Kajian Kualitas Seresah Terhadap Erodibilitas Pada Penggunaan Lahan Berbasis Kopi di Desa Tawangsari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang

Sistem pertanian monokultur yang banyak diterapkankan oleh masyarakat telah diketahui memiliki banyak dampak negatif terhadap kualitas lahan. Erosi merupakan masalah dalam suatu lahan karena dapat menyebabkan degradasi lahan. Penggunaan lahan dengan sistem monokultur mempunyai keragaman tanaman yang lebih rendah dibanding dengan penggunaan lahan campuran. Beragamnya masukan seresah akan menentukan tingkat penutupan permukaan tanah oleh seresah. Seresah yang mengalami pelapukan akan menghasilkan bahan organik tanah. Bahan organik tanah mempunyai peranan sebagai perekat antar partikel tanah atau sebagai pembentuk granulasi tanah. Bahan organik tanah akan membuat agregat menjadi mantap dan akan membentuk struktur yang granuler. Ketahanan tanah terhadap kerusakan dan kemampuan tanah dalam menyerap air merupakan faktor penentu dari nilai erodibilitas. Tujuan penelitian : (1) Mengetahui perbedaan tingkat kualitas seresah pada beberapa penggunaan lahan, (2) Mengetahui nilai erodibilitas tanah pada beberapa penggunaan lahan. Hipotesis penelitian yaitu : (1) Semakin rendah keragaman tanaman, akan meningkatkan kualitas seresah (C/N) pada penggunaan lahan, (2) Nilai erodibilitas pada penggunaan lahan hutan lebih rendah dibanding dengan penggunaan lahan lainnya. Penelitian dilakukan di Desa Tawangsari Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Penelitian dan analisis laboratorium dilaksanakan pada bulan Agustus 2008 sampai dengan Desember 2008. Penelitian di lapangan dilakukan pada empat sistem penggunaan lahan yang berbeda, yaitu : lahan hutan, kopi campuran, kopi naungan, dan kopi monokultur. Dalam melakukan penelitian metode yang digunakan adalah metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 kali ulangan. Penelitian ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : (1) Persiapan meliputi orientasi lapangan, penentuan penggunaan lahan dan penentuan metode pengukuran, (2) Penelitian utama, meliputi pengambilan contoh tanah utuh dan terganggu, pengambilan contoh seresah, dan pengukuran erodibilitas, (3) Analisis laboratorium, (4) Analisis dan Interpretasi data hasil penelitian serta penyusunan laporan penelitian. Hasil penelitian ini antara lain : (1) Penggunaan lahan hutan memiliki kualitas seresah paling rendah (lignin 35,48 %, poliphenol 3,71 %, C:N 27,13 %), kemudian meningkat pada kopi campuran (lignin 30,94 %, poliphenol 3,32 %, C:N 25,99 %), kopi naungan (lignin 30,94 %, poliphenol 3,32 %, C:N 25,99 %), dan kopi monokultur (lignin 14,96 %, poliphenol 2,57 %, C:N 22,52 %), (2) Berdasarkan uji statisik peningkatan kualitas seresah (C/N) berhubungan sangat erat dan berpengaruh nyata terhadap kandungan bahan organik tanah (r=0,73** dan R= 0,53) dengan persamaan y = 0,1349x - 0,0039 yang artinya tiap kenaikan 1 nisbah kualitas seresah (C/N) diikuti dengan kenaikan bahan organik tanah sebesar 0,13 %, (3) Berdasarkan uji statistik peningkatan kemantapan agregat tanah berhubungan sangat erat dan berpengaruh nyata terhadap nilai erodibilitas tanah (r=-0.79** dan R= 0,74) dengan persamaan y = -0,0811x + 0,5169 dan permeabilitas tanah berhubungan sangat erat dan berpengaruh nyata terhadap erodibilitas tanah (r=-0,82** dan R= 0,84) dengan persamaan y = -0,0091x + 0,6991, (4) Kualitas seresah (C/N) dan porositas paling berpengaruh terhadap nilai erodibilitas tanah sebesar 82 % (R=0,82), (5) Penggunaan lahan hutan memiliki nilai erodibilitas paling rendah dibanding dengan yang lainnya yaitu 0,08 (sangat rendah), lahan kopi campuran 0,17 (agak rendah), kopi naungan 0,32 (tinggi), dan kopi monokultur 0,61 (sangat tinggi). Hutan memiliki tingkat keragaman tanaman yang tinggi dan pengelolaan lahan paling rendah dibanding dengan lainnya, yang juga merupakan salah satu faktor penentu erodibilitas tanah