Persepsi Dan Faktor Sosial Ekonomi Yang Berhubungan Dengan Keputusan Petani Padi Untuk Mengusahakan Tanaman Kelapa Sawit : kasus Bergesernya Usaha Tani Padi Keusaha Tanaman Kelapa Sawit Yang Dilak

Selama ini telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan produksi beras secara nasional, karena adanya kenyataan bahwa mayoritas penduduk Indonesia makanan pokoknya adalah beras. Peningkatan produksi padi dilakukan berkelanjutan berdasarkan kemampuan daerah dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global guna mewujudkan kesejahteraan petani padi. Di Desa Muara Danau Kecamatan Seginim Kabupaten Bengkulu Selatan, hampir semua rumah tangga petani mengusahakan tanaman pangan seperti tanaman padi, yang merupakan petani turun temurun dengan pola tanam yang masih sangat tradisional, sehingga pertumbuhan ekonomi rakyatnya juga bejalan sangat lamban. Namun ahir-ahir ini terdapat sekitar 30 % keluarga petani padi yang mengusahakan tanaman kelapa sawit. Banyaknya petani tanaman pangan bergeser ke tanaman kelapa sawit akan mempengaruhi kondisi pangan rumah tangga petani dan produksi beras di bengkulu selatan, karena selama ini Desa Muara Danau merupakan desa penghasil beras di Kecamatan Seginim Kabupaten Bengkulu Selatan. Maka berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui persepsi dan faktor sosial ekonomi apa saja yang berhungan dengan keputusan petani tanaman padi untuk mulai mengusahakan tanaman kelapa sawit. Tujuan dari penelitian ini adalah:1). Mendeskripsikan faktor sosial ekonomi petani padi yang mengusahakan tanaman kelapa sawit, 2) Mendeskripsikan persepsi petani padi terhadap usaha tanaman kelapa sawit, 3) Mendeskripsikan proses adopsi inovasi usaha tanaman kelapa sawit, dan 4) Menganalisis hubungan faktor sosial ekonomi dengan proses adopsi usaha tanaman kelapa sawit. Dalam Penelitian ini lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) , yaitu di Desa Muara Danau, Kecamatan Seginim, Kabupaten Bengkulu Selatan. Dengan pertimbangan di Desa tersebut terdapat petani padi yang mulai mengusahakan tanaman kelapa sawit. Metode penentuan responden dalam penelitian ini menggunakan metode sensus, dimana data yang digunakan diambil dari semua populasi yang ada yaitu sebanyak 18 orang petani. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu: wawancara, baik secara terstruktur dengan bantuan koisioner maupun wawancara mendalam (indeph interview), observasi dan dokumentasi. Sedangkan metode analisa data yang digunakan adalah skoring untuk menjawab tujuan satu, dua, dan tiga, sedangkan untuk menjawab tujuan ke empat dugunakan analisis tabulasi silang. Berdasarkan hasil penelitian, Persepsi petani padi terhadap inovasi usaha tanaman kelapa sawit di desa Muara danau sangat positif. Untuk indikator keuntungan relatif 100 % petani mengatakan tanaman kelapa sawit lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan tanaman padi. Sedangkan 98 % petani menyatakan usaha tanaman kelapa sawit tidak rumit, sesuai dengan pengalaman petani, sesuai dengan kebutuhan petani, mudah untuk dilakukan, mudah untuk dicoba serta mudah untuk dilihat hasilnya. Proses adopsi inovasi usaha tanaman kelapa sawit tergolong tinggi. Pada tahap knowledge (pengenalan), persuasion (sikap) dan confirmation (konfirmasi) tergolong kedalam kategori tinggi sedangkan pada tahap decision (keputusan) tergolong kedalam kategori sedang. Faktor sosial ekonomi di darah penelitian diantaranya yaitu tingkat pendidikan terbanyak adalah SMU, keberanian menanggung resiko yang dicerminkan dengan pengambilan kredit dalam usaha tani kelapa sawit, rata-rata sebesar Rp.683.300, pengeluaran rumah tangga per tahun ratarata sebesar Rp 9.367.200 dan luas lahan yang dimiliki rata-rata seluas 6,22 Ha. Peran penyuluh pertanian dalam bergesernya usaha tanaman padi keusaha tanaman kelapa sawit di desa Muara Danau tergolong rendah serta tidak terdapat hubungan antara faktor sosial ekonomi dengan proses adopsi inovasi tanaman kelapa sawit karena tingkat adopsi relatif tinggi dan keadaan sosial ekonomi petani relatif homogen