Inkompatibilitas Pada Persilangan Interspesies Srtroberi (Fragaria sp)

Stroberi merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Daya pikat stoberi terletak pada warna buah yang merah dan rasanya manis segar. Prospek usaha ini sangat menjanjikan karena permintaan akan buah stroberi, cenderung meningkat dari tahun ketahun. Menurut Syariefa (2003), pasar stroberi bertambah 15% pertahun karena masyarakat semakin tertarik khasiat stroberi untuk kesehatan dan permintaan rumah makan maupun pabrik selai yang terus meningkat. Kalie (1985), menambahkan bahwa kandungan vitamin C dalam buah stroberi setara dengan buah jeruk dan lemon. Kandungan vitamin C per 100 gram buah adalah 60 mg. Di Indonesia pengembangan stoberi belum dilakukan secara optimal. budidayanya masih terbatas pada beberapa daerah, seperti : Cianjur, Lembang (Jawa Barat), Ciwidey (Cipanas), Cemoro sewu (Magetan), Batu (Jawa Timur) dan Bedugul (Bali). Sedangkan produksi stroberi di Indonesia belum bisa memenuhi kebutuhan konsumen karena sejauh ini varietas yang dikembangkan di setiap daerah masih terbatas. Salah satu upaya untuk meningkatkan keragaman tanaman stroberi atau kultivar baru adalah dengan menyilangkan antar tetua. Persilangan yang dapat digunakan ialah melalui persilangan antar spesies yang berbeda yang dikenal dengan persilangan interspesies. Pada umumnya persilangan antar spesies akan berhasil apabila mempunyai hubungan kekerabatan yang dekat. Namun pada kenyataanya persilangan interspesies sering kurang berhasil karena terdapat kendala seperti serbuk sari yang steril atau adanya peristiwa inkompatibilitas. Serbuk sari steril dapat disebabkan karena serbuk sari tersebut mandul sehingga serbuk sari tersebut tidak dapat membuahi sel telur. Peristiwa inkompatibiliti disebabkan karena serbuk sari tidak cocok untuk bergabung dengan sel telur, pada kejadian ini serbuk sari masih berfungsi untuk menyerbuki putik dari varietas lain. Penelitian dilaksanakan di kebun Kusuma Agrowisata Desa Pesanggrahan, Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu dengan suhu rata-rata 18oC – 22oC, kelembaban nisbi 79,75%, kecepatan angin berkisar 2,93 km/jam dan berada pada ketinggian ±950 – 1000 m diatas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2009 sampai April 2010. Alat – alat penelitian yang digunakan meliputi : gunting, kaca pembesar, meteran, pinset, termometer, cawan petri, gelas obyek, penutup gelas, gelas ukur, pipet, saringan halus, jam weker, alat pendingin, lampu drop dan mikroskop dengan pembesaran 400 X. Bahan penelitian yang digunakan meliputi : bunga stroberi Fragaria vesca, Fragaria chiloensis dan Fragaria x annanassa sebanyak 28 tanaman, benang, kertas mika, kertas coklat, kantong plastik, kertas lebel, kertas merang, spidol permanen, tissue, alkohol 70 %, larutan aquades dan larutan YKI. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode fertilitas polen, perkecambahan polen dan persilangan. Variable pengamatan terdiri dari data utama dan data penunjang. Dimana data utama terdiri dari persentase fertilitas polen, persentase perkecambahan polen, persentase keberhasilan persilangan. Sedangkan data penunjang terdiri dari konfigurasi meiosis dan pengamatan daya kecambah benih. Hasil Penelitian menunjukan bahwa Persilangan antar spesies stroberi yaitu F.x annanassa, F.vesca dan F.chiloensis memiliki kompatibilitas yang berbeda-beda. Persilangan F.x annanassa dengan F. chiloensis terdapat hambatan inkompatibel penuh sehingga mempengaruhi keberhasilan persilangannya sebesar 4%. Sedangkan hasil resiproknya terdapat gangguan inkompatibel sebagian sehingga keberhasilan persilangannya 44%