Pengujian Tingkat Toleransi Plasma Nutfah Tebu (Saccharum officinarum L.) terhadap Cekaman Kekeringan

Evaluasi plasma nutfah untuk toleransi terhadap kekeringan merupakan salah satu kegiatan dalam pengelolaan plasma nutfah yang peranannya sangat penting dalam mendukung program pemuliaan tanaman untuk mendapatkan varietas yang toleran terhadap kekeringan. Penggunaan varietas toleran kekeringan merupakan salah satu upaya meningkatkan produktivitas tanaman untuk mengatasi permasalahan keterbatasan kondisi alam. Kurang lebih 70% dari total produksi gula dunia dihasilkan dari tanaman tebu. Kehilangan hasil pada tanaman tebu akibat cekaman kekeringan secara kuantitatif dapat mencapai 40% dari potensi produksinya apabila terjadi pada fase kritis tanaman yaitu fase pertumbuhan vegetatif tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan klon tebu yang toleran terhadap cekaman kekeringan. Hipotesis yang diajukan adalah diantara plasma nutfah tebu yang dievaluasi terdapat beberapa klon yang toleran terhadap cekaman kekeringan. Manfaat dari penelitian ini adalah dengan tersedianya informasi genetik mengenai toleransi plasma nutfah tanaman tebu terhadap cekaman kekeringan diharapkan dapat memberi manfaat bagi tersedianya klon yang toleran terhadap cekaman kekeringan. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan (KP) Pasuruan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI). Pelaksanaan penelitian ini pada bulan Juni sampai Oktober 2007. Alat yang digunakan adalah seperangkat alat budidaya tebu, penggaris/meteran, jangka sorong, kaca preparat, mikroskop binokuler, hand counter, oven, timbangan top loading, gunting, Leaf Area Meter, bor, ring sample. Bahan yang digunakan adalah 20 klon tebu seri PS yang diambil dari koleksi plasma nutfah hasil rakitan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI), yaitu PS 77-222, PS 77-444, PS 78-342, PS 78-383, PS 78-392, PS 78-439, PS 78-445, PS 78-486, PS 78-540, PS 78-594, PS 78-643, PS 78-666, PS 78-947, PS 78-1022, PS 78-1535, PS 78-1568, PS 78-1837, PS 78-2127, PS 78-2128, dan PS 78-2166 sebagai klon yang diuji, kertas label, pupuk SP-36, pupuk ZA, pupuk KCl, polibag diameter 10 cm, kutex, selotip, dan kantong kertas semen. Percobaan disusun menggunakan Rancangan Tersarang ( Nested Design ) dengan 3 ulangan. Sebagai grup adalah: (1) kondisi pemberian air (pemberian air dengan interval 10 hari sampai tanaman berumur 5 bulan setelah tanam) dan; (2) kondisi cekaman kekeringan (pemberian air dengan interval 10 hari sampai tanaman berumur 2 bulan setelah tanam dilanjutkan tanpa pemberian air sampai tanaman berumur 5 bulan setelah tanam). Setiap grup terdiri dari 20 sub grup klon tebu. Setiap klon terdapat dalam satu juring, dengan jumlah tanaman dalam satu juring sebanyak 8 tanaman, dengan 3 tanaman sebagai sampel. Jumlah total tanaman adalah 960 tanaman. Pelaksanaan penelitian meliputi pembibitan, pengolahan lahan, pemilihan bahan tanam, penanaman, pemupukan, dan pemeliharaan. Pengamatan dilakukan pada tanaman sampel pada saat tanaman berumur 5 bulan. Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman; diameter batang; jumlah batang dalam satu rumpun; jumlah stomata membuka; jumlah stomata menutup; luas daun; bobot basah dan bobot kering akar, batang dan daun dalam satu rumpun; biomassa tanaman; rasio akar-tunas dan kandungan air tanah. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam Rancangan Tersarang ( Nested Design ) pada taraf nyata 5%. Berdasarkan analisis ragam apabila berbeda nyata dilakukan uji beda jarak nyata Duncan taraf 5%. Penilaian toleransi klon tebu terhadap cekaman kekeringan dilakukan berdasarkan nilai Indek Cekaman (IC). Klon PS 78-392, PS 78-439 dan PS 78-540 tergolong klon dengan toleransi tinggi. Klon PS 78-540 mempunyai toleransi yang tinggi terhadap cekaman kekeringan dan mempunyai nilai observasi yang tinggi pada kondisi pemberian air maupun cekaman kekeringan