yang digunakan ialah pupuk majemuk (NPK) dengan perbandingan dosis 5-15-10. Alat yang di gunakan antara lain tali raffia, kertas label, kantung kertas, bamboo, timbangan dan kamera. Pengamatan pada penelitian ini meliputi tinggi tanaman (cm), jumlah daun, jumlah polong isi per tanaman, jumlah polong hampa pertanaman, berat polong (gram), berat biji per tanaman (gram), bobot biji 100 butir (gram), berat brangkasan (gram), berat total biji pertanaman (gram), jumlah biji pertanaman. Analisa data dilakukan dengan menghitung variabilitas fenotip da genetik, heritabilitas dan indeks toleransi cekaman terhadap kekeringan. Didapat nilai variabilitas pada karakter jumlah polong isi, berat polong (g), berat biji per tanaman (g), jumlah biji per tanaman, bobot biji 100 butir, tinggi tanaman (cm), jumlah daun, berat brangkasan (g), berat total biji per tanaman (g) dan berat biji ton ha-1 dalam penelitian ini termasuk dalam kategori seragam atau termasuk variabilitas sempit karena memiliki nilai KKG dan KKF rendah. Pada karakter jumlah polong hampa nilai KKF termasuk dalam variabilitas luas pada perlakuan cekaman sedangkan pada perlakuan normal termasuk dalam variabilitas sempit. Nilai KKG baik normal atau tercekam termasuk variabilitas sempit. Nilai heritabilitas yang didapat pada 28 genotipa kedelai yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam kriteria heritabilitas tinggi dilihat dari semua kriteria yang diamati, kecuali pada karakter jumlah polong hampa per tanaman dan berat brangkasan. Terdapat karakter terseleksi yaitu karakter tinggi tanaman, jumalah daun, jumlah polong isi per tanaman, berat polong per tanaman, berat biji per tanaman, jumlah biji per tanaman, bobot 100 butir, berat total biji per tanaman, berat biji ton ha-1. Perlakuan pemberian air 2 minggu sekali (stress) tidak memberi pengaruh penurunan hasil pada karakter berat biji per tanaman dan berat biji ton ha-1