Potensi Antagonisme Streptomyces Terhadap Sclerotium rolfsii Saac. Penyebab Penyakit Rebah Semai Pada Tanaman Kedelai

Sclerotium rolfsii Sacc. merupakan masalah yang serius pada tanaman kedelai. Serangan penyakit ini sering ditemukan pada kedelai baik di lahan kering, tadah hujan maupun lahan pasang surut dengan intensitas serangan sebesar 5-55%. Salah satu cara pengendalian yang dapat digunakan dalam menekan pertumbuhan S. rolfsii adalah dengan pemanfaatan Streptomyces sebagai musuh alaminya yang dapat memproduksi antibiotik tinggi. Pengendalian patogen tanaman dengan menggunakan jasad saproba antagonis memberikan harapan yang baik untuk dikembangkan. Berdasarkan atas alasan tersebut, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mendapatkan Streptomyces yang mempunyai potensi antagonisme tinggi bagi S. rolfsii penyebab penyakit rebah semai pada tanaman kedelai dan mengetahui daya antagonisme Streptomyces sebagai penghambat perkembangan S. rolfsii penyebab penyakit rebah semai pada tanaman kedelai. Untuk mengetahui potensi antagonisme Streptomyces dilakukan Uji Antagonisme enam isolat Streptomyces di laboratorium Mikologi, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang pada bulan Agustus-Desember 2007. Metode yang digunakan yaitu pengujian dengan cara oposisi langsung, pengujian antibiotik dengan metode agar cakram kertas dan pengujian Streptomyces pada Cellophane. Ketiga metode yang digunakan tersebut bertujuan untuk membandingkan daya antagonisme Streptomyces terhadap S. rolfsii . Untuk mengetahui kemampuan tumbuh Streptomyces digunakan uji pengaruh suhu (thermal death point) dan pH tanah. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa Streptomyces mampu menghambat pertumbuhan S. rolfsii penyebab penyakit rebah semai pada tanaman kedelai dalam ketiga metode uji yang digunakan. Pada Uji Cellophane diameter koloni S. rolfsii terkecil terdapat pada perlakuan dengan Streptomyces isolat Wajak yaitu 28,31 mm, sedang pada isolat Pare 1, Pare 2, Pare 3, Pare 4 dan Cangar diameter koloni S. rolfsii berturut-turut sebesar 61,06 mm; 54,56 mm; 38,25 mm; 31,31 mm dan 38,50 mm. Pada isolat Streptomyces Wajak dan isolat Pare 4 secara statistik diameter koloni S. rolfsii tidak mengalami perbedaan sehingga kedua isolat tersebut mempunyai daya antagonis tinggi. Pada uji oposisi langsung, daya hambat terhadap pertumbuhan S. rolfsii yang terbesar terdapat pada perlakuan dengan isolat Streptomyces Pare 3 yaitu sebesar 60,00%, untuk isolat Pare 1, Pare 2, Pare 4, Wajak dan Cangar hambatan yang ditimbulkan terhadap pertumbuhan S. rolfsii sebesar 58,26%; 53,04%; 49,57%; 29,47% dan 17,41%. Pada uji antibiotik isolat Streptomyces dengan agar cakram kertas hanya didapatkan perbedaan ketebalan koloni S. rolfsii . Pada pengujian dengan Streptomyces isolat Wajak permukaan koloni S. rolfsii terlihat rata dan tipis. Sedang pada pengujian dengan isolat Streptomyces yang lainnya yaitu isolat Pare 1, Pare 2, Pare 3, Pare 4 dan Cangar, permukaan koloni S. rolfsii terlihat bergelombang dan tebal. Pada uji pengaruh suhu dapat diketahui jumlah koloni Streptomyces semakin menurun seiring dengan naiknya suhu. Sampai pada suhu 65 ºC jumlah koloni Streptomyces yang tumbuh adalah 36 koloni per gram tanah. Sedangkan pada suhu 35, 45 dan 55 ºC, masing-masing jumlah koloni Streptomyces yang tumbuh adalah 144, 116, dan 96 koloni per gram tanah. Pada uji pengaruh pH tanah didapatkan jumlah koloni Streptomyces yang tidak jauh berbeda. Pada pH 5,9; 7 dan 7,9 masing-masing jumlah koloni Streptomyces yang tumbuh adalah 71, 94 dan 75 koloni per gram tanah