Respon tanaman padi gogo (Oryza sativa L.) terhadap aplikasi 2 jenis kompos gulma air dan pemupukan nitrogen

Rendahnya produktivitas padi di Indonesia selama ini merupakan suatu dampak dari menyusutnya luasan areal panen yang disebabkan telah beralih fungsinya lahan basah yang potensial untuk usaha pertanian menjadi lahan non pertanian, disamping kendala alam yang terjadi selama ini. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi terjadinya kerawanan pangan yang disebabkan oleh tidak cukupnya tingkat persediaan beras yang ada dengan tingkat permintaan atau kebutuhan penduduk, maka diperlukan langkah kongrit yang mengarah pada upaya peningkatan produksi, baik secara intensifikasi maupun ekstensifikasi. Upaya intensifsikasi ditujukan pada upaya perbaikan terhadap pengelolaan tanaman, khususnya terhadap tingkat penyediaan hara bagi tanaman yang dapat didekati melalui pengaplikasian pupuk N dan bahan organik pada tanaman. Azolla pinata dan Kayu Apu (Pistia stratiotes) merupakan tumbuhan air yang sering disebut sebagai gulma air dan merupakan sumber Nitrogen yang cukup potensial. Pendekatan ekstensifikasi diarahkan pada pengembangan pemanfaatan lahan kering menjadi lahan yang potensial bagi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk, mempelajari pengaruh aplikasi N dan 2 jenis kompos gulma air pada pertumbuhan dan hasil tanaman padi gogo. Hipotesis yang diajukan ialah, tanaman yang dipupuk N dengan dosis 90 kg/ha yang diikuti dengan aplikasi kompos gulma air dari jenis Azolla akan menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi gogo yang terbaik. Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Januari 2007 hingga bulan Mei 2007 di kebun percobaan Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, dengan ketinggian tempat 303 m dpl, jenis tanah Alfisol dominasi lempung liat dengan. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terpisah (Split Plot Design) dengan 3 kali ulangan, petak utama adalah perlakuan jenis kompos gulma air K1= Kompos Azolla; K2= Kmpos Kayu Apu. Anak petak (D) adalah perlakuan pupuk N yang terdiri dari 3 level, D1= 60 kg N. ha-1; D2= 90 kg N. ha-1; D3= 120 kg N. ha-1. Pengamatan secara destruktif dengan mengambil 2 tanaman contoh pada saat tanaman berumur 30, 45, 60, 75, 90, 105 hst dan saat panen, yang meliputi komponen pertumbuhan dan hasil. Parameter pengamatan komponen pertumbuhan: Jumlah daun, luas daun, jumlah anakan per rumpun, jumlah anakan produktif, bobot kering total tanaman per rumpun; Komponen hasil meliputi : jumlah malai per rumpun, bobot malai per rumpun, bobot gabah segar per rumpun, bobot gabah kering panen per rumpun, bobot gabah kering panen isi per rumpun, bobot gabah kering panen isi per hektar, bobot 1000 biji; Pengamatan analisis pertumbuhan tanaman meliputi : CGR dan Indeks panen dan data penunjang pengamatan meliputi analisa fisika dan kimia tanah serta bahan organik