Analisis Nilai Tambah Agroindustri Krupuk (Krecek) Rambak di Desa Bangsal, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto

Pengembangan agroindustri sebagai langkah industrialisasi merupakan pilihan strategi yang tepat, karena agroindustri tidak hanya menciptakan kondisi saling mendukung antara kekuatan industri maju dengan pertanian tangguh tetapi juga membentuk keterpaduan sektor industri pertanian yang memberikan dampak ganda pada perubahan baik melalui penciptaan lapangan kerja, memberikan nilai tambah, perbaikan pendapatan dan pengembangan pertanian. Agroindustri pengolahan hasil pertanian sekarang ini diharapkan mampu memberikan nilai tambah. Nilai tambah ini diperoleh dari selisih antara nilai jual dari bahan baku dengan produk yang telah mengalami proses pengolahan. Nilai tambah menunjukkan imbalan balas jasa untuk modal tenaga kerja dan manajemen perusahaan. Adapun permasalahannya adalah : (1) Berapa besarnya nilai tambah dari bahan baku kulit sapi yang diperoleh pada agroindustri krupuk (krecek) rambak di Desa Bangsal, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto. (2) Seberapa besar keuntungan dan penerimaan berdasarkan hasil produksi usaha pada agroindustri krupuk (krecek) rambak di Desa Bangsal, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto. Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah: (1) Menganalisis besarnya nilai tambah dari bahan baku kulit sapi pada agroindustri krupuk (krecek) rambak di Desa Bangsal, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto. (2) Menganalisis besarnya penerimaan dan tingkat keuntungan berdasarkan hasil produksi pada agroindustri krupuk (krecek) rambak yang dikembangkan di Desa Bangsal, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto. Metode penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan sentra agroindustri krupuk (krecek) rambak yang ada di Kabupaten Mojokerto. Dalam penelitian ini responden yang digunakan berjumlah 20 unit usaha, dari semua produsen yang telah memiliki ijin usaha dan ijin kesehatan dari dinas terkait, dengan pertimbangan lama usaha yang dilakukan lebih dari 5 tahun. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan : wawancara dengan kuisioner, observasi dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif disajikan dalam bentuk uraian agar dapat mendukung data kuantitatif yang telah dikumpulkan. Beberapa metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) Analisis nilai tambah. (2) Analisis biaya produksi. (3) Analisis penerimaan dan keuntungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur pengusaha agroindustri krecek rambak berkisar antara 26-50 tahun menunjukkan kondisi fisik mereka yang baik dengan tingkat pendidikan sampai dengan tingkat SLTA/sederajat yang memungkinkan mereka menyerap informasi dan inovasi baru secara lebih cepat, memiliki pengalaman menjalankan usaha antara 6-20 tahun yang merupakan usaha turun-temurun. Dalam menjalankan usahanya, agroindustri krecek rambak menggunakan modal sendiri dan bahan baku yang mudah diperoleh sangat menunjang kelangsungan proses produksi agroindustri tersebut. Tenaga kerja yang digunakan berjumlah 4-10 orang dengan sistem upah borongan yang besarnya berbeda-beda tergantung dari tahapan proses produksi yang sedang dilakukan. Besarnya upah dari awal proses produksi sampai akhir proses produksi sebesar Rp. 65. 000,00/kw. Teknologi yang digunakan dalam proses produksi tergolong teknologi sederhana. Bahan bakar yang digunakan mudah di dapatkan dari daerah sekitar. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa usaha agroindustri krecek rambak dengan menggunakan bahan baku kulit sapi sebanyak 16 kw/bln mampu menghasilkan produk krecek rambak sebanyak 9,3 kw/bln. Usaha ini mampu menyerap tenaga kerja rata-rata sebanyak 6 orang selama satu bulan proses produksi. Apabila harga produk krecek rambak sebesar Rp. 5.650.000,00/kw dan faktor konversi sebesar 0,57, maka nilai produk sebesar Rp. 3.241.559,00/kw. Nilai produksi ini dialokasikan untuk bahan baku kulit sapi sebesar Rp. 2.960.000,00 dan input lainnya sebesar Rp. 19.528,48. Besarnya nilai tambah yang dihasilkan oleh agroindustri krecek rambak dari pengolahan 1 kw kulit sapi menjadi krecek rambak dalam satu bulan proses produksi adalah sebasar Rp. 262.031,00 atau 8% dari nilai produksi. Pendapatan tenaga kerja dari setiap 1 kw kulit sapi yang diolah menjadi krecek rambak adalah sebesar Rp. 25.343,38 dengan demikian pangsa tenaga kerja dalam pengolahan krecek rambak ini sangat kecil, yaitu sebesar 10,71%. Keuntungan yang didapat oleh pengusaha krecek rambak adalah sebesar Rp. 236.687,00/kw dengan rasio keuntungan sebesar 89,29%, dari nilai tambah atau sebesar 7,22% dari nilai produk, artinya dari Rp. 1/kw nilai produk akan memberikan keuntungan sebesar 7,22% atau Rp. 0,07/kw. Usaha agroindustri krecek rambak di daerah penelitian dalam satu bulan proses produksi memperoleh rata-rata keuntungan sebesar Rp.2.862.219,00. Ratarata keuntungan ini diperoleh dari jumlah rata-rata penerimaan sebesar Rp. 52.545.000,00, dikurangi dengan jumlah rata-rata total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 49.493.781,00 selama satu bulan proses produksi. Dari kegiatan penelitian tersebut, saran yang diajukan adalah: (1) perlu adanya kerjasama antara produsen dan pemerintah daerah atau lembaga keuangan agar bisa menyediakan dana/pinjaman modal dengan bungah rendah (2) perlu adanya peningkatan teknologi yang digunakan dalam proses produksi agar dapat meningkatkan kualitas krecek rambak. (3) perlu adanya peningkatan kerjasama antara produsen dan Dinas Koperindag atau pemerintah daerah agar bisa memberikan pembinaan dan penyuluhan kepada produsen untuk menumbuhkan motivasi dan penemuan inovasi dalam proses pengembangan agroindustri krecek rambak. (4) bagi para peneliti, dapat melakukan penelitian tentang tenaga kerja dalam skala lebih luas